Kinerja Reksadana Syariah Offshore Tumbuh Tinggi

Kamis, 18 April 2019 | 05:13 WIB
Kinerja Reksadana Syariah Offshore Tumbuh Tinggi
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor reksadana syariah offshore berpotensi meningkat di mata investor. Hal ini seiring positifnya kinerja sejumlah produk reksadana tersebut sepanjang tahun ini. Salah satu reksadana syariah offshore yang berkinerja positif adalah CIMB-Principal Islamic Asia Pasific Equity Syariah USD. Dikutip dari Bloomberg, hingga akhir kuartal I-2019, kinerja reksadana ini tumbuh 12,60% (ytd).

CEO CIMB Principal Asset Management Priyanto Soedarsono menjelaskan, pengelolaan reksadana syariah offshore ini fokus pada strategi investasi berimbang.

Caranya dengan mengincar saham defensif yang memiliki yield dividen yang cukup tinggi. Pemilihan ini diimbangi dengan saham yang punya potensi pertumbuhan kinerja keuangan positif di jangka panjang. "Kami percaya akan proses investasi yang melihat pada identifikasi awal perubahan fundamental yang dapat menghasilkan saham dengan alfa terbaik," tutur Priyanto.

Dari segi isi portofolio, reksadana ini mengandalkan saham real estate investment trust (REITs) yang mempunyai aset berkualitas. Selain itu, reksadana offshore ini juga mengandalkan saham di sektor teknologi dan industri.Selain itu ada reksadana Schroder Global Sharia Equity Fund USD. Reksadana ini juga mencatat return ciamik sampai akhir Maret lalu, yakni 10,99% (ytd).

Berdasarkan fund fact sheet Maret, produk ini memiliki lima saham dengan komposisi terbesar yaitu Eli Lili And Co, IBM, Merck, Roche, dan Starbucks Corp. Portofolio Manager, Director Schroder Investment Management Indonesia Irwanti menyebut, saat ini reksadana ini mengalokasikan sekitar 60% dari portofolionya ke pasar saham di AS.

Syariah Equity Islamic Asia Pasific USD turut mencetak kinerja mengesankan. Sampai akhir Maret silam, kinerja reksadana offshore ini tumbuh 9,08% (ytd).

Chief Investment Officer Eastspring Investments Indonesia Ari Pitojo mengungkapkan, strategi pengelolaan yang fokus pada analisis fundamental membuat kinerja reksadana ini tumbuh positif.Ia menjelaskan, saham dari sektor teknologi menjadi pilihan utama reksadana ini dengan porsi sebesar 25,20% per Maret lalu.

Kami cukup yakin sektor teknologi masih menarik karena dianggap sebagai sektor yang memiliki pertumbuhan kinerja tercepat dalam waktu mendatang, ujar dia.Koreksi pasar yang terjadi di tahun lalu pun dinilai membuat valuasi saham sektor teknologi kembali menarik untuk saat ini.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, tren penguatan rupiah terhadap dollar AS sejatinya tidak berpengaruh terhadap imbal hasil dari reksadana syariah offshore.Namun, posisi the greenback yang melemah membuat investor terhindar dari kerugian kurs ketika membeli reksadana ini. Karena asetnya dalam dollar AS dan mata uang tersebut sedang melemah, ini jadi kesempatan untuk membeli, tutur Wawan.

Priyanto menambahkan, reksadana offshore cocok bagi investor yang punya kebutuhan dalam kurs dollar AS secara jangka panjang.

Bagikan

Berita Terbaru

Bumi Serpong Damai (BSDE) Optimistis Menatap Bisnis Tahun 2025
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:30 WIB

Bumi Serpong Damai (BSDE) Optimistis Menatap Bisnis Tahun 2025

BSDE mengumumkan meraih marketing sales  atau prapenjualan sebesar Rp 6,84 miliar di tahun 2024 lalu.

NPL Kredit UMKM Perlu Diwaspadai
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:18 WIB

NPL Kredit UMKM Perlu Diwaspadai

Data BI menunjukkan NPL sektor UMKM terlihat membaik dari bulan ke bulan. Per Desember 2024, NPL sektor UMKM di 3,76%, naik dari 4% di November. 

Wijaya Karya (WIKA) Kantongi Nilai Kontrak Rp 20,66 Triliun
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:17 WIB

Wijaya Karya (WIKA) Kantongi Nilai Kontrak Rp 20,66 Triliun

Pada tahun 2024, mayoritas kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung yang mencapai 42%.

Ada Momentum Libur Panjang, Emiten Konsumer Masih Belum Tokcer
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:16 WIB

Ada Momentum Libur Panjang, Emiten Konsumer Masih Belum Tokcer

Libur panjang perayaan Isra Miraj Nabi Muhammad dan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari ini diproyeksi jadi sentimen positif emiten konsumer.  ​

Kredit Produktif Bergeliat Walau Ekonomi Masih Berat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:16 WIB

Kredit Produktif Bergeliat Walau Ekonomi Masih Berat

Sejumlah multifinance masih memasang mode optimistis terhadap prospek pembiayaan ke sektor produktif.

Bullion Bank: Saat Emas Naik Kelas
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:16 WIB

Bullion Bank: Saat Emas Naik Kelas

Pengembangan bullion melalui produk-produk keuangan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi industri emas di Indonesia.

Emiten Adu Seksi Saham Agar Masuk Radar MSCI
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:16 WIB

Emiten Adu Seksi Saham Agar Masuk Radar MSCI

Meneropong saham-saham emiten yang berpotensi masuk dan keluar dari indeks MSCI pada rebalancing bulan Februari 2025​.

Bunga Acuan Turun, Distribusi Kredit Bakal Kian Bersinar
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:14 WIB

Bunga Acuan Turun, Distribusi Kredit Bakal Kian Bersinar

Bank menilai segmen kredit konsumer dan kredit korporasi akan menjadi penopang kinerja pertumbuhan kredit di tahun ini. 

Sejumlah Bank Berniat Melepas Saham Perdana, Tapi Belum Tentu Tahun Ini
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:05 WIB

Sejumlah Bank Berniat Melepas Saham Perdana, Tapi Belum Tentu Tahun Ini

Bank yang berencana IPO diantaranya Super Bank Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank Jabar Banten Syariah (BJB Syariah) dan Bank Nano Syariah ​

Saham Emiten Konglomerat Menyetir Laju Bursa
| Kamis, 23 Januari 2025 | 04:05 WIB

Saham Emiten Konglomerat Menyetir Laju Bursa

Menakar prospek saham-saham emiten konglomerat penopang dan pemberat laju indeks harga saham gabungan (IHSG)

INDEKS BERITA

Terpopuler