Kupon SBR007 Berpotensi Menciut Tapi Masih Menarik

Selasa, 09 Juli 2019 | 07:41 WIB
Kupon SBR007 Berpotensi Menciut Tapi Masih Menarik
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester II, para investor ritel bisa kembali berburu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Mulai 11 Juli mendatang, pemerintah akan menawarkan SBR seri SBR007. Peluang kupon SBR007 turun terbuka lebar seiring tren yield Surat Utang Negara (SUN).

Pengamat Pasar Modal Anil Kumar mengatakan, secara teori kupon SBR007 bakal lebih rendah dibandingkan SBN ritel seri-seri sebelumnya. Mengingat sudah lebih dari sebulan terakhir yield SUN mengalami tren penurunan.

Kemarin, yield SUN seri acuan 10 tahun berada di 7,222%. Karena itu, ia menghitung, kupon minimal SBR007 bisa berada di kisaran 7,5%. Angka ini memang lebih rendah dibandingkan kupon SBR006 yang dirilis bulan April lalu sebesar 7,95%. Tetapi kala itu, yield seri FR0078 masih berada di level 7,6%.

Senada, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja bilang, peluang penetapan kupon awal SBR007 yang rendah hampir pasti terjadi. Ia pun memperkirakan kupon awal yang ideal bagi SBR007 sekitar 7,75%.

Walaupun nantinya pemerintah menetapkan kupon lebih rendah dari angka tersebut, ia berharap kupon minimal SBR007 jangan sampai di bawah level 7%.

Pesaing SBR007

Nah, jika kupon SBR007 tetap di kisaran 7%, instrumen ini masih mempunyai daya saing dibandingkan instrumen investasi sejenis, seperti deposito atau reksadana berbasis obligasi.

Anil mengungkapkan, sebenarnya akan sulit bagi SBR007 untuk bersaing dengan instrumen seperti reksadana pendapatan tetap. Selain kinerja rata-rata reksadana ini tengah meningkat akibat ekspektasi penurunan suku bunga acuan, instrumen tersebut juga didukung oleh likuiditas yang lebih memadai serta jangka waktu investasi yang lebih panjang.

Tak hanya itu. Pajak imbal hasil reksadana pendapatan tetap pun hanya 5% atau lebih rendah dibandingkan pajak obligasi termasuk SBN ritel yang mencapai 15%.

Kendati demikian, SBR007 diyakini akan tetap diincar oleh banyak investor yang tidak mengejar capital gain, melainkan perolehan kupon yang stabil. "Selama imbal hasilnya lebih baik daripada bunga deposito, SBR007 akan banyak peminatnya," ungkap Anil.

Setali tiga uang, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, daya tarik SBR007 belum akan pudar sekalipun kupon minimal di bawah SBR sebelumnya.

Menurutnya, pesaing langsung SBR007 untuk saat ini adalah reksadana terproteksi bertenor pendek. Sebab, kedua instrumen ini sama-sama menjanjikan imbal hasil menarik namun stabil karena dana investasi investor ditahan sampai jatuh tempo.

"Permintaan SBR007 seharusnya masih banyak karena instrumen investasi ini mempunyai pangsa pasarnya sendiri," kata Wawan.

Bagikan

Berita Terbaru

Perusahaan Leasing Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Akibat Bencana di Sumatra
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:15 WIB

Perusahaan Leasing Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Akibat Bencana di Sumatra

Sebagai antisipasi, sejumlah multifinance kini memperketat pemantauan risiko di daerah terdampak di Sumatra.

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:31 WIB

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama

Inflasi November 2025 melambat ke 0,17% MoM (2,72% YoY). Emas perhiasan dominan, bawang merah & daging ayam ras alami deflasi.

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:00 WIB

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun

Emiten farmasi yang memproduksi obat generik berlogo, hingga alat kesehatan berpotensi merasakan dampak positif.

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:56 WIB

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 2,39 miliar.

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:29 WIB

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara

Mirae menyabjut bahwa dari pemeriksaan awal, terdapat indikasi kuat bahwa nasabah membagikan kata sandi dan akses akunnya kepada orang lain.

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:56 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah

Program stimulus pemerintah membantu mendorong daya beli masyarakat dan menaikkan permintaan di dalam negeri

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:11 WIB

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai

Laju inflasi menjelang akhir tahun, justru diperkirakan melandai yang disebabkan harga pangan yang tercatat lebih rendah. 

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:59 WIB

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi

Penerimaan pajak penghasilan orang pribadi tercatat melesat 41% mencapai Rp 17,87 triliun           

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:50 WIB

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh

Menurut prediksi super optimistis Bank Indonesia, ekonomi cuma naik maksimal 7,7%                   

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:20 WIB

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan

Dari puluhan emiten yang keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 28 November 2025, hanya segelintir yang didukung narasi kuat.

INDEKS BERITA