Kenaikan Bunga Kredit Mulai Terbatas

Rabu, 06 Maret 2019 | 08:00 WIB
Kenaikan Bunga Kredit Mulai Terbatas
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun ini tingkat bunga kredit masih meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, per Januari 2019 rata-rata tingkat bunga kredit perbankan naik sebanyak 8 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya menjadi 10,88%. Meski begitu sejumlah bankir memprediksi tingkat suku bunga kredit sudah mencapai puncaknya. Sebab, arah kebijakan BI tahun ini diperkirakan akan menahan bunga acuan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, untuk beberapa segmen tertentu BCA justru memilih untuk menurunkan bunga. Seperti misalnya, bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan bunga kredit kendaraan bermotor (KKB). Dalam program ulang tahun BCA beberapa waktu lalu, BCA menawarkan bunga cicilan 3,5% tenor 1 tahun untuk KKB dan bunga spesial KPR tetap 5,62%.

Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko mengatakan, BNI sejak awal 2019 belum memutus untuk menaikakn bunga kredit. Wajar saja, sepanjang 2018 BTN memang sudah menaikkan tingkat bunga kredit. "Base lending rate BTN di 2018 sudah naik 0,78%," ujarnya.

Bank Mayapada juga awal tahun ini tidak menaikkan suku bunga kredit. Haryono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada beranggapan, likuiditas di pasar masih bisa dijaga. Tidak ada kebutuhan mendesak bagi perbankan menjaring dana di pasar dengan menaikkan bunga simpanan yang bisa berujung pada kenaikan bunga kredit.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, transmisi kebijakan suku bunga acuan ke suku bunga kredit relatif lambat. Fakta ini berkaitan dengan strategi perbankan yang cenderung menahan suku bunga kredit agar dapat mempertahankan pangsa kreditnya.

Tumbuh 8%

PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) memprediksi, tahun ini pertumbuhan kredit ada di kisaran 8%. Target tersebut setara dengan realisasi kredit Bank Panin akhir tahun lalu yang tumbuh 8,06% secara year on year (yoy) menjadi Rp 151,56 triliun.

Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo mengatakan, tahun ini pihaknya masih akan fokus pada segmen komersial sebagai ujung tombak pembiayaan. "Kalau dilihat, kami 45% di komersial," ujarnya, Selasa (5/3).

Selain itu, tahun ini Bank Panin juga bakal lebih aktif ikut dalam kredit sindikasi. Adapun laba tahun lalu sebesar Rp 3,18 triliun atau tumbuh 59% dibandingkan tahun 2017 senilai Rp 2 triliun.

Herwidayatmo mengatakan, secara umum laba ditopang dari bisnis Bank Panin dan sedikit dari anak usaha. Di sisi lain, Bank Panin juga mengakui kalau tahun lalu pihaknya banyak menurunkan biaya pencadangan alias cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

Bagikan

Berita Terbaru

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

INDEKS BERITA

Terpopuler