Kisah Parker Conrad yang Nyaris Jadi Mahasiswa Abadi, Tapi Lalu Jadi Miliarder (2)
KONTAN.CO.ID - PARKER Conrad dibesarkan dibesarkan di keluarga kaya yang menetap di New York, Amerika Serikat (AS). Tepatnya di Upper East Side, New York. Ayahnya adalah partner senior di perusahaan hukum Davis Polk & Wardwell. Sedangkan ibunya berasal dari keluarga perusahaan pengembang real estate Rouse, yang mendirikan organisasi nirlaba lingkungan.
Semasa remaja, Conrad mengenyam pendidikan di The Collegiate School, sebuah sekolah persiapan untuk anak laki-laki. Di sekolah ini, ia menghabiskan waktu hampir dua tahun mempelajari neurobiologi siput laut.
Saat kuliah, Conrad pernah meraih juara ketiga dalam Pencarian Bakat Westinghouse nasional. Atas prestasi itu, Conrad mengantongi hadiah senilai US$ 20.000.
Namun, bayang-bayang kegagalan mulai muncul ketika Conrad melanjutkan pendidikannya di Universitas Harvard, AS. Ia tergolong mahasiswa abadi alias lama lulus kuliahnya. Maklum, Conrad terlalu sibuk dalam media kampus yang dikelola oleh mahasiswa, yaitu The Harvard Crimson.
Di media kampus itu, Conrad menjabat sebagai redaktur pelaksana. Aktivitasnya di media kampus membuat Conrad terlalu asyik hingga lupa kuliah. "Saya menghabiskan banyak waktu di Crimson, sehingga saya tak segera lulus kuliah," kata Conrad.
Baca Juga: Kisah Parker Conrad yang Sempat Gagal Berbisnis, Tapi Lalu Jadi Miliarder (1)
Alih-alih segera menyelesaikan kuliahnya, Conrad justru mengambil cuti untuk bekerja di luar kampus.
Dia menghabiskan waktu satu tahun untuk bekerja di Arkansas Democrat-Gazette. Setelah cuti setahun, Conrad kemudian kembali ke Harvard dan lulus pada tahun 2003, dengan gelar sarjana kimia.
Istrinya, Alex Conrad, berkisah, kala itu kalangan keluarga sempat merisaukan Conrad benar-benar gagal menuntaskan kuliah.
"Ketakutan terbesarnya disebabkan oleh apa yang akan terjadi jika Conrad melakukan kesalahan lagi dan tidak berhasil lulus kuliah," ujar Alex.
(Bersambung)