Kepemilikan Asing atas Treasury Per Oktober Mencapai Rekor Tertinggi

Kamis, 16 Desember 2021 | 09:07 WIB
Kepemilikan Asing atas Treasury Per Oktober Mencapai Rekor Tertinggi
[ILUSTRASI. Charging Bull di kawasan Manhattan, New York City, New York, AS, 16 Januari 2019. REUTERS/Carlo Allegri]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kepemilikan asing atas surat utang pemerintah Amerika Serikat (treasuries) naik ke rekor tertinggi untuk bulan Oktober. Mengutip data dari Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS), kepemilikan Jepang dan China memimpin penguatan itu.

Kepemilikan asing treasuries terbesar mencapai US$7,648 triliun per Oktober, yang merupakan puncak sepanjang masa, dibandingkan dengan nilai di bulan sebelumnya, yaitu US$ 7,549 triliun.

Kenaikan hingga titik tertinggi itu menunjukkan berlanjutnya selera terhadap treasuries di tengah ketidakpastian tentang pertumbuhan global dan inflasi, saat imbal hasil obligasi di seluruh dunia terpangkas, kata para analis.

“Tingkat imbal hasil di AS bergeser naik selama sebulan, dan itu mungkin memicu minat beli, serta membuat treasuries terlihat seperti investasi yang lebih baik," kata Gennadiy Goldberg, ahli strategi senior suku bunga di TD Securities di New York.

Baca Juga: The Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga pada tahun 2022 saat inflasi naik

Treasury berjangka 10 tahun yang merupakan patokan, memulai perdagangannya di Oktober dengan imbal hasil 1,4650%, dan naik hampir 10 basis poin hingga menutup bulan itu di posisi 1,5609%.

Jepang mempertahankan posisi sebagai pemilik treasuries non-AS terbesar, dengan nilai kepemilikan per Oktober sebesar US$ 1,320 triliun, yang merupakan rekor tertinggi, naik dari posisi di bulan sebelumnya, yaitu US$ 1,299 triliun.

Kepemilikan China atas treasuries juga meningkat menjadi US$ 1,065 triliun, dari US$ 1,047 triliun pada September.

Berdasarkan transaksi, orang asing menjual treasuries di bulan Oktober hingga US$ 43,5 miliar, yang merupakan arus keluar terbesar sejak Mei.

Tetapi Goldberg dari TD mengatakan ini tidak mencerminkan gambaran sebenarnya dalam hal kepemilikan asing atas treasuries karena ada bias terhadap transaksi yang tidak memperhitungkan kepemilikan tetap.

Baca Juga: Kemenkeu sebut porsi asing di SBN kini sudah turun jadi 20%

Data juga menunjukkan obligasi korporasi AS memiliki arus masuk untuk bulan ketiga berturut-turut dengan mencatatkan nilai US$ 11,995 miliar selama Oktober, naik dari US$ 1,09 miliar pada September.

Investor asing, sementara itu, menjual US$ 21,827 miliar ekuitas AS pada Oktober, setelah menjual US$ 10,951 miliar pada bulan sebelumnya.

Data juga menunjukkan bahwa penduduk AS mengurangi kepemilikan mereka atas sekuritas asing jangka panjang, dengan penjualan bersih sebesar US$ 29,2 miliar.

Secara keseluruhan, akuisisi asing bersih atas sekuritas jangka panjang dan jangka pendek AS, termasuk aliran perbankan, menunjukkan aliran masuk bersih sebesar US$ 143 miliar pada bulan Oktober, dari arus keluar sebesar US$ 27,3 miliar pada bulan September.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler