Kebijakan Kenaikan Suku Bunga The Fed, Bikin Kering Likuiditas Valas Perbankan RI

Senin, 03 Juli 2023 | 04:25 WIB
Kebijakan Kenaikan Suku Bunga The Fed, Bikin Kering Likuiditas Valas Perbankan RI
[]
Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Syamsul Azhar

Suku bunga The Fed naik menguras likuiditas valas - Kenaikan suku bunga kebijakan oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed, menjadi biang kerok mengetatnya likuiditas di pasar keuangan global termasuk di Indonesia.

Bank Indonesia menyebut likuiditas valuta asing (Valas) di perbankan dalam negeri terpantau mengetat pada kuartal kedua tahun 2023. 

Bank Indonesia dalam laporannya mencatat pertumbuhan likuiditas valas melambat pada bulan Mei 2023, menjadi 17,3% secara year on year 

Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi sebelumnya yakni bulan April yang masih tumbuh 20,3%  

Pengamat perbankan yang juga Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LLPI) Trioksa Siahaan sepakat bahwa tren likuiditas valas hingga akhir kuartal kedua masih mengetat. 

"Hal ini karena bunga The Fed masih tinggi dan diikuti oleh bank-bank di Eropa," kata Trioksa Siahaan kepada Kontan, Minggu (2/7).

Di sisi lain, sejatinya penyaluran kredit valas juga melambat, sementara fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih cenderung stabil. Meskipun demikian secara keseluruhan menilai likuiditas perbankan saat ini masih tergolong longgar. 

Hal ini karena permintaan kredit yang melambat sementara pertumbuhan himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih tergolong baik.

"Bank menghimpun dana valas umumnya dari devisa kegiatan ekspor para nasabahnya, serta adanya penempatan valas dari bank atau institusi keuangan lainnya ke bank," kata Trioksa.

Menjaga likuiditas

Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA berharap likuiditas valasnya akan tetap terjaga dalam posisi memadai sejalan dengan transaksi valas yang bertumbuh.  

Meski belum bisa menyampaikan berapa besar himpunan valas di kuartal kedua, BCA menyampaikan likuiditas valasnya masih berada dalam posisi yang memadai pada kuartal I-2023.

Baca Juga: Menimbang Investasi di Deposito, Reksadana, dan Obligasi, Mana yang Menarik?

Per Maret 2023, BCA mencatat DPK valas sebesar Rp 75,6 triliun, jumlah ini relatif flat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan transaksi valas yang paling banyak dilakukan di BCA adalah transaksi yang berhubungan dengan ekspor dan impor, juga remitansi. 

"Sejak kuartal III 2022, BCA telah menaikkan bunga deposito valas secara bertahap. Saat ini bunga deposito valas US$ berkisar 1,25%-2,25%. Ke depan, BCA berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang," kata Hera. 

BCA juga berupaya tetap menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko. 

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau Bank BRI menyampaikan tren likuiditas valasnya yang masih terjaga dengan baik. 

Hal ini didorong oleh transaksi volume remitansi yang meningkat 22% secara year on year. Sumber transaksi terbesar berasal dari negara-negara yang memiliki hubungan bisnis yang kuat dengan Indonesia. 

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan, BRI juga mencatat pertumbuhan kredit valas per April 2023 yang cukup tinggi, yakni mencapai 30,03% (YoY), seiring dengan kenaikan simpanan valas sebesar 38,57% (YoY). Saat ini deposito valas, BRI menawarkan suku bunga  di kisaran 0,75% hingga 2%. 

Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk atau Bank Mandiri juga tetap berupaya menjaga dan mengelola likuiditas valas dengan optimal. Hal ini terlihat dari DPK Valas yang tumbuh secara year on year dan rasio-rasio likuiditas yang dapat terjaga sesuai dengan ketentuan.

Baca Juga: Devisa Hasil Ekspor Bisa Dongkrak Likuiditas Valas

"Penyaluran kredit valas Bank Mandiri masih tetap berjalan seiring dengan demand kredit Valas dan kebutuhan ekspansi bisnis. Per Mar-23, kredit Valas Bank Mandiri tumbuh positif sbs 17% (YoY) dan DPK valas tumbuh positif 32% (YoY)," kata Rudi As Aturridha, Corporate Secretary Bank Mandiri kepada Kontan beberapa waktu lalu.

Ke depannya Bank Mandiri akan terus mengkaji serta memonitor kecukupan likuiditas hingga melakukan pengelolaan secara optimal, dengan mempertimbangkan proyeksi penyaluran Kredit Valas yang akan meningkat seiring dengan kondisi bisnis dan perekonomian yang mulai bergerak.

"Dalam kebutuhan likuiditas Valas, Bank Mandiri memiliki berbagai alternatif untuk melakukan pendanaan baik melalui intensifikasi strategi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), maupun pendanaan non-DPK (wholesale funding) melalui transaksi yang sifatnya bilateral dan penerbitan obligasi," kata Rudi.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

Penjualan Ciputra (CTRA) Bisa Terpacu Tren Bunga Layu
| Kamis, 18 September 2025 | 06:58 WIB

Penjualan Ciputra (CTRA) Bisa Terpacu Tren Bunga Layu

CTRA berada di posisi yang tepat untuk mempertahankan pertumbuhan, margin, dan mendorong nilai jangka panjang

Permintaan Tumbuh, BSDE Rajin Merilis Ruko Baru
| Kamis, 18 September 2025 | 06:57 WIB

Permintaan Tumbuh, BSDE Rajin Merilis Ruko Baru

BSDE mengantongi marketing sales ruko Rp 1,26 triliun atau berkontribusi sekitar 25% dari total pra-penjualan di semester I-2025

Suku Bunga The Fed Turun, Pelemahan Indeks Dolar AS Masih Bisa Berlanjut
| Kamis, 18 September 2025 | 06:55 WIB

Suku Bunga The Fed Turun, Pelemahan Indeks Dolar AS Masih Bisa Berlanjut

Penurunan suku bunga Federal Reserve biasanya turut menyebabkan dolar AS melemah dalam jangka pendek

Izin Ekspor Freeport Tak Diperpanjang
| Kamis, 18 September 2025 | 06:52 WIB

Izin Ekspor Freeport Tak Diperpanjang

Ekspor konsentrat tembaga telah dilarang sejak 1 Januari 2025 berdasarkan Permendag Nomor 22 Tahun 2023 junto Permendag Nomor 20 Tahun 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler