Jumlah Nasabah Aktif di Bank Digital Tak Atraktif

Rabu, 14 Agustus 2024 | 05:30 WIB
Jumlah Nasabah Aktif di Bank Digital Tak Atraktif
[ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Mandiri?di Jakarta, Jumat (26/7/2024). Perbankan wajib terus memperkuat sistem keamanan pada sektor teknologi informasi alias IT di tengah perkembangan digitalisasi. Apalagi, transaksi perbankan saat ini sudah didominasi transaksi digital yang terus bertumbuh. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat bank digital terus memacu pertumbuhan nasabah yang dimiliki, ternyata jumlah nasabah aktifnya tak seberapa. Tampaknya ini merupakan imbas dari banyaknya jumlah bank digital.

Berdasarkan penelusuran KONTAN, beberapa bank digital ternyata hanya memiliki nasabah aktif sekitar 20%-25% dari total nasabah. Ambil contoh, Jenius yang merupakan bank digital milik PT Bank BTPN Tbk, mencatat nasabah aktif hanya 25% dari total nasabah. Nasabah aktif yang dimaksud dalam hal ini adalah mereka yang bertransaksi selama 30 hari terakhir.

Hingga Juni 2024, Jenius mencatat total penggunanya 5,8 juta nasabah, naik 21% secara tahunan dari sebelumnya 4,8 juta nasabah di tahun lalu. "Jumlah nasabah aktif Jenius tumbuh positif dan meningkat 15%-20% secara rata-rata setiap tahun," ujar Wakil Direktur Utama Bank BTPN Darmadi Sutanto, kemarin. 

Baca Juga: Wall Street Menguat Usai Harga Produsen AS Lebih Rendah, Saham Starbucks Melonjak

Darmadi menyadari loyalitas nasabah menjadi tantangan bagi bisnis perbankan digital saat ini. Ia bilang, fenomena yang terjadi saat ini adalah banyak nasabah dari anak muda yang mudah sekali berpindah dari satu bank ke bank lainnya. Alasannya, ada ketertarikan promo dan bunga yang menarik dari bank-bank digital saat launching.

Inovasi baru

Apalagi membuka rekening di bank digital jauh lebih mudah. Berbeda dibandingkan dengan era bank konvensional yang harus datang ke cabang saat buka rekening. "Dulu orang mikirnya cari bank itu perlu memastikan bank tersebut tetap ada di masa depan, kalau bagi anak muda tampaknya itu tak berlaku," kata Darmadi. Menurut dia, manajemen harus terus mengeluarkan inovasi baru. Harapannya, nasabah tidak pindah ke bank lain.

Direktur Keuangan PT Bank Raya Indonesia Tbk Rustati Suri Pertiwi juga bilang jika jumlah nasabah aktif yang dimiliki Bank Raya saat ini hanya 25% dari total nasabah. Total nasabah aktif milik Bank Raya per Juni 2024 sebanyak 850.000 nasabah.

"Tapi persentase ini terus meningkat seiring dengan fitur layanan yang makin beragam," ujar wanita yang akrab disapa Tiwi ini. Sampai saat ini, ia masih belum melihat dampak beban dari minimnya jumlah nasabah aktif. 

Baca Juga: Bank DKI Kembali Salurkan Kartu Bantuan Sosial Bagi Warga Jakarta

"Secara periodik, Bank Raya akan terus mengevaluasi portofolio nasabah yang tidak aktif ini untuk memitigasi potensi risiko dan mengevaluasi potensi efisiensi," ujar Tiwi.
PT Allo Bank Indonesia Tbk juga hanya memiliki 2 juta nasabah aktif dari total nasabah 10 juta. Artinya, hanya 20% dari total nasabah aktif bertransaksi.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo bilang, kondisi ini mempengaruhi transaksi. Meski begitu total transaksi masih meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir. Transaksi banyak untuk QRIS, transfer dan top-up. "Bagi bank dengan layanan digital, cost per customer menjadi sangat rendah,” ujar dia

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Amerika Serikat Terancam Resesi, Eropa dan China Hadapi Krisis Properti
| Jumat, 14 Maret 2025 | 14:07 WIB

Amerika Serikat Terancam Resesi, Eropa dan China Hadapi Krisis Properti

Federal Reserve Bank of Atlanta memproyeksi resesi melalui proyeksi penurunan PDB kuartal I 2025 sebanyak 2,4%.

Efek Perang Dagang Berimbas pada Kenaikan Permintaan Lahan Kawasan Industri di 2025
| Jumat, 14 Maret 2025 | 13:50 WIB

Efek Perang Dagang Berimbas pada Kenaikan Permintaan Lahan Kawasan Industri di 2025

Kontribusi tenant asal China sangat signifikan terhadap total penjualan lahan di KIT Batang dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan.

Harga Minyak Mentah Indonesia Menyusut
| Jumat, 14 Maret 2025 | 06:59 WIB

Harga Minyak Mentah Indonesia Menyusut

Penurunan Indonesian Crude Price (ICP) selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional,

Pertamina akan Kelola Kilang Minyak Jumbo
| Jumat, 14 Maret 2025 | 06:54 WIB

Pertamina akan Kelola Kilang Minyak Jumbo

Pemerintah berencana membangun kilang minyak dengan kapasitas total 1 juta barel per hari (bph) di beberapa lokasi di Indonesia.

 Mind ID Cetak Omzet Rp 145 Triliun
| Jumat, 14 Maret 2025 | 06:41 WIB

Mind ID Cetak Omzet Rp 145 Triliun

Mind ID mencatatkan kinerja positif selama empat tahun terakhir dan terus menggelar ekspansi usaha di sepanjang tahun ini

Penguatan Rupiah Diproyeksi Masih Akan Tertahan pada Jumat (14/3)
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:20 WIB

Penguatan Rupiah Diproyeksi Masih Akan Tertahan pada Jumat (14/3)

Rupiah berpotensi terapresiasi lebih tinggi jika saja realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih baik.

Pemerintah Perlu Tahan Penerbitan SBN
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:17 WIB

Pemerintah Perlu Tahan Penerbitan SBN

Realisasi pembiayaan utang atau penarikan utang baru mencapai Rp 224,3 triliun selama periode Januari-Februari 2025

Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Masih Moncer
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:14 WIB

Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Masih Moncer

Berdasar data Infovesta Utama, per 12 Maret 2025, reksadana pendapatan tetap paling unggul dengan return 1,56% secara year-to-date (ytd).

Kelesuan Residensial Jadi Tantangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:10 WIB

Kelesuan Residensial Jadi Tantangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menghadapi tantangan dari likuiditas bank serta daya beli yang masih lesu

Injury Time Lepas dari Perangkap Ekonomi 5%
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:07 WIB

Injury Time Lepas dari Perangkap Ekonomi 5%

Perlu tingkatkan efisiensi investasi bila ingin target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029 tercapai

INDEKS BERITA

Terpopuler