Jual Saham Treasury MD Pictures Untung Besar, Dulu Beli Saham FILM di Harga Segini

Kamis, 04 November 2021 | 09:01 WIB
Jual Saham Treasury MD Pictures Untung Besar, Dulu Beli Saham FILM di Harga Segini
[ILUSTRASI. Film Makmum yang dirilis PT MD Pictures Tbk pada 2019 silam. MD Pictures akan menjual seluruh saham treasury yang dimilikinya, yakni sebanyak 146.920.400 saham. DOK/FILM]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MD Pictures Tbk (FILM) berencana menjual seluruh saham treasury yang dimilikinya. Penjualan saham FILM hasil buyback, itu akan dilakukan mulai 17 November 2021.

Manajemen MD Pictures telah menunjuk Samuel Sekuritas Indonesia untuk mengeksekusi penjualan saham treasury FILM lewat perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut manajemen MD Pictures dalam keterangannya (3/11), penjualan saham treasury FILM akan dilakukan secara bertahap sampai habis terjual seluruhnya.

Saat ini MD Pictures mengantongi saham treasury sebanyak 146.920.400 saham. Saham tresuri tersebut merupakan hasil buyback yang digelar pada 18 Maret 2020 hingga 17 Juni 2020.

Baca Juga: Aksi Perusahaan Tambang RI Melebarkan Sayap ke Negeri Kanguru

Pada saat itu, manajemen MD Pictures menganggarkan dana maksimal Rp 40 miliar, dan membatasi harga buyback maksimal Rp 210 per saham. 

Namun realisasinya jauh di bawah batas maksimal tersebut. Untuk menebus 146.920.400 saham FILM, MD Pictures hanya menggelontorkan dana sekitar Rp 24,44 miliar. Dus, harga belinya hanya sekitar Rp 166,41 per saham.

Walhasil, PT MD Pictures Tbk berpeluang meraup untung besar dari penjualan saham treasury FILM. Pasalnya, saat ini harga saham FILM sudah bermain di atas Rp 400 per saham.

 

 

Pada penutupan perdagangan kemarin (3/11) saham FILM ditutup di Rp 468 per saham.

Jika harga ini dijadikan patokan, maka dari penjualan saham FILM, PT MD Pictures Tbk berpeluang meraup untung sekitar Rp 301,59 per saham, atau total sekitar Rp 44,31 miliar.

Selanjutnya: TBIG Rajin Berutang, Analis Tetap Menilai Prospeknya Menarik

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara
| Jumat, 15 November 2024 | 15:15 WIB

Kongsi IBC, Antam dan CATL Atur Skema Pendanaan Sindikasi Luar Negeri dan Himbara

Nilai investasi ekosistem baterai EV di proyek patungan IBC, Antam dan anak usaha CATL mencapai kurang lebih US$ 6 miliar.

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS
| Jumat, 15 November 2024 | 14:30 WIB

Aral Melintang Gerus Komposisi China di Smelter Nikel Indonesia Demi Tembus Pasar AS

Meski mendapat halangan dari Amerika Serikat, China dan Indonesia akan tetap mendominasi pasokan nikel dunia.

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

INDEKS BERITA

Terpopuler