Kenaikan Beban dan Tertundanya Proyek Bikin Lippo Karawaci Merugi Rp 1,46 Triliun

Jumat, 30 Agustus 2019 | 09:24 WIB
Kenaikan Beban dan Tertundanya Proyek Bikin Lippo Karawaci Merugi Rp 1,46 Triliun
[ILUSTRASI. Kawasan Meikarta]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) masih lesu. Perusahaan properti ini hanya mencetak pendapatan Rp 5,24 triliun di semester I 2019, stagnan jika dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,26 triliun. LPKR juga membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,46 triliun. Padahal, di paruh pertama tahun 2018, perusahaan ini masih meraih laba Rp 485,55 miliar. 

Manajemen LPKR mengatakan, laba kotor perusahaan memang merosot 16,5% dari Rp 2,39 triliun menjadi Rp 2 triliun. Penyebabnya karena laba dari sektor properti anjlok 70,3% menjadi Rp 271 miliar. Marjin laba bruto LPKR pun merosot dari 45% menjadi 38%. 

Baca Juga: IHSG menguat, simak rekomendasi saham dari Profindo Sekuritas untuk hari ini 

Keterlambatan LPKR menyelesaikan proyek-proyek properti dan pembengkakan biaya, serta adanya penalti juga membuat perusahaan harus mencatat rugi usaha sebesar Rp 874,56 miliar. 

Total pendapatan yang dibukukan dari segmen development juga turun 37,7% menjadi Rp 991 miliar. Beruntung, LPKR masih mendapatkan sumbangan kinerja apik dari recurring income yang terdiri dari mall dan rumahsakit.

Bisnis kesehatan yang digawangi anak usaha LPKR, PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) masih tumbuh 18,5% menjadi Rp 3,38 triliun. Siloam memberikan kontribusi hingga 78% total pendapatan berulang LPKR di semester I 2019. Laba bruto dari segmen kesehatan pun naik 26,3% menjadi Rp 1,09 triliun. 

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) Akhirnya Merealisasikan Penjualan Mall Puri 

Di sisi lain, ekspansi rumahsakit membuat beban usaha di bisnis kesehatan turut mendaki 18,5% yoy. Ini karena LPKR membuka tiga rumahsakit baru, yang kini berjumlah total 37 unit per semester I 2019. Beban usaha dari bisnis mal juga naik 12,3%. 

Dengan rincian kinerja tersebut, EBITDA LPKR di paruh pertama tahun ini merosot 39,4% menjadi Rp 534 miliar dari Rp 882 miliar. Margin EBITDA juga turun dari 17% menjadi 10%. 

Manajemen LPKR mengatakan, pada tahun 2018, perusahaan membukukan penjualan tanah Rp 450 miliar. Tanpa adanya pemasukkan tersebut, pendapatan LPKR di semester I 2019 sejatinya masih naik 8,5%. 

Mengelola likuiditas

Manajemen LPKR menargetkan, di tahun selanjutnya perusahaan akan lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan, terutama setelah terjadi perubahan manajemen. 

Tahun ini, LPKR berikhtiar untuk memperkuat neraca keuangannya. Hal ini salah satunya dilakukan dengan pengurangan utang. Di semester pertama 2019, LPKR menambah saldo kas menjadi Rp 4,6 triliun, dibandingkan dengan RP 1,8 triliun di akhir tahun 2018. Lalu, total utang mulai berkurang dari Rp 14,9 triliun di 2018 menjadi Rp 13,5 triliun di semester I 2019. 

Baca Juga: Ada pergantian direksi, ini PER dan PBV saham bank BUMN

Dus, rasio utang bersih terhadap ekuitas mulai membaik jadi 0,3 kali, dibandingkan dengan 0,53 kali di akhir 2018. LPKR juga baru saja menuntaskan rights issue sebesar US$ 787,5 juta Sekitar 20,3% diambil oleh investor baru. Dengan modal itu, LPKR berjanji bakal menuntaskan berbagai proyek yang sedang berjalan, termasuk Meikarta. 

"Kami berharap ada semester kedua 2019, pasar properti akan mulai membaik, yang didorong oleh terpilihnya kembali Presiden serta kebijakan yang kondusif terhadap pasar properti bersamaan dengan pemangkasan suku bunga," ujar John Riyadi, CEO LPKR, Jumat (30/8). 

Di semester pertama ini, marketing sales LPKR telah meningkat 84% year on year (yoy) menjadi Rp 835 miliar. Perusahaan menargetkan marketing sales Rp 2 triliun di tahun ini. Artinya, realisasi marketing sales telah mencapai 42% dari target perusahaan. 

Baca Juga: Bukan Cuma di Batam, Gelombang PHK Guncang Beberapa Sektor Industri di Kawasan Lain 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mengeruk Pajak Sektor Ilegal, Pembenahan Tata Kelola Jadi Tantangan Utama
| Kamis, 15 Mei 2025 | 14:54 WIB

Mengeruk Pajak Sektor Ilegal, Pembenahan Tata Kelola Jadi Tantangan Utama

Beberapa sektor ilegal yang menjadi radar Menteri Keuangan Sri Mulyani antara lain illegal fishing, illegal logging, dan illegal mining.

Cardig Aero Services Berganti Nama dan Alamat Kantor, Begini Kata Manajemen
| Kamis, 15 Mei 2025 | 14:29 WIB

Cardig Aero Services Berganti Nama dan Alamat Kantor, Begini Kata Manajemen

Penggantian nama dan alamat kantor merupakan langkah strategis perusahaan. Hal ini sejalan dengan perubahan komposisi pemegang saham.

Kubu Taipan Alim Markus Gugat Bank Maspion (BMAS) Rp 283,72 Miliar, Simak Alasannya
| Kamis, 15 Mei 2025 | 12:41 WIB

Kubu Taipan Alim Markus Gugat Bank Maspion (BMAS) Rp 283,72 Miliar, Simak Alasannya

Manajemen BMAS menyatakan bahwa hingga Mei 2025, proses hukum masih berlangsung di Pengadilan Negeri Surabaya.

Profit 28,6% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Rontok Lagi (15 Mei 2025)
| Kamis, 15 Mei 2025 | 08:59 WIB

Profit 28,6% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Rontok Lagi (15 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (15 Mei 2025) 1 gram Rp 1.866.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,6% jika menjual hari ini.

Industri Elektronik Global dan Indonesia Tengah Tertekan, Begini Kondisinya Terkini
| Kamis, 15 Mei 2025 | 08:44 WIB

Industri Elektronik Global dan Indonesia Tengah Tertekan, Begini Kondisinya Terkini

Sejumlah pabrikan elektronik terpaksa menaikkan harga jual di tengah daya beli masyarakat yang melemah.

Emiten Properti Portofolio Lo Kheng Hong Belum Bertaji, Analis Sarankan Wait And See
| Kamis, 15 Mei 2025 | 08:09 WIB

Emiten Properti Portofolio Lo Kheng Hong Belum Bertaji, Analis Sarankan Wait And See

Secara umum analis menilai saham-saham properti memiliki peluang untuk kembali melanjutkan penguatan.

 Laju Penjualan Mobil Masih Melambat
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:45 WIB

Laju Penjualan Mobil Masih Melambat

Daru data Gaikindo, secara bulanan laju penjualan mobil pada April 2025 baik whole sale dan retail kompak turun

Menakar Potensi Simpanan Emas di Bank Jadi DPK, Menyusul Langkah AS Adopsi Basel III
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:43 WIB

Menakar Potensi Simpanan Emas di Bank Jadi DPK, Menyusul Langkah AS Adopsi Basel III

Bila emas bisa diperhitungkan sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK), bank bisa menarik tambahan DPK dari orang-orang kaya. 

Kinerja PTBA Dihantui Perlambatan Permintaan Ekspor
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:40 WIB

Kinerja PTBA Dihantui Perlambatan Permintaan Ekspor

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menghadapi tren perlambatan permintaan ekspor batubara serta tuntutan proyek hilirisasi komoditas tersebut.

Eni Mulai Produksi Gas dari Lapangan Merakes East
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:38 WIB

Eni Mulai Produksi Gas dari Lapangan Merakes East

Merakes East berada pada kedalaman laut sekitar 1.600 meter dan terletak sekitar 10 kilometer di sebelah timur Lapangan Merakes.

INDEKS BERITA

Terpopuler