Kembangkan Proyek Rumah Subsidi, Dafam (DFAM) Siapkan Belanja Modal Rp 40 Miliar

Rabu, 20 Februari 2019 | 10:16 WIB
Kembangkan Proyek Rumah Subsidi, Dafam (DFAM) Siapkan Belanja Modal Rp 40 Miliar
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) fokus mengembangkan rumah bersubsidi pada tahun ini. Demi mendukung ekspansi itu, perusahaan hotel dan properti ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 40 miliar.

Direktur Utama Dafam Property Billy Dahlan mengemukakan, hingga tahun depan, fokus bisnis mereka lebih ke pengembangan rumah subsidi. "Sebelumnya kami konvensional di segmen menengah ke atas. Sekarang kami masuk ke pasar menengah ke bawah tapi memang bermain di volume," ungkap dia kepada KONTAN, Jumat (15/2) pekan lalu.

Di proyek rumah subsidi ini, Dafam menyiapkan lahan seluas 12 hektare di Madiun, Jawa Timur. Di lokasi tersebut mereka akan membangun sebanyak 800 unit rumah. Dari total unit rumah yang dibangun, Billy bilang, sebanyak 80% merupakan rumah subsidi dan sisanya non-subsidi.

Manajemen Dafam mematok harga senilai Rp 130 juta per unit untuk rumah subsidi. Adapun untuk rumah non-subsidi, kisaran harganya mulai dari Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per unit.

Selain di Jawa Timur, Dafam bakal membangun rumah subsidi di Jawa Tengah dengan mengembangkan lahan seluas 2 ha. Tak cuma itu, Dafam Property masih ingin menambah cadangan lahan di Jawa Tengah.

Di bisnis hotel, emiten dengan kode saham DFAM di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berencana membangun lima hotel baru. Namun hanya sebatas hotel organik. Alasannya, mereka ingin fokus menggarap rumah subsidi hingga tahun depan.

Hanya saja, Billy belum bisa membeberkan rencana pengembangan hotel anyar plus biaya investasinya. Satu hal yang pasti, untuk memuluskan bisnis properti di segmen menengah bawah, Dafam sudah menyediakan belanja modal. "Untuk mendukung proyek yang dijalankan tahun ini, kami menganggarkan belanja modal Rp 40 miliar," sebut Billy.

Lewat sejumlah proyek yang telah disiapkan, Dafam Property mengincar pendapatan Rp 200 miliar di 2019. "Saat ini on hand kami Rp 200 miliar dari hotel dan perumahan," jelas Billy.

Hingga akhir tahun lalu, kontribusi hotel masih mendominasi yakni 70% dari total pendapatan. Dengan mulai menggarap proyek rumah subsidi, maka kontribusi segmen perumahan bisa meningkat menjadi 70%.

Berdasarkan catatan KONTAN, Dafam Property menargetkan pendapatan Rp 120 miliar pada tahun lalu. Hingga akhir September 2018, Dafam mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 13,83% year on year (yoy) menjadi Rp 96,19 miliar. Mayoritas pendapatan DFAM disumbangkan jasa hotel.

 Namun Dafam masih mencatatkan kerugian. Hingga akhir kuartal ketiga tahun lalu, DFAM menderita kerugian bersih periode berjalan sebesar Rp 4,03 miliar, atau menyusut 65% (yoy).

Adapun pemicu rugi bersih ini adalah kenaikan beban penjualan. DFAM mencatatkan peningkatan beban penjualan sebesar 84% yoy menjadi sekitar Rp 3,77 miliar.

Selain itu, beban umum dan administrasi naik 11,61% yoy menjadi Rp 33,81 miliar. Kerugian juga terjadi karena ada penyesuaian proforma pada kinerja DFAM tahun lalu sebesar Rp 12,63 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Merger Goto & Grab: Antara Konsolidasi Ekosistem Digital dan Persaingan Usaha
| Senin, 24 November 2025 | 04:22 WIB

Merger Goto & Grab: Antara Konsolidasi Ekosistem Digital dan Persaingan Usaha

Pemerintah harus memosisikan diri sebagai penyeimbang agar teknologi digital tetap memberikan manfaat kesejahteraan yang merata.

PTPP Bakal Fokus ke Bisnis Inti
| Senin, 24 November 2025 | 04:20 WIB

PTPP Bakal Fokus ke Bisnis Inti

Manajemen PTPP menilai, dana hasil divestasi nantinya dapat digunakan untuk memperkuat kegiatan operasional.

Modal Ventura Ubah Arah Bisnis Akibat Tech Winter Berkepanjangan
| Senin, 24 November 2025 | 04:15 WIB

Modal Ventura Ubah Arah Bisnis Akibat Tech Winter Berkepanjangan

Tech winter menyebabkan pelemahan di sektor teknologi, akhirnya membuat industri modal ventura memiliki perhatian yang berbeda pada startup.

Industri Kaca Kelebihan Pasokan
| Senin, 24 November 2025 | 04:10 WIB

Industri Kaca Kelebihan Pasokan

AKLP menyoroti persoalan harga gas serta kapasitas produksi yang melimpah (over capacity) di tengah pasar lokal yang masih belum bergairah.

Investor Cemas Soal Data AS, Rupiah Berpeluang Melemah
| Senin, 24 November 2025 | 04:00 WIB

Investor Cemas Soal Data AS, Rupiah Berpeluang Melemah

Investor cenderung meragukan akurasi rilis data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang telah ditunda selama satu bulan.

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini
| Minggu, 23 November 2025 | 22:47 WIB

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini

Kendati mayoritas saham yang baru masuk indeks MSCI ini sudah menguat signifkan, masih ada peluang beli saat harga cenderung koreksi.

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo
| Minggu, 23 November 2025 | 21:58 WIB

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo

Rencana perubahan manajemen telah mendapatkan restu dari investor kunci dan berpotensi diumumkan kepada karyawan, secepatnya pada Senin (24/11).

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

INDEKS BERITA

Terpopuler