Ketika Harga Batubara Terus Merosot, Produsen Tetap Pertahankan Target Produksi

Senin, 24 Juni 2019 | 04:14 WIB
Ketika Harga Batubara Terus Merosot, Produsen Tetap Pertahankan Target Produksi
[]
Reporter: Filemon Agung , Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir semester pertama tahun ini, belum ada tanda-tanda Harga Batubara Acuan (HBA) menggeliat. Tren penurunan HBA terus berlanjut sejak September tahun lalu. Meski berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, para produsen batubara tetap mempertahankan target produksi tahun ini.

Untuk menyiasati agar kinerja tak terganggu, para produsen sibuk meningkatkan efisiensi. Salah satu produsen yang fokus melakukan efisiensi adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), emiten yang masuk anggota indeks Kompas100. Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febrianti Nadira mengemukakan, dengan melaksanakan efisiensi, Adaro tetap menargetkan produksi 54 juta ton hingga 56 juta ton batubara di sepanjang tahun ini.

"Kami masih optimistis bisa mencapai panduan yang ditetapkan dengan terus menjalankan efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis Adaro," kata Febrianti kepada KONTAN.

Selama Januari hingga Juni tahun ini, rata-rata HBA ada di kisaran US$ 87,82 per ton. Angka itu itu turun 8,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang ada di US$ 96,49 per ton.

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menilai, HBA saat ini masih berada dalam kisaran yang terukur. "Ini tak seburuk April 2016," ungkap dia.

Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga juga menyebutkan, efisiensi menjadi faktor kunci untuk menyiasati pelemahan pasar batubara pada tahun ini.

Dia bilang, penurunan harga komoditas pasti akan memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan batubara. "Apalagi dalam enam bulan pertama tahun lalu, harga batubara berada di puncak. Sedangkan enam bulan pertama di tahun ini sudah turun sehingga jauh berbeda," ungkap dia.

Menurut Adrian, dampak harga ke kinerja tergantung pada kesiapan produsen dalam melakukan mitigasi risiko berupa efisiensi atau penurunan biaya dalam operasional. Namun, penurunan biaya memang tidak bisa dilakukan secepat penurunan harga yang di luar kendali perusahaan.

ABMM juga tak akan mengubah target volume produksi dan penjualan batubara pada tahun ini. "Mungkin margin kami lebih kecil," kata dia.

Hingga kuartal pertama tahun ini, kinerja ABM Investama memang masih tertekan oleh tren penurunan harga. Selama tiga bulan pertama di tahun ini, ABMM membukukan pendapatan sebesar US$ 144,90 juta, turun 21,49% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 184,56 juta.

Sementara Head Of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Leonardus Herwindo menyebutkan, INDY tidak akan mengubah target volume produksi dan penjualan batubara. "Yang kami lakukan saat ini adalah fokus pada efisiensi dan perbaikan proses secara berkesinambungan," kata dia. INDY mencoba mengerek porsi domestik dan mengembangkan penjualan di luar pasar China untuk mengimbangi fluktuasi harga yang tinggi.

Realisasi Produksi Batubara Masih Rendah

REALISASI produksi batubara nasional masih rendah. Hingga pertengahan Juni, Indonesia baru memproduksi 175,8 juta ton batubara atau 35,94% total target produksi batubara 2019 yang sebesar 489,12 juta ton.

Ketua Indonesian Mining Institute (IMI), Irwandy Arif menilai, rendahnya realisasi produksi antara lain akibat melemahnya harga batubara hingga akhir semester I 2019. Para produsen mengharapkan produksi batubara mulai terlihat menggeliat ketika memasuki semester II 2019.

Di sisi lain, menurut Irwandy, dengan mempertimbangkan sejumlah faktor seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta pengurangan impor di India dan China, harga batubara pada tahun ini berpotensi bergerak di rentang US$ 60-US$ 80 per ton. Proyeksi itu lebih rendah dibandingkan rata-rata harga batubara acuan (HBA) tahun lalu yang sebesar US$ 98,96 per ton.

"Apabila nafsu untuk menaikkan produksi dapat dikontrol dengan perencanaan jangka panjang, harga batubara masih akan bertahan pada rentang tersebut, paling tidak sampai akhir tahun ini," kata Irwandy. Senior Research Asia Tradepoint Futures, Cahyo Dewanto memprediksi, harga rata-rata batubara di semester pertama tahun ini akan berada di angka US$ 74,66 per ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Meraih Kesuksesan Berkat Dukungan dan Kepercayaan Tim
| Minggu, 14 September 2025 | 07:00 WIB

Meraih Kesuksesan Berkat Dukungan dan Kepercayaan Tim

Menelusuri perjalanan karier Koko Tjatur Rachmadi sebagai bankir selama tiga dekade hingga jadi petinggi bank

Ada Cuan Mengenyangkan dari Event Olahraga Lari Sampai Festival
| Minggu, 14 September 2025 | 06:35 WIB

Ada Cuan Mengenyangkan dari Event Olahraga Lari Sampai Festival

Tak sekadar menjajakan produknya di gerai dan lapak marketplace, pelaku usaha makanan dan minuman juga mengibarkan laba di event dan konser.

Nepo Baby & Asian Spring
| Minggu, 14 September 2025 | 05:30 WIB

Nepo Baby & Asian Spring

Di Nepal. kicauan ramai dengan tagar nepo kid atau nepo baby di dunia maya. Aksi demo Nepal digerakkan oleh generasi Z (Gen Z).​

Meraup Peluang dari Ban Mobil Ramah Lingkungan
| Minggu, 14 September 2025 | 04:58 WIB

Meraup Peluang dari Ban Mobil Ramah Lingkungan

Perusahaan ban punya peluang menurunkan jejak karbon. Mulai dari penggunaan bahan baku terbarukan, sampai dengan penggun

Setelah Pergantian Sri Mulyani, Sepekan Asing Catatkan Net Sell Rp 6,6 Triliun
| Minggu, 14 September 2025 | 03:42 WIB

Setelah Pergantian Sri Mulyani, Sepekan Asing Catatkan Net Sell Rp 6,6 Triliun

Keeseokan harinya pada Selasa (9/9), investor asing mencatatkan aksi jual bersih alias net sell super jumbo, sekitar Rp 4,52 triliun. 

Mengincar Pertumbuhan Laba, KLBF Geber Ekspansi Bisnis
| Minggu, 14 September 2025 | 03:30 WIB

Mengincar Pertumbuhan Laba, KLBF Geber Ekspansi Bisnis

Prospek kinerja KLBF didukung pipeline produk obat biologis dan fokus produksi alat kesehatan yang sejalan dengan permintaan domestik. 

Menjalankan Amanah Serta Mengemban Tanggungjawab
| Sabtu, 13 September 2025 | 15:25 WIB

Menjalankan Amanah Serta Mengemban Tanggungjawab

Mengintip perjalanan karier Imam Teguh Saptono hingga menjadi Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia

Berkali-Kali Terpilih MenJadi Pemimpin di Situasi Genting
| Sabtu, 13 September 2025 | 13:20 WIB

Berkali-Kali Terpilih MenJadi Pemimpin di Situasi Genting

Sukatmo Padmosukarso sukses meniti karier di industri keuangan dan tenar sebagai arsitek transformasi

Dari Mimpi Bekerja di Tempat Mentereng Hingga Jadi Pemimpin di Kantor Besar
| Sabtu, 13 September 2025 | 11:14 WIB

Dari Mimpi Bekerja di Tempat Mentereng Hingga Jadi Pemimpin di Kantor Besar

Mengikuti jalan panjang Mira Wibowo hingga mencapai puncak kepemimpinan di PT Indodana Multi Finance

Bidik Pertumbuhan Kinerja 20%, SMIL Genjot Bisnis Forklift Listrik
| Sabtu, 13 September 2025 | 09:31 WIB

Bidik Pertumbuhan Kinerja 20%, SMIL Genjot Bisnis Forklift Listrik

Pada 2029 diharapkan 3 dari 4 forklift milik PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) akan menggunakan teknologi listrik.

INDEKS BERITA

Terpopuler