Kontribusi Anak Bank Masih Minim

Senin, 18 Februari 2019 | 09:41 WIB
Kontribusi Anak Bank Masih Minim
[]
Reporter: Anggar Septiadi, Maizal Walfajri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tekanan internal mupun eksternal menghantam, bank besar pelat merah mencatatkan kinerja moncer. Bank kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV BUMN dengan modal inti di atas Rp 30 triliun mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih dobel digit. Kinerja ini tidak terlepas dari kontribusi anak perusahaan.

Ambil contoh laba bersih konsolidasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) sepanjang tahun 2018 mampu tumbuh 11,60% secara year on year (yoy) menjadi Rp 32,4 triliun dari Rp 29,04 triliun. Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, anak perusahaan BRI memberi kontribusi laba bersih 3,8% atau Rp 1,23 triliun. Total aset dari anak usaha BRI, terdiri dari BRI Finance, BRI Syariah, BRI Life, BRI Agro, Danareksa Sekuritas, BRI Ventures, mencapai senilai Rp 75,13 triliun.

Direktur Keuangan BBRI Haru Koesmahargyo bilang, sektor penyumbang terbesar masih berasal dari asuransi jiwa. Group Head Dana dan Haji BRIS Wijayanto mengamini hal tersebut. Kontribusi anak usaha di sektor perbankan memang masih minim dibandingkan asuransi.

Suprajarto menyebut, agar mendorong kinerja anak usaha, BRI akan optimalisasi dengan meningkatkan sinergi di grup, melakukan penyertaan kepada anak usaha dan berbagi teknologi. "Tahun 2019, BRI menargetkan anak usaha dapat berkontribusi kurang lebih 6% terhadap laba bersih, meningkat dari tahun 2018 sekitar 3,8%," ujar Suprajarto.

Di BRI Ventures misalnya, sang induk berencana melakukan penyertaan sehingga dapat berinvestasi ke perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang memiliki dampak langsung ke BRI, seperti pengiriman uang, kredit, pembayaran dan lainnya. Wijayanto juga menargetkan bank syariah bisa lebih banyak berkontribusi tahun ini. BRI Syariah memasang target kredit dan dana pihak ketiga (DPK) bisa tumbuh di atas 25% tahun ini.

Agar anak perusahaan semakin kuat, BRI akan menganggarkan dana untuk pertumbuhan anorganik senilai Rp 6 triliun. Dana ini untuk memperkuat pendanaan BRI Life, BRI Finance serta alokasi untuk akuisisi asuransi umum Rp 1,5 triliun.

Bank BNI juga mencatatkan peningkatan laba bersih 10,3% yoy menjadi Rp 15,02 triliun di tahun 2018 dari Rp 13,61 triliun. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta bilang, anak usaha BNI memberikan kontribusi sebesar 9,2% dari laba BNI. "Strategi BNI untuk memperkuat bisnis anak usaha ialah meningkatkan sinergi dengan grup untuk menggarap pasar dan melakukan manajemen risiko terintegrasi.

Direktur BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengaku, BNI Syariah menyumbang kontribusi paling besar terhadap laba konsolidasi. Kontribusi BNI Syariah sekitar 4,5% dari total laba induk. "Tahun ini BNI Syariah menargetkan kontribusi ke induk bisa mencapai sekitar 10%," ujar Abdullah.

BNI memacu kontribusi anak usaha lewat digitalisasi produk dan jasa serta meningkatkan inklusi keuangan. BNI akan memperkuat anak usaha melalui aksi korporasi dan pertumbuhan anorganik untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar.

Selain itu, BNI masih melakukan pengkajian terkait rencana aksi korporasi berupa akuisisi bank atau asuransi kerugian. "Harapannya dapat direalisasikan sebelum kuartal IV-2019," ujar Herry.

BNI menyiapkan Rp 3 triliun–Rp 4 triliun untuk ekspansi anorganik tahun ini. BNI akan memperkuat lini bisnis digital. BNI juga berniat untuk membeli perusahaan multifinance untuk lebih memperluas cakupan bisnis yang sudah ada.

Adapun Bank Mandiri meraup laba bersih Rp 25 triliun, tumbuh 21,20% yoy. Merujuk laporan keuangan Bank Mandiri per Desember 2018, anak perusahaan memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap laba Bank Mandiri.

Bagikan

Berita Terbaru

Reksadana Pasar Uang dan  Obligasi Masih Jadi Favorit Investor
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:30 WIB

Reksadana Pasar Uang dan Obligasi Masih Jadi Favorit Investor

Return reksadana obligasi dan pasar uang yang stabil dinilai menjadi pilihan aman di tengah gejolak pasar.

Saham Lapis Dua Bisa Jadi Pilihan Saat Bursa Tertekan
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:27 WIB

Saham Lapis Dua Bisa Jadi Pilihan Saat Bursa Tertekan

Performa saham lapis kedua menguat di tengah tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pelemahan saham blue chip

MTDL Intip Peluang Akal Imitasi
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:20 WIB

MTDL Intip Peluang Akal Imitasi

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mengalokasikan dana belanja modal Rp 112,5 miliar di sepanjang tahun ini.

Subsidi BBM Dicabut?
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:16 WIB

Subsidi BBM Dicabut?

Pelaksanaan kebijakan penghapusan subsidi BBM hendaknya jangan terburu-buru dan harus melalui kajian yang mendalam.

Kenaikan NPF Masih Bayangi Multifinance
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:15 WIB

Kenaikan NPF Masih Bayangi Multifinance

Daya beli masyarakat yang masih rentan membuat perusahaan pembiayaan meningkatkan kewaspadaan kenaikan NPF. 

 GNI Terancam Tutup, Waspada Efek ke Bank
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:10 WIB

GNI Terancam Tutup, Waspada Efek ke Bank

GNI tercatat pernah memperoleh kesepakatan kredit sindikasi hingga Rp 19,32 triliun, atau setara US$ 1,29 miliar pada 26 Mei 2023 lalu.​

Investor China Merangsek Potensi Pasar Indonesia
| Senin, 24 Februari 2025 | 06:00 WIB

Investor China Merangsek Potensi Pasar Indonesia

Bukan hanya investasi langsung saja, pemodal asal Tiongkok juga mulai melirik pasar modal Indonesia.

Dapen Harus Kerja Ekstra Keras Untuk Memupuk Aset
| Senin, 24 Februari 2025 | 05:50 WIB

Dapen Harus Kerja Ekstra Keras Untuk Memupuk Aset

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan aset industri dana pensiun (dapen) bisa tumbuh sebesar 9%-11% sepanjang tahun 2025. 

ASSA Mengebut Lini Bisnis Logistik pada Tahun Ini
| Senin, 24 Februari 2025 | 05:45 WIB

ASSA Mengebut Lini Bisnis Logistik pada Tahun Ini

Adi Sarana Armada (ASSA) mampu menjalani bisnis logistik dengan baik berkat keberadaan kendaraan yang melimpah.

Awal Pekan di Akhir Februari 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (24/2)
| Senin, 24 Februari 2025 | 05:42 WIB

Awal Pekan di Akhir Februari 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (24/2)

Jumat lalu asing membukukan aksi jual bersih alias net sell jumbo Rp 705,07 miliar. Akumulasi net sell asing  sepekan mencapai Rp 1,04 triliun.  

INDEKS BERITA

Terpopuler