Kuartal Keempat 2018, Kinerja Freeport Anjlok

Jumat, 25 Januari 2019 | 17:15 WIB
Kuartal Keempat 2018, Kinerja Freeport Anjlok
[]
Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Freeport Mc Moran pada kuartal keempat tahun lalu anjlok. Selama empat bulan terakhir tahun 2018, Freeport membukukan net income sebesar US$ 161 juta dengan earning per share (EPS) US$ 0,11. Angka ini anjlok dari pencapaian kuartal yang sama tahun 2017 sebesar US$ 750 juta dan EPS US$ 0,51.

Tahun 2018, revenue Freeport turun 26,9% menjadi US$ 3,684 juta. Rapor merah Freeport juga tercermin dari kinerja penjualan produk tambangnya. Kuartal keempat 2018, Freeport hanya menjual 785 juta pon tembaga, 266 ribu ons emas dan 24 juta pon molibdenum.

Mengutip siaran pers perusahaan, sepanjang tahun 2018 perusahaan bermarkas di Phoenix, Amerika Serikat (AS) ini menjual tembaga sebanyak 3,8 miliar pon dan 2,4 juta ons emas serta 94 juta pon molibdenum.

Padahal, di kuartal yang sama tahun lalu penjualan tembaga Freeport sempat menembus angka 1 miliar pon. Freeport juga berhasil menjual sebanyak 593 ribu ons emas dan 24 juta pon molibdemun.

Penurunan harga komoditas jadi salah satu penyebab lesunya kinerja Freeport. Harga jual rata-rata tembaga di kuartal keempat 2018 bertengger di level US$ 2,75 per pon. Turun 14,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,21 per pon.

Sedang emas turun 2,3% dari US$ 1,285 per ons kuartal keempat 2017 menjadi US$ 1,255 per ons. Hanya molibdemun yang naik 30,2% dari US$ 9,79 pon menjadi US$ 12,75 per pon di kuartal keempat tahun 2018.

Posisi keuangan Freeport juga loyo. Kas dan setara kas pada akhir 2018 turun 6,8% menjadi US$ 4.217 juta. Meski begitu utang Freeport turun dari US$ 13,1 miliar menjadi US$ 11,1 milliar.

Zack Investment Research merekomendasikan “strong sell” untuk saham Freeport dan menempatkan Freeport pada posisi kelima dalam Zack Ranks. 

Akhir tahun lalu, Freeport berhasil menyelesaikan transaksi dengan pemerintah Indonesia dengan menjual sebanyak 51,2% sahamnya kepada Inalum. Freeport menyebut langkah ini sebagai bagian dari upaya memperbaiki arus kas di masa depan dari aset PT Freeport Indonesia yang diperluas.

Penjualan emas turun menjadi 261 ribu ons dari 584 ribu ons pada kuartal sama tahun 2017. Sedangkan produksi emas turun menjadi 327 ribu ons dari 562 ribu ons. Tahun ini, penjualan dari pertambangan Indonesia diperkirakan sekitar 0,6 miliar pon tembaga dan 0,8 juta ons emas. Turun dari proyeksi penjualan tahun sebelumnya sebesar 1,1 miliar pon tembaga dan 2,4 juta ons emas.

Tahun ini, Freeport memprediksi posisi arus kas operasional sekitar US$ 1,8 miliar. Sedangkan total pengeluaran modal sekitar US$ 2,4 miliar, termasuk US$ 15 miliar untuk proyek pertambangan besar termasuk pengembangan proyek di Grasberg dan proyek Oksida Lone Star.

Bagikan

Berita Terbaru

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

Penurunan BI Rate Tak Mampu Dongkrak Kredit Multiguna
| Selasa, 18 November 2025 | 07:11 WIB

Penurunan BI Rate Tak Mampu Dongkrak Kredit Multiguna

Pemangkasan suku bunga acuan BI hingga  1,25% sepanjang tahun ini ke level 4,75% tak mampu mendongkrak kredit multiguna

ICBP Diproyeksi Sulit Penuhi Target Pertumbuhan Penjualan
| Selasa, 18 November 2025 | 07:10 WIB

ICBP Diproyeksi Sulit Penuhi Target Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan ICBP pada 2025 kemungkinan tidak mencapai target yang di tetapkan perusahaan, sekitar 7%-9%.

BPD Sudah Antisipasi Lonjakan Belanja Pemda Menjelang Akhir Tahun
| Selasa, 18 November 2025 | 07:05 WIB

BPD Sudah Antisipasi Lonjakan Belanja Pemda Menjelang Akhir Tahun

Bank Pembangunan Daerah (BPD) berpotensi menghadapi tekanan likuiditas menjelang akhir tahun​ seiring kenaikan belanja Pemda

Nilai Tukar Rupiah Masih Akan Tertekan pada Selasa (18/11)
| Selasa, 18 November 2025 | 06:55 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Akan Tertekan pada Selasa (18/11)

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,17% secara harian ke level Rp 16.736 per dolar AS pada Senin (17/11)

INDEKS BERITA

Terpopuler