KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu sumber penilaian masyarakat terhadap para pejabat pemerintahan adalah perilaku mereka di jalan. Kasus arogansi pengawal mobil pejabat setingkat menteri berplat nomor RI 36 yang viral baru-baru ini hanya satu dari segunung perilaku mobil berpelat pejabat yang tidak terpuji.
Para pengguna jalan di sekitar Jakarta, baik yang lewat jalan tol maupun jalan biasa, tentu sangat terbiasa melihat kelakukan sewenang-wenang mobil-mobil berpelat dinas pemerintah ketika melintas di jalan. Saban jam berangkat kerja pada pagi hari dan jam pulang kerja pada sore hari atau malam hari, masyarakat kudu sering-sering memanjangkan usus, bersabar, di tengah antrean kendaraan yang mengular.
Mobil masyarakat biasa harus kerap minggir dari jalur yang akan mereka lintasi. Silih berganti motor gede para pengawal memaksa minggir kendaraan lain dengan silau lampu strobo berikut berisik suara sirene. Mobil-mobil berpelat dinas tanpa motor gede pengawal pun tak kalah galak memaksa pengguna kendaraan lain menyingkir dan mengalah. Seolah tak ada habisnya mobil-mobil berpelat ningrat dengan inisial-inisial huruf tertentu bergantian meminta keistimewaan di jalan.
Baca Juga: Guyuran Bansos Tidak Merata ke Orang Miskin
Jika negara sedang dalam kegentingan, tentu masyarakat akan sukarela menyingkir untuk memberi jalan leluasa kepada para pejabat yang berdinas itu. Namun entah kegentingan seperti apa yang membuat para pengemudi mobil-mobil berpelat elite tersebut merasa berhak didahulukan dibanding ribuan mobil pengguna jalan yang lain?
Apakah kegentingan mereka adalah takut telat bersantap malam bersama keluarga? Kalau iya, ribuan pengguna jalan yang lain juga memiliki kegentingan yang sama.
Meski mereka disebut “oknum”, sulit bagi masyarakat untuk tidak menjadikan perilaku mobil para oknum itu sebagai cerminan sikap dan tindak-tanduk para pejabat pemerintah dalam keseharian mereka. Pelat mobil saja dijadikan modal untuk merasa lebih istimewa di jalanan, apalagi jabatan.
Baca Juga: Likuiditas Ketat Sendat Sumber Dana Leasing
Para oknum pejabat mungkin lupa bahwa kinclong kursi jabatan yang mereka duduki dipoles cairan pembersih yang dibeli dengan uang hasil tarikan pajak rakyat. Mereka mungkin juga lupa bahwa isi tangki kendaraan yang mereka tumpangi dibayari oleh ribuan pengguna jalan lain yang terpaksa menyisihkan pendapatan untuk membayar pajak.
Sudah saatnya pemerintah mengatur perilaku mobil pejabat di jalan agar tercipta kesetaraan di jalan tanpa pandang plat kendaraan.