Berita Market

Kinerja Reksadana Global Kalah Dibanding Produk Lokal

Rabu, 16 Maret 2022 | 04:45 WIB
Kinerja Reksadana Global Kalah Dibanding Produk Lokal

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana global tertekan dibandingkan reksadana lokal. Bahkan banyak reksadana global yang mencetak kinerja negatif. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, secara makro, ekonomi Indonesia lebih menarik. Sedang perekonomian global tertekan konflik Rusia-Ukraina, yang mengakibatkan kenaikan harga komoditas dan bisa memicu inflasi. Tak pelak, kinerja reksadana global tak optimal. 

Berbeda dengan Indonesia yang tidak punya kepentingan ekonomi layaknya Amerika Serikat maupun Eropa, Indonesia justru diuntungkan kenaikan harga komoditas. Maklum, ekspor meningkat dan surplus neraca dagang naik.

Baca Juga: Diselimuti Ketidakpastian, Kinerja Reksadana Global Tertekan

Ke depan, Wawan melihat perkembangan konflik Rusia-Ukraina akan menjadi penentu kinerja reksadana global. Jika konflik terus berlanjut, pemulihan ekonomi global akan tertekan dan ada inflasi tinggi akibat kenaikan harga komoditas.

Di satu sisi, Wawan menilai, tekanan pasar global bisa membuat valuasi saham global murah. "Jadi reksadana global tetap menarik dan berpotensi terus tumbuh ke depannya dari sisi peminat," kata dia, kemarin.

Tak heran, reksadana global masih terus bermunculan. Yang terbaru, Bahana TCW Investment Management meluncurkan Reksadana Bahana Global Healthcare Sharia USD. Reksadana offshore ini akan fokus pada sektor teknologi kesehatan di pasar luar negeri serta mengintegrasikan konsep environmental, social & governmental (ESG). 

Bahana menggandeng Bank DBS Indonesia sebagai agen penjual. Head of Investment Product & Advisory Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo menyebut, peminat reksadana global masih tinggi. "Dalam dua bulan di 2022, dana kelolaan tumbuh dari US$ 1,36 juta di akhir 2021 jadi US$ 1,40 juta di Februari," ujar dia.

Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Rukmi Proborini menyebut, sektor kesehatan dipilih karena memiliki prospek yang baik. Dalam mengelola Reksadana Bahana Global Healthcare Sharia USD, Bahana juga mengajak Franklin Templeton sebagai technical advisor. 

Baca Juga: Bahana TCW dan Bank DBS Rilis Reksadana Offshore Bereksposure Sektor Kesehatan

 Marketing Director Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama menambahkan, secara historis, sektor kesehatan tahan banting. Pada 2020, saat pandemi Covid-19, indeks saham global turun 23,53%. Tapi sektor kesehatan hanya turun 13,88%. "Ini menunjukkan sektor ini tahan banting," kata dia.

Terbaru