KEIN Menyarankan Presiden Jokowi Pilih Tim Ekonomi Baru di Kabinet Mendatang

Selasa, 28 Mei 2019 | 06:30 WIB
KEIN Menyarankan Presiden Jokowi Pilih Tim Ekonomi Baru di Kabinet Mendatang
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) merekomendasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang muka-muka baru di tim ekonomi periode lima tahun mendatang untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 7%. Di lima tahun pertama kepemimpinan Presiden Jokowi, pertumbuhan ekonomi negeri ini bergerak di kisaran 5%.

Merujuk ke hasil kajiannya, KEIN menyatakan, selama lima tahun terakhir target pertumbuhan ekonomi tak tercapai lantaran pemerintah salah menjalankan strategi. KEIN melihat perekonomian Indonesia bersandar pada konsumsi rumah tangga. "Padahal, sejak 2001, pertumbuhan konsumsi rumah tangga melandai dan selalu berada di bawah 6%," tutur Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta dalam Media Gathering KEIN, Senin (27/5).

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi hingga 7%, KEIN menyarankan, pemerintah mengubah strategi menjadi mendorong pertumbuhan ekspor dan investasi. Terutama upaya pemerintah mendorong ekspor dan investasi di industri manufaktur.

Ketua Kelompok Kerja Industri Pertanian dan Kehutanan KEIN Benny Pasaribu menambahkan, investasi dan ekspor sejatinya bisa ditingkatkan kalau pemerintah fokus pada sektor-sektor unggulan Indonesia, yaitu sektor sumber daya alam dan ekonomi kreatif. "KEIN menelusuri empat sektor unggulan tersebut adalah sektor agrikultur, maritim, ekonomi kreatif, dan pariwisata," ujar Benny.

Namun, beberapa sektor unggulan itu malah seperti ditinggalkan oleh tim ekonomi. Kontribusi sektor agrikultur (pertanian, kehutanan, dan perikanan) terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2018 hanya 12,81%, turun dari tahun 2017 13,51% dan 2016 13,48%.

Karena itulah Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir meyakini perubahan strategi tersebut hanya bisa tercapai jika Joko Widodo memperbaiki komposisi kabinet untuk lima tahun mendatang. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5% memang stabil. Namun, hal ini belum sesuai dengan potensi dan target Presiden Jokowi di awal pemerintahan yaitu 7%.

"Kabinet ke depan sasarannya berbeda. Presiden harus memilih menteri-menteri yang bisa mencari terobosan. Sejujurnya, pemerintahan sekarang tim ekonominya masih begini-begini saja. Tidak out of the box," tuding Soetrisno.

Ia mencontohkan kebijakan di bidang industri, Soetrisno memandang Menteri Perindustrian harus bisa mendorong produksi dari industri dalam negeri atau made in Indonesia. Selama ini Indonesia masih menjadi pasar bagi produk mancanegara, terutama produk otomotif yang sejatinya bisa didorong produksinya di dalam negeri.

Soetrisno juga mengkritik kinerja Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution yang dia nilai kurang memahami peta perpolitikan. "Dalam mengkoordinasikan antarmenteri juga diperlukan pemahaman politik," papar Soetrisno. Tanpa gebrakan baru ia khawatir Indonesia akan masuk jebakan negara pendapatan menengah atau middle income trap.

Bagikan

Berita Terbaru

Tangkap Peluang Investasi, Dua Perusahaan Adaro Group Lakukan Transaksi Afiliasi
| Kamis, 03 Juli 2025 | 17:45 WIB

Tangkap Peluang Investasi, Dua Perusahaan Adaro Group Lakukan Transaksi Afiliasi

Dua perusahaan di bawah Adaro Group kompak melakukan transaksi afiliasi. Tujuannya sama, yaitu menangkap peluang investasi dan pengembangan usaha.

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:35 WIB

Profit 28,57% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Teriris Tipis (3 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (3 Juli 2025) Rp 1.911.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,57% jika menjual hari ini.

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar
| Kamis, 03 Juli 2025 | 09:11 WIB

ExxonMobil Berkomitmen Investasi US$ 10 Miliar

Invesatsi ExxonMobil senilai US$ 10 miliar ini nantinya akan difokuskan pada rencana pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:57 WIB

Ricky Gantikan Doni Primanto di BI

Terpilihnya Ricky untuk mengisi jabatan Deputi Gubernur BI pasca dilakukannya musyawarah bersama seluruh anggota Komisi XI DPR

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:44 WIB

Dua Anak Usaha Medco Energi (MEDC) Raih Pinjaman Rp 8,1 Triliun

Nilai pinjaman yang akan diterima dua anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) maksimal US$ 500 juta atau setara Rp 8,1 triliun. ​

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:34 WIB

Duh, Shortfall Penerimaan Terjadi di Semua Jenis Pajak

Kementerian Keuangan (Kemkeu) memperkirakan shortfall penerimaan pajak pada tahun ini Rp 112,4 triliun

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:27 WIB

Menadah Dividen Saham-Saham Lapis Dua

Beberapa emiten ini menawarkan dividen dengan imbal hasil atau yield di atas 5%. Namun, investor sebaiknya tetap memperhitungkan likuiditasnya.

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto
| Kamis, 03 Juli 2025 | 08:08 WIB

Ramai Hajatan IPO Pekan Depan, Ada Afiliasi Prajogo, Hermanto Tanoko Hingga Kripto

Investor berhati-hati terhadap saham-saham IPO. Sudah menjadi fenomena tersendiri, saham IPO rawan spekulasi.

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:59 WIB

Investor Asing Terus Net Sell Jumbo, IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Kamis (3/7)

Ketidakpastian pasar yang masih tinggi bagi investor asing. Terlihat dari adanya capital outflow yang terjadi di seluruh perdagangan.

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas
| Kamis, 03 Juli 2025 | 07:49 WIB

Menadah Dividen Saham Lapis Dua, Perhatikan Juga Faktor Likuiditas

Fundamental perusahaan juga sangat layak untuk diperhatikan, agar ketika harganya mengalami penurunan ketika ex-date.

INDEKS BERITA

Terpopuler