Kalbe Farma (KLBF) Dibayangi Risiko Pelemahan Rupiah

Jumat, 17 Juni 2022 | 04:20 WIB
Kalbe Farma (KLBF) Dibayangi Risiko Pelemahan Rupiah
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) harus bersiap menghadapi kenaikan harga bahan baku. Maklum, emiten farmasi ini banyak mengandalkan bahan baku impor. 

Alhasil, KLBF akan dihadapkan pada posisi sulit ketika kurs rupiah cenderung melemah seperti saat ini. Pelemahan rupiah membuat KLBF harus membayar lebih mahal untuk bahan baku impor. 

Menurut analis Kanaka Hita Solvera Andika Cipta Labora, ini memicu kenaikan harga pokok penjualan (HPP) yang berpotensi menurunkan margin laba. "Kinerja KLBF pada sisa tahun ini bakal stagnan karena kenaikan harga bahan baku," kata dia, Kamis (16/6). 

Baca Juga: Hadapi Kenaikan Bahan Baku, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Kalbe Farma (KLBF)

Pada kuartal I-2022, KLBF mencetak pendapatan Rp 7 triliun atau naik 16,6% secara tahunan. Sementara laba bersih tercatat Rp 835 miliar, naik 16,5% secara tahunan.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya juga mengatakan, penguatan dollar AS akan membuat bahan baku yang diimpor semakin mahal. Ini akan menggerus laba KLBF pada tahun ini. 

Cheryl menilai, KLBF perlu melakukan efisiensi dan mengelola harga, agar memperkecil risiko. Dia menambahkan, upaya KLBF mengembangkan produk berbahan baku herbal bisa jadi katalis positif.  Biaya produksi obat dengan bahan baku herbal tak terpengaruh nilai tukar, karena dari dalam negeri. 

Analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda dalam riset pada 14 Juni menuliskan, upaya KLBF menaikkan harga beberapa produk pharmaceutical, nutrusional, dan kesehatan 3%-5% berdampak minim. Karena itu, KLBF perlu melakukan efisiensi. 

Strategi ini telah dilakukan KLBF dan menunjukkan kinerja baik di kuartal I. "Dengan efisiensi dan kenaikan harga jual, kami melihat margin tahun ini dapat terjaga. Proyeksi kami, laba bersih KLBF tahun ini bisa meningkat 15%," tulis Stevanus. 

Baca Juga: Dihadapkan Pada Kenaikan Harga Hahan Baku, Intip Rekomendasi Saham KLBF Berikut Ini

Stevanus melihat, pulihnya permintaan produk pharmaceutical di rumahsakit, seiring meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan, juga akan jadi sentimen positif. 

Rencana buyback

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian dalam risetnya menulis, tahun ini KLBF bisa membukukan pendapatan hingga Rp 29,43 triliun, naik 12,07% dari realisasi 2021. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp 3,55 triliun, naik 11,64% dari tahun lalu. 

Dalam jangka pendek, Andika menilai, rencana buyback yang dilakukan KLBF bisa menjadi katalis positif dan menaikkan harga saham. Sementara secara jangka panjang, KLBF diuntungkan kerjasama anak usahanya, Kalbe International Pte. Ltd., dengan perusahaan Filipina Ecossential Food Corp. 

Keduanya sepakat membentuk perusahaan JV Kalbe Ecossential International Inc yang nantinya fokus pada pemasaran produk Kalbe non-obat resep untuk pasar Filipina. "Ini dapat meningkatkan pendapatan KLBF jangka panjang," imbuh Andika.

Stevanus merekomendasikan beli KLBF dengan target Rp 2.100. Sementara Cheryl memberi rekomendasi hold dengan target harga Rp 1.700 per saham. Robert merekomendasikan beli dengan target Rp 1.990 per saham.        

Baca Juga: Mitra Keluarga (MIKA) dan Kalbe Farma (KLBF) Buyback Saham, Berikut Rekomendasinya

Bagikan

Berita Terbaru

Garuda Indonesia (GIAA) Disuntik Modal Rp 23,67 Triliun
| Jumat, 14 November 2025 | 07:35 WIB

Garuda Indonesia (GIAA) Disuntik Modal Rp 23,67 Triliun

Langkah strategis ini merupakan bagian dari rangkaian upaya penyehatan dan transformasi kinerja keuangan Garuda Indonesia Group.

IPO Sektor Keuangan Bisa Bawa Sentimen Positif
| Jumat, 14 November 2025 | 07:25 WIB

IPO Sektor Keuangan Bisa Bawa Sentimen Positif

Rencana sejumlah perusahaan sektor keuangan menggelar initial public offering (IPO) bisa membawa angin segar bagi saham sektor keuangan​

 Pasar Keuangan Tak Dalam, Penyebab Duit Orang Tajir Parkir di Luar Negeri
| Jumat, 14 November 2025 | 07:21 WIB

Pasar Keuangan Tak Dalam, Penyebab Duit Orang Tajir Parkir di Luar Negeri

Fenomena warga kaya Indonesia menempatkan dananya di luar negeri tinggi. Kondisi ini pula yang mendorong Himbara mengerek bunga deposito ​USD

Pemerintah Bidik Mobil Nasional Berproduksi 2027
| Jumat, 14 November 2025 | 07:20 WIB

Pemerintah Bidik Mobil Nasional Berproduksi 2027

Kemenperin telah menggelar pertemuan dengan Pindad untuk membahas secara komprehensif mengenai eksekusi program mobil nasional.

Uji Jalan Program B50 Dimulai Bulan Depan
| Jumat, 14 November 2025 | 07:00 WIB

Uji Jalan Program B50 Dimulai Bulan Depan

Rencananya uji jalan program B50 ini akan dimulai pada 3 Desember 2025 secara serentak di enam sektor industri.

Daya Beli Masyarakat Masih Lesu, MIDI Memangkas Target Ekspansi Gerai
| Jumat, 14 November 2025 | 06:57 WIB

Daya Beli Masyarakat Masih Lesu, MIDI Memangkas Target Ekspansi Gerai

MIDI melakukan revisi seiring masih lemahnya daya beli masyarakat di Tanah Air, khususnya di wilayah Jawa.

Lagi, Indikasi Ekonomi Tidak Baik-Baik Saja, Kinerja Emiten Kawasan Industri Layu
| Jumat, 14 November 2025 | 06:48 WIB

Lagi, Indikasi Ekonomi Tidak Baik-Baik Saja, Kinerja Emiten Kawasan Industri Layu

Lemahnya kinerja emiten kawasan industri hingga akhir kuartal III-2025 lantaran loyonya penanaman modal asing (PMA) sembilan bulan tahun ini.

IHSG Masih Rawan Koreksi di Akhir Pekan Ini
| Jumat, 14 November 2025 | 06:44 WIB

IHSG Masih Rawan Koreksi di Akhir Pekan Ini

IHSG masih rawan melanjutkan koreksi pada perdagangan Jumat (14/11), dengan support 8.353 dan resistance 8.384

Deretan Emiten Growth Stock Merajai Bursa
| Jumat, 14 November 2025 | 06:39 WIB

Deretan Emiten Growth Stock Merajai Bursa

Sejumlah saham dengan historis fundamental solid tergusur dari liga market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia 

Emiten Bersiap Tarik Pinjaman Bank di Tahun 2026, Ikhtiar Agar Bisnis Berbiak
| Jumat, 14 November 2025 | 06:36 WIB

Emiten Bersiap Tarik Pinjaman Bank di Tahun 2026, Ikhtiar Agar Bisnis Berbiak

Jika dana pinjaman bank dimanfaatkan dengan baik, bisa mempertebal margin perusahaan, sehingga laba per saham ikut naik.

INDEKS BERITA

Terpopuler