Kinerja Metrodata Semester I-2019 Sejalan Dengan Target Sepanjang Tahun

Kamis, 25 Juli 2019 | 05:02 WIB
Kinerja Metrodata Semester I-2019 Sejalan Dengan Target Sepanjang Tahun
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mencatatkan pertumbuhan kinerja dobel di sepanjang semester I 2019. Transformasi digital menuju revolusi industri 4.0 menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis mereka selama paruh pertama tahun ini.

Pendapatan usaha Metrodata per Juni 2019 naik 13,86% year-on-year (yoy) menjadi Rp 6,15 triliun. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih terungkit 32,30% yoy menjadi Rp 152,52 miliar.

Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk mengatakan, korporasi semakin sadar untuk melakukan transformasi digital. "Tren ini menyebabkan demand meningkat, sehingga tahun ini unit bisnis solusi Metrodata bertumbuh besar," kata dia dalam keterangan tertulis di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/7).

Informasi saja, Metrodata membagi segmen bisnis menjadi tiga, yakni distribusi, solusi dan konsultasi. Segmen distribusi memang masih menjadi kontributor utama pendapatan usaha. Namun pertumbuhan tertinggi terjadi pada segmen solusi.

Menelisik lebih jauh laporan keuangan Metrodata semester I 2019, pendapatan kotor segmen distribusi tercatat Rp 4,77 triliun atau tumbuh 10,42% yoy. Sementara pendapatan kotor segmen solusi naik 35,19% yoy menjadi Rp 1,46 triliun. Satu segmen lain, yakni konsultasi menyusut sebesar 17,47% yoy menjadi Rp 125,09 miliar.

Kalau berdasarkan kategori produk dan jasa, perangkat keras mendominasi pendapatan usaha hingga Juni 2019 hingga sebesar Rp 4,78 triliun atau 77,59%. Pemasok dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan usaha yakni Asus Technology Pte Ltd dan PT Hewlett-Packard Indonesia.

Berkaca dari capaian paruh pertama tahun ini, Metrodata masih yakin dengan target awal yang sudah ditetapkan. Kembali mengingatkan, perusahaan tersebut membidik pertumbuhan pendapatan usaha dan laba bersih masing-masing sebesar 12% dan 12,5% tahun 2019.

Sebagai perbandingan, tahun lalu MTDL membukukan pendapatan usaha Rp 12,71 triliun atau tumbuh 17,47% yoy. Sementara laba bersihnya Rp 288,04 miliar atau naik 16,42% yoy.

Membagi risiko

Agar target tak meleset, MTDL menerapkan strategi diversifikasi segmen bisnis dan produk. "Dengan strategi diversifikasi, risiko yang dialami bisa terbagi bila terjadi perubahan segmen bisnis atau preferensi produk sehingga kami tetap bertumbuh," tutur Randy Kartadinata, Sekretaris Perusahaan PT Metrodata Electronics Tbk kepada KONTAN, Selasa (23/7).

Strategi diversifikasi berlaku untuk masing-masing segmen bisnis. Pada segmen Distribusi, Metrodata mengulik layanan solusi terpadu Internet of Things (IoT) dan menambah portofolio komponen teknologi informasi (TI). Mereka juga memperkuat pasar pemerintah dengan memburu pengadaan barang oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Pada segmen Solusi, Metrodata berupaya meningkatkan diversifikasi portofolio aplikasi spesifik. Beberapa di antaranya seperti Human Capital Management dan Student Life Cycle Management. Ada pula solusi Robotic Process Automation (RPA) yang mengotomatisasi proses bisnis menggunakan robot virtual.

Sementara pada segmen Konsultasi, Metrodata lebih banyak fokus pada layanan big data & analytics. "Kami juga akan memperluas segmen bisnis ke perusahaan-perusahaan kecil dan menengah," terang Randy.

Bagikan

Berita Terbaru

Sama-Sama Dimiliki Happy Hapsoro, Saham PADI Bakal Mengikuti Jejak MINA dan BUVA?
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 14:39 WIB

Sama-Sama Dimiliki Happy Hapsoro, Saham PADI Bakal Mengikuti Jejak MINA dan BUVA?

Tiga emiten milik Happy Hapsoro; BUVA, MINA, dan PADI sama-sama menggadang penambahan modal lewat rights issue.

Terseret Dugaan Korupsi Kuota Haji, Bisnis Fuad Mansyur dari Maktour sampai MKTR
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 12:32 WIB

Terseret Dugaan Korupsi Kuota Haji, Bisnis Fuad Mansyur dari Maktour sampai MKTR

Pemilik Maktour Fuad Hasan Mansyur jadi satu diantara 3 orang yang dicekal ke luar negeri oleh KPK. Siapa Fuad Hasan Mansyur? Ini sulur bisnisnya

Jalan Panjang Menuju Pemulihan Aset Negara
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 09:51 WIB

Jalan Panjang Menuju Pemulihan Aset Negara

Sistem pemidanaan konvensional di Indonesia sering kali kalah cepat dibanding kelihaian pelaku kejahatan.

Korupsi Ibadah Suci
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 09:41 WIB

Korupsi Ibadah Suci

Fenomena ini menunjukkan betapa proyek haji dari tahun ke tahun rentan dikorupsi, bahkan melibatkan pucuk tertinggi di Kementerian Agama.

Profit 25,37% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Agustus 2025)
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 09:10 WIB

Profit 25,37% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Agustus 2025)

Harga emas batangan bersertifikat di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang 14 Agustus 2025 naik Rp 16.000 per gram.

Persaingan Bisnis Laptop Kian Ketat
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 08:00 WIB

Persaingan Bisnis Laptop Kian Ketat

Sebagai pemain baru di segmen laptop ini, Polytron menargetkan 3% pangsa pasar dalam dua tahun ke depan.

Pebisnis Sebut Izin Impor Daging Sapi Masih Sulit
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:52 WIB

Pebisnis Sebut Izin Impor Daging Sapi Masih Sulit

Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan kepada jajarannya agar menghilangkan hambatan kuota impor, termasuk daging.

Pemerintah Menetapkan 40 Bandara Internasional
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:47 WIB

Pemerintah Menetapkan 40 Bandara Internasional

Khusus Bandara Halim Perdanakusuma, penerbangan luar negeri hanya diperuntukkan bagi angkutan udara niaga tidak berjadwal

Tanggul Raksasa  Jakarta-Demak
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:44 WIB

Tanggul Raksasa Jakarta-Demak

Setelah pembangunan giant sea wall dari Jakarta-Demak terhubung, selanjutnya bakal dilakukan pengintegrasian ke beberapa wilayah lainnya.

Harga Beras Medium Melesat di Banyak Wilayah
| Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:40 WIB

Harga Beras Medium Melesat di Banyak Wilayah

BPS menyebut kenaikan beras medium terjadi utamanya di kawasan zona 2 dan zona 3 yang jauh melebihi HET

INDEKS BERITA

Terpopuler