Reporter:
Nur Qolbi, Tendi Mahadi |
Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 menjadi periode yang cukup menantang bagi pelaku usaha pembiayaan guna menjaga rasio kesehatan kredit. Sejumlah faktor sempat memberi tekanan pada multifinance untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing finance (NPF).
Namun rasio kesehatan kredit multifinance justru menunjukan pebaikan cukup signifikan menjelang akhir tahun ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rasio NPF multifinance hingga bulan November berada di angka 2,83%. Rasio kredit bermasalah hingga 11 bulan pertama ini jadi yang terkecil dalam beberapa periode ke belakang yang biasanya ada di atas 3%. Terakhir kali rasio NPF multifinance berada di bawah 3% adalah pada Januari tahun ini, tepatnya sebesar 2,95%.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebut tahun ini memang ada sejumlah faktor yang turut mempengaruhi industri pembiayaan. Misalnya kondisi ekonomi global yang ikut berdampak pada perputaran roda ekonomi domestik.
Faktor lain adalah kasus sejumlah multifinance bermasalah yang menyebabkan seretnya pendanaan sehingga laju penyaluran kredit baru jadi terhambat.
Namun belakangan, sejumlah tantangan mulai bisa dilewati. Selain itu dia bilang pelaku usaha pembiayaan pun makin selektif dalam menyalurkan kredit agar bisa membantu mengais laba. "NPF yang makin rendah tentu bisa menekan beban yang ditanggung," ujarnya, Kamis (20/12).
Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo bilang sejauh ini pihaknya masih bisa menekan rasio kredit bermasalah menjadi 0,77% per November dari posisi tahun lalu yang masih berada di atas 0,8%. Ia yakin, pihaknya bisa menjaga NPF di bawah 1% sampai akhir tahun meski kondisi bisnis masih menantang.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.