Kendati Kupon Tinggi, Penjualan ORI 025 Lebih Seret Dibandingkan Seri Terdahulu

Kamis, 07 Maret 2024 | 07:32 WIB
Kendati Kupon Tinggi, Penjualan ORI 025 Lebih Seret Dibandingkan Seri Terdahulu
[ILUSTRASI. Obligasi Negara Ritel ORI025.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Minat masyarakat menempatkan dana di surat berharga negara ritel pada awal tahun ini terkesan suam-suam kuku. Itu tecermin dari hasil penjualan SBN ritel pertama di tahun ini, yaitu Obligasi Negara RItel, atau ORI, seri 25. Ditawarkan sejak 29 Januari hingga 22 Februari lalu, ORI-025 terjual senilai Rp 23,98 triliun. Angka itu masih di bawah kuota yang disiapkan pemerintah, yaitu Rp 25 triliun.

Padahal, ORI seri 025 ini muncul di saat era bunga tinggi diprediksikan akan berakhir. Tak heran, ORI ini sempat dipromosikan sebagai salah satu dari SBN ritel yang masih menawarkan kupon dengan besaran menarik.

Jika dibandingkan dengan lima seri ORI terdahulunya yang kini masih beredar di pasar, bunga kupon yang ditawarkan ORI 025 memang paling tinggi (lihat infografik). Namun jika acuannya adalah selisih kupon bunga ORI dengan bunga acuan di saat ORI dipasarkan, maka ORI 025 menawarkan spread paling mini. (lihat infografik).

Infografik_Hasil_ORI

Catatan saja, sejak seri ke-23 yang dirilis pertengahan tahun lalu, ORI ditawarkan dalam dua tenor. Untuk membandingkan spread, Kontan menggunakan kupon bunga yang terendah, yaitu tenor tiga tahun, yang masing-masing ditawarkan ORI 023, ORI 024 dan ORI 025.

Adanya pemilihan legislatif serta pemilihan presiden di masa penawarannya turut menjadi sebab rendahnya permintaan terhadap ORI-025. Ini tecermin dari penjualan ORI yang berjalan lambat hingga penyelengggaraan pemilihan umum pada 14 Februari lalu.

Mengutip kontan.co.id, hingga 14 Februari malam, ORI 025 baru terjual Rp 8,38 triliun, tidak sampai separuh dari kuota yang disiapkan. Penjualan ORI baru berlari kencang selama satu pekan terakhir masa penawaran. Nilai yang terjual di periode itu berkisar Rp 15 triliun.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan membenarkan kecenderungan lambatnya penjualan ORI 025. Ia juga menyebut penyelenggaraan pemilihan presiden dan legislatif sebagai salah satu penyebab penjualan ORI 025 berjalan perlahan.

Selain itu, ia menilai banyak investor yang masih menanti kepastian arah suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS). “Penurunan tingkat suku bunga di AS diprediksi akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya," ujar dia, seperti dikutip Kontan.co.id.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:02 WIB

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024

ACES membukukan penjualan Rp 911 miliar pada Desember 2024, naik 26,5% secara bulanan dan naik 12,1% secara tahunan 

INDEKS BERITA

Terpopuler