Kupon Berpotensi Turun, SBR 007 Tetap Menarik

Jumat, 28 Juni 2019 | 18:19 WIB
Kupon Berpotensi Turun, SBR 007 Tetap Menarik
[]
Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Wuwun Nafsiah

KONTAN.CO.ID - Penawaran surat berharga negara (SBN) akan kembali dibuka. Pemerintah siap menawarkan Savings Bond Ritel (SBR) seri 007 pada 11-25 Juli mendatang.

Sama seperti seri-seri sebelumnya, minimal pembelian SBR 007 tetap Rp 1 juta. Jika ingin mengetahui besaran kuponnya, calon pembeli harap bersabar. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, kupon SBR 007 baru ditetapkan 9 Juli 2019. “Besaran kupon surat utang negara (SUN) ritel ditentukan oleh beberapa pertimbangan,” ujarnya.

Pemerintah akan melihat kondisi pasar keuangan saat kupon SBR ditetapkan. Pertimbangan tersebut, antara lain yield SUN yang tenornya bersesuaian, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), rata-rata bunga deposito bank BUMN, serta kebutuhan pembiayaan dari SBN ritel.

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research MNC Sekuritas memperkirakan, besaran kupon SBR 007 tak akan jauh berbeda dengan dua SBN ritel sebelumnya. Pasalnya, tingkat suku bunga acuan BI tetap berada di level 6%.

Sebagai catatan, sukuk tabungan seri ST 004 yang ditawarkan Mei 2019, serta SBR 006 yang ditawarkan April 2019 lalu memberikan tingkat kupon minimal atau floating with floor sebesar 7,95%. Besaran kupon ini mencerminkan premium spread sebesar 195 basis poin (bps) terhadap suku bunga BI. Tapi ada kemungkinan kupon SBR 007 lebih rendah dibanding pendahulunya. “Jika melihat yield SUN tenor dua tahun turun cukup signifikan, sepertinya akan ada penyesuaian di premium spread,” tutur Made.

Selama bulan Mei, Made mencatat yield SUN tenor dua tahun berada di kisaran 7,2%. Namun pada bulan Juni, yield sudah turun ke level 6,75%. Penurunan yield terjadi lantaran di pasar ada ekspektasi penurunan suku bunga acuan BI.

Toh, menurut para analis, kalaupun kupon SBR 007 lebih rendah dibanding seri sebelumnya, minat pasar tak akan luntur. “Misalnya kupon 7,75%, jika ada wacana suku bunga turun, maka kupon segitu jadi menarik untuk investor ritel,” tutur Made.

Pengamat Pasar Modal Anil Kumar sepakat, penawaran SBR tetap menarik meski ada potensi kupon turun hingga 7,7%. Apalagi jika suku bunga benar-benar dipangkas. “Itu kan sifatnya floor, artinya jika suku bunga naik, maka kuponnya naik. Jika suku bunga turun, kupon tetap,” ujarnya. Dengan tren penurunan suku bunga, Anil melihat prospek surat utang dalam negeri akan semakin menarik.

Menurut Made, peluang turunnya suku bunga acuan BI terbuka lantaran inflasi masih terjaga. Apalagi jika bank sentral AS, The Fed menurunkan suku bunganya. Namun perlu dicatat, pergerakan kurs rupiah akan ikut menentukan arah suku bunga. Kurs rupiah sedikit banyak akan terpengaruh perkembangan defisit transaksi berjalan (CAD) dan neraca perdagangan. “Ada ancaman CAD belum bisa turun,” ujar Made. Jika ini terjadi, rupiah bisa tertekan dan suku bunga acuan sulit turun.

Banyak keuntungan

Dalam kondisi sekarang ini SBR 007 menjadi pilihan yang lebih menarik dibanding deposito. Keduanya sama-sama menawarkan tingkat risiko rendah. Namun imbal hasil SBR lebih tinggi dibanding deposito.

Loto mengatakan, investasi SBR pasti menguntungkan. Sebab, tingkat kupon pertama -yang sekaligus menjadi tingkat kupon minimal- lebih besar dari pada rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN.

Kupon SBR bersifat mengambang dengan batas bawah (floating with floor). Artinya, jika suku bunga acuan naik, maka kupon SBR akan naik. Namun jika bunga acuan turun, kupon SBR 007 tidak akan lebih rendah dari kupon pertama yang dibayarkan kepada investor.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich membenarkan, adanya floor kupon membuat SBR menarik. “Berbeda dengan bunga deposito yang kemungkinan akan turun bila ada penurunan policy rate,” ujarnya.

Tingkat pajak SBR pun lebih rendah dibanding deposito. Bila pajak atas bunga deposito sebesar 20%, maka pajak atas kupon SBR cuma 15%.

Selain itu, ada keuntungan lain yang ditawarkan SBR. Pertama, jaminan keamanan. “Risiko default atau bangkrutnya suatu negara sangat kecil, hingga hampir tak ada risiko pemerintah gagal bayar,” papar Loto.

Setiap tahun, pemerintah sudah menganggarkan di APBN dana untuk membayar kupon dan pokok SBN yang jatuh tempo, termasuk kupon dan pokok SBN ritel seperti SBR.

Kedua, minimal pembelian yang cukup terjangkau, yakni Rp 1 juta. “Kami mengharapkan makin banyak masyarakat yang tergerak untuk mulai menyisihkan penghasilannya untuk investasi sehingga mendukung program inklusi keuangan yang sedang terus diupayakan pemerintah,” ujar Loto.

Namun yang perlu diingat, SBR tidak selikuid deposito. SBR tak bisa diperdagangkan dan baru bisa dicairkan setelah jatuh tempo. Artinya, dana yang hendak diinvestasikan di SBR memang dana yang siap diendapkan selama tenor 2 tahun.

Pada penerbitan SBR 006 April lalu, ada 14 mitra ditribusi (midis) yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan berjumlah. Untuk penerbitan SBR 007 kali ini, sudah 18 perusahaan yang ditetapkan sebagai midis untuk membantu penjualan. Midis tersebut terdiri dari bank, perusahaan sekuritas, teknologi finansial (tekfin) APERD serta tekfin peer to peer lending.

Jadi, sudah siapkan berburu surat berharga negara?

Bagikan

Berita Terbaru

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing
| Selasa, 05 November 2024 | 19:01 WIB

Bisnis Mal Masih Moncer Didorong Serbuan Aksi Ekspansi Peritel Asing

Sejumlah peritel merek merek tertentu terpantau melakukan ekspansi yang mendorong permintaan ruang bisnis.

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler