Kinerja Saham Kecil dan Menengah di Indeks Pefindo25 Kalahkan IHSG, Simak Prospeknya

Rabu, 17 Juli 2019 | 07:42 WIB
Kinerja Saham Kecil dan Menengah di Indeks Pefindo25 Kalahkan IHSG, Simak Prospeknya
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham kecil dan menengah menawarkan potensi return besar. Hal ini antara lain terlihat dari pergerakan indeks Pefindo25 yang mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pefindo25 merupakan indeks saham emiten yang nilai asetnya tidak melebihi Rp 10 triliun serta memiliki return on asset (ROA) dan return on investment (ROI) yang baik.

Sejak akhir tahun lalu hingga kemarin (16/7), indeks Pefindo25 mencetak kenaikan 4,99%. Kinerja indeks saham kapitalisasi kecil dan menengah ini lebih tinggi ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang naik 3,35% di periode sama.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai, kenaikan indeks ini tak dapat dilepaskan kebijakan Pefindo yang mengubah kualifikasi besaran aset perusahaan pada awal 2019. Hal itulah yang berkontribusi mendorong kenaikan indeks ini.

Sebagai informasi, awal tahun ini Pefindo mengubah ketentuan total aset emiten yang masuk indeks Pefindo25 dari minimal Rp 5 triliun jadi Rp 10 triliun. Perubahan ini membuat fund manager melirik saham-saham indeks ini. "Maka wajar bila akhirnya harga mengalami kenaikan karena transaksinya juga tinggi," kata Nafan, Selasa (16/7).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, kenaikan harga saham second liner juga merupakan imbas tertekannya saham-saham big caps pada Mei lalu. Pelaku pasar lantas beralih masuk ke saham mid dan small caps.

Susah naik lagi

Lantas, apakah harga saham-saham small dan mid caps ini masih berpotensi naik? Analis Jasa utama Capital Chris Apriliony mengakui, saham-saham mid dan small caps, yang biasanya adalah saham second liner, masih bisa memberi return tinggi.

Meski begitu, untuk investasi jangka panjang, saham-saham ini cukup berisiko. Selain itu, tidak semua saham second liner yang harganya sudah naik tinggi menarik dikoleksi.

Wawan malah menyangsikan harga saham lapis dua yang sudah naik tinggi bisa mengalami pertumbuhan harga lebih tinggi lagi. Sebab, fund manager juga tidak leluasa berinvestasi di saham lapis kedua ini.

Sekadar informasi, manajer investasi tidak boleh membeli suatu saham lebih dari 10% dana kelolaan. Maksimal hanya 5% dari modal disetor dan ditempatkan. "Kalau terlalu besar, nanti jatuhnya akuisisi," kata dia.

Chris menyebut, saham lapis kedua memiliki tingkat kestabilan yang lebih rendah. Ia mengatakan, investor perlu mencermati tren pergerakan harga sahamnya. Apalagi, saham lapis dua lebih fluktuatif. "Harus ditilik fundamental perusahaannya," kata dia.

Nafan menganjurkan para investor mencermati valuasi saham tersebut. Menurutnya tak semua saham lapis kedua memiliki valuasi menarik.

Wawan menyarankan, strategi investasi yang paling cocok pada saham-saham ini adalah dengan investasi long term. Maklum, likuiditas kerap menjadi isu dari saham-saham emiten lapis dua. Karena itu, investor harus mencermati fundamental.

Analis antara lain menilai WTON, WEGE dan WOOD masih prospektif.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI
| Selasa, 04 Maret 2025 | 11:12 WIB

Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI

Pemerintah diminta berhati-hati agar lelang tidak hanya menguntungkan segelintir pihak tanpa ada dampak nyata bagi pemerataan akses internet.

Pebisnis Minuman Beralkohol Sulit Dapat Izin Impor
| Selasa, 04 Maret 2025 | 10:15 WIB

Pebisnis Minuman Beralkohol Sulit Dapat Izin Impor

Setiap tahun para pebisnis mesti mengurus izin melalui sistem Inatrade di Kementerian Perdagangan (Kemendag)

Efisiensi Anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Keberlanjutan Investasi Swasta
| Selasa, 04 Maret 2025 | 10:15 WIB

Efisiensi Anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Keberlanjutan Investasi Swasta

Sederet perusahaan swasta sudah menyatakan komitmennya untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Reksadana Dolar AS Pendapatan Tetap Menarik Untuk Dilirik
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:20 WIB

Reksadana Dolar AS Pendapatan Tetap Menarik Untuk Dilirik

Performa kinerja reksadana berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) alias offshore diproyeksi akan positif, seiring otot dolar AS yang menguat

Rupiah Punya Potensi Naik Lagi Pada Selasa (4/3)
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:17 WIB

Rupiah Punya Potensi Naik Lagi Pada Selasa (4/3)

Rupiah mengalami rebound terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (3/3), pasca terpuruk di akhir pekan.

Kupon ST014 di Dua Tenor Bisa Berada di Kisaran 6,1%-6,85%
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:13 WIB

Kupon ST014 di Dua Tenor Bisa Berada di Kisaran 6,1%-6,85%

Pemerintah akan kembali meluncurkan obligasi ritel. Adalah Sukuk Tabungan (ST) seri ST014, yang akan dirilis pada 7 Maret 2025. 

Harga Batubara Menekan ADMR, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:10 WIB

Harga Batubara Menekan ADMR, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?

Pelemahan harga batubara berdampak pada kinerja keuangan dan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 

IHSG Anjlok, Asuransi Jiwa Makin Mengincar SBN
| Selasa, 04 Maret 2025 | 06:30 WIB

IHSG Anjlok, Asuransi Jiwa Makin Mengincar SBN

Untuk meminimalisir dampak buruk lesunya pasar saham, instrumen surat utang semakin menjadi fokus pelaku industri asuransi jiwa pada tahun ini.

Ekonomi Lemas, Kilau Gadai Emas Lebih Terbatas
| Selasa, 04 Maret 2025 | 06:10 WIB

Ekonomi Lemas, Kilau Gadai Emas Lebih Terbatas

Memasuki momentum Ramadan, industri pergadaian optimistis permintaan gadai akan tetap meningkat meski ekonomi masih berat. 

Masih Banyak Diadukan, Fintech Perkuat Kualitas Penagih
| Selasa, 04 Maret 2025 | 05:15 WIB

Masih Banyak Diadukan, Fintech Perkuat Kualitas Penagih

Perilaku tenaga penagihan di industri fintech lending masih menjadi sorotan dengan tingginya jumlah aduan yang disampaikan kepada OJK.  

INDEKS BERITA

Terpopuler