Kinerja Bisnis Melemah, Likuiditas Sumberdaya Sewatama Semakin Tertekan

Selasa, 04 Juni 2019 | 16:31 WIB
Kinerja Bisnis Melemah, Likuiditas Sumberdaya Sewatama Semakin Tertekan
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peringkat utang PT Sumberdaya Sewatama terus menurun. Setelah memangkas peringkat pada September 2018 lalu, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menurunkan peringkat utang Sumberdaya Sewatama.

Akhir bulan lalu, Pefindo menurunkan peringkat Sumberdaya Sewatama dari BB menjadi B+. Penurunan peringkat juga berlaku untuk Obligasi I Sumberdaya Sewatama Tahun 2012 dan Sukuk Ijarah I Sumberdaya Sewatama Tahun 2012.

Dalam siaran pers 28 Mei lalu, Analis Pefindo Martin Pandiagan dan Aryo Perbongso mengatakan, penurunan peringkat tersebut mencerminkan antisipasi Pefindo terhadap kecenderungan yang tinggi bahwa Sumberdaya Sewatama akan menghadapi tekanan likuiditas dalam jangka pendek.

Tekanan likuiditas itu merupakan dampak dari pelemahan kinerja bisnis dan keuangan secara berkelanjutan yang berasal dari penurunan permintaan sewa tenaga listrik.

Pada Desember 2018 lalu, Sumberdaya Sewatama telah memperoleh suntikan modal senilai Rp 200 miliar dari PT Godra Investama Mandiri. Suntikan modal itu mengakibatkan Godra Investama menjadi pemegang saham baru Sumberdaya Sewatama.

Meski begitu, Pefindo menilai, Sumberdaya Sewatama hanya akan mampu menatat arus kas operasi yang lemah. Proyeksi ini mempertimbangkan utilisasi mesin yang turun menjadi di bawah 40% pada 2018 dari 45% pada 2017.

Pefindo memproyeksikan, penurunan utilisasi mesin akan terus terjadi hingga di bawah 30% pada 2019. Pertimbangannya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai penyewa mesin tenaga listrik milik Sumberdaya Sewatama terus mempercepat penghapusan penggunaan penyewaan mesin diesel di tahun ini.

Penurunan prospek bisnis ini juga tercermin dari penurunan pendapatan sebesar 25,7% per akhir Maret 2019.

Menurut Pefindo, penurunan peringkat juga disebabkan oleh tidak terpenuhinya kewajiban pembatasan keuangan untuk mempertahankan rasio utang terhadap EBITDA maksimal sebesar 5 kali dan rasio EBITDA terhadap beban keuangan bersih minimal 2 kali per 31 Maret 2019.

Berdasarkan perhitungan Sumberdaya Sewatama, rasio utang terhadap EBITDA per akhir Maret 2019 mencapai 14,3 kali. Sementara rasio EBITDA terhadap beban keuangan bersih sebesar 0,9 kali.

Peringkat Sumberdaya Sewatama, menurut Pefindo, mencerminkan ketergantungan yang tinggi terhadap satu konsumen, pertumbuhan yang tidak pasti untuk segmen sewa tenaga listrik temporer, serta profil keuangan dan likuiditas yang lemah.

Namun, peringkat tersebut diimbangi oleh posisi perusahaan sebagai penyedia jasa swa tenaga listrik terbesar di Indonesia dan sinergi bisnis dengan grup pengendali.

Selain menurunkan peringkat, Pefindo juga merevisi prospek peringkat Sumberdaya Sewatama dari stabil menjadi negatif. Revisi prospek ini untuk mengantisipasi tekanan likuiditas secara berkelanjutan yang disebabkan oleh pelemahan kinerja bisnis dan negosiasi yang berkepanjangan terkait pelanggaran pembatasan keuangan dengan kreditur.

Pefindo bisa menurunkan peringkat lagi jika tekanan likuiditas Sumberdaya Sewatama meningkat yang disebabkan oleh kegagalan menurunkan ketergantungan terhadap PLN secara signifikan dalam waktu dekat.

Penurunan peringkat juga bisa terjadi jika Sumberdaya Sewatama gagal mencapai target pendapatan dan margin EBITDA. Selain itu, peringkat juga akan turun jika Sumberdaya Sewatama berutang lebih tinggi dari yang telah diproyeksikan yang akan memperdalam pelemahan perlindungan arus kas dan struktur permodalan perusahaan.

Peringkat Sumberdaya Sewatama juga akan tertekan jika perusahaan gagal membayar bunga dan atau pokok pinjaman dari utang yang telah direstrukturisasi. Prospek peringkat bisa direvisi menjadi stabil jika Sumberdaya Sewatama mampu memperbaiki perlindungan arus kas dan struktur permodalan yang didukung oleh perbaikan signifikan dari kinerja bisnis.

Bidang usaha Sumberdaya Sewatama dikelompokkan menjadi sewa tenaga listrik temporer, operasional dan perawatan, serta efisiensi energi. Sumberdaya Sewatama menghentikan bisnis independent power producer (IPP) pada 2017.

Per akhir Maret 2019, PT ABM Investama Tbk (ABMM) masih menjadi pemegang saham Sumberdaya Sewatama dengan kepemilikan sebesar 0,99%. Sementara pemegang saham baru, Godra Investama Mandiri, menguasai 99,01% kepemilikan saham di Sumberdaya Sewatama.  

Bagikan

Berita Terbaru

Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN
| Jumat, 22 November 2024 | 07:30 WIB

Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN

Sampai saat ini, Presiden Prabowo Subianto belum juga menandatangani Keputusan Presiden (Kepres) soal pemindahan ibu kota.

Daya Beli Lesu, Bisnis Sepeda Layu
| Jumat, 22 November 2024 | 07:20 WIB

Daya Beli Lesu, Bisnis Sepeda Layu

Minat masyarakat untuk membeli sepeda tampak menyusut paska pandemi dan diperparah dengan pelemahan daya beli masyarakat.

Persaingan Makin Seru Pasca Merger EXCL dan FREN
| Jumat, 22 November 2024 | 06:30 WIB

Persaingan Makin Seru Pasca Merger EXCL dan FREN

PT XL Axiata Tbk (EXCL) mulai memasukkan pendapatan dari akuisisi pelanggan LINK  di kuartal IV 2024

Realisasi Kontrak Baru Wiajaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) Rp 2,1 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 06:20 WIB

Realisasi Kontrak Baru Wiajaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) Rp 2,1 Triliun

Perolehan itu masih jauh di bawah target penerimaan kontrak baru tahun ini yang sebesar Rp 5 triliun.

Tambah Modal, Lippo Cikarang (LPCK) Menggelar Rights Issue
| Jumat, 22 November 2024 | 06:20 WIB

Tambah Modal, Lippo Cikarang (LPCK) Menggelar Rights Issue

Issue. Aksi korporasi ini dilakukan LPCK usai mengantongi restu pemegang saham dalam RUPSLB yang digelar pada Selasa lalu (19/11).

Dian Swastatika (DSSA) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 3,5 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 06:16 WIB

Dian Swastatika (DSSA) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 3,5 Triliun

Emiten Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika menerbitkan obligasi serta sukuk mudharabah senilai Rp 3,5 triliun.

Daya Beli Masih Lesu, Prospek Emiten Resto Tak Lagi Lezat
| Jumat, 22 November 2024 | 06:13 WIB

Daya Beli Masih Lesu, Prospek Emiten Resto Tak Lagi Lezat

Setelah pemutusan hubungan kerja (PHK) di PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), hal serupa dilakukan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

Emiten Melahap Cuan Dari Program Makan Bergizi Gratis
| Jumat, 22 November 2024 | 06:07 WIB

Emiten Melahap Cuan Dari Program Makan Bergizi Gratis

Program makan bergizi gratis dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kinerja keuangan para emiten. 

Bitcoin Cetak Rekor  Emas dan IHSG Tekor
| Jumat, 22 November 2024 | 06:00 WIB

Bitcoin Cetak Rekor Emas dan IHSG Tekor

Mengamankan portofolio investasi saat kondisi penuh ketidakpastian. Terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS membawa gejolak ketidakpastian. 

Eksekusi Buyback Saham, Emiten Gelontorkan Dana Jumbo
| Jumat, 22 November 2024 | 05:59 WIB

Eksekusi Buyback Saham, Emiten Gelontorkan Dana Jumbo

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan dana jumbo untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham​.

INDEKS BERITA

Terpopuler