Laba Mendaki Open Trip ke Gunung

Selasa, 25 Maret 2025 | 15:29 WIB
Laba Mendaki Open Trip ke Gunung
[ILUSTRASI. Pendaki berfoto saat tiba di Alun-alun Surya Kencana Gunung Gede, Jawa Barat (25/9). Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kembali dibuka, setelah wilayah Cianjur masuk dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2. KONTAN/Muradi/21/09/25]
Reporter: Jane Aprilyani, Laurentia Barus | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indah dan tak terbayarkan, kalimat ini yang terucap dari mulut Rizki Sinaga setelah mencapai puncak gunung Merbabu, salah satu gunung di Jawa Tengah yang didaki bersama temannya bulan lalu. Bagi pria berusia 35 tahun itu, aktivitas mendaki gunung selalu memberi kesan tak terbayar dengan uang.

Dengan mendaki gunung, ia melihat pemandangan yang cantik, juga menambah teman baru hingga mengetahui mitos dan fakta beberapa gunung Indonesia yang tak banyak diketahui orang. Walaupun ada risiko yang dihadapi, namun Rizki mendapat manfaat dari hobinya itu.

Dus, mendaki gunung juga membawa manfaat bagi kesehatan. Melewati jalur pendakian, naik turun lembah bisa melepas penat isi kepala dan menghilangkan stres. Karena itu, Rizki tak punya niat berhenti untuk naik gunung.

Rizki kini berencana naik puncak gunung selain Bromo, Salak, Gede, Papandayan, dan Rinjani. "Mau ke gunung Slamet tahun depan. Karena setidaknya setahun sekali harus naik gunung," ujar pria satu anak itu.

Agar rencananya berjalan mulus, Rizky rajin menabung. Maklum, biaya yang dikeluarkan untuk naik gunung tidaklah sedikit, karena butuh peralatan seperti tas gunung atau carrier, pakaian hangat bahan quick dry, sleeping bag, sepatu gunung, tenda, headlamp atau lampu, kaos kaki, perlengkapan masak sederhana dan matras.

Setidaknya biaya sekali perjalanan bisa jutaan rupiah. Namun, ia menyarankan, bagi pemula sebaiknya ikut penyedia jasa open trip naik gunung, agar tidak menemui kesulitan saat naik gunung.

Seperti apa jasa open trip naik gunung ini? Ini adalah jasa perjalanan naik gunung yang memungkinkan peserta bergabung dalam sebuah grup dengan jadwal kegiatan yang telah ditentukan penyedia jasanya.

Intan Nurhayat, pemilik Temenin Trip penyedia jasa open trip di Bandung bilang, mereka hadir melayani sekelompok orang atau personal yang baru pertama kali jalan-jalan atau naik gunung dengan tour guide.

Sejak merintis usaha tahun 2023 lalu, Temenin Trip sudah melayani puluhan pelanggan yang ingin naik gunung. Uniknya, Intan tidak hanya melayani generasi milenial dan Z saja. Konsumen Temenin Trip rupanya didominasi generasi baby boomers.

Dalam hitungan Intan, sekali perjalanan naik gunung, ada lima sampai delapan orang yang mendaftar. Biaya yang dibanderol untuk open trip, cukup merogoh kocek Rp 350.000. Biaya itu termasuk tiket, konsumsi dan tips pengemudi transportasi.

Sedangkan private trip, biaya yang dikeluarkan bisa sampai jutaan rupiah. Hingga kini, peminat open trip diakui Intan masih mendominasi permintaan di Temenin Trip. Dalam sebulan, omzet yang diraupnya cukup banyak. "Kalau high season bisa Rp 100 juta, kalau hari biasa di bawah itu," ungkap Intan.

Manisnya cuan juga dirasakan Purwo Hajar Prasetya. Owner Falisha Journey. Ia menikmati kenaikan minat naik gunung di masyarakat.

Di sisi lain, di Indonesia ada puluhan gunung yang menyajikan pemandangan berbeda. Berdasarkan pengalamannya, tamu Falisha Journey sejak berdiri tahun 2017 lalu terus mengalami kenaikan.

Dalam seminggu, Purwo melayani sekitar 12 keberangkatan yang dilakukan. Untuk keberangkatannya sendiri, Purwo melihat periode musim kemarau dan hujan. Pada musim kemarau, jumlah keberangkatan satu kali trip bisa 12 atau sekitar 1.000 orang selama satu musim.

Sementara, di kala musim hujan ia membawa sekitar 500 orang untuk open trip. Adapun peminat di Falisha Journey tak hanya dari pelanggan dalam negeri saja, karna mereka pernah melayani turis dari Kanada, Islandia, Malaysia dan Vietnam.

Yang menarik, Purwo bilang ada beberapa konten kreator hingga Menteri Pemuda dan Olahraga pernah menggunakan jasa open trip Falisha. Di antaranya ada Leonard, konten kreator motor, Dara Arafah, Awkarin hingga Dito Mahendra.

Dari situ, omzet Purwo pun naik terbilang drastis. Dalam sebulan, omzet yang diraup Purwo bisa mencapai Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Setelah dikurangi biaya operasional dan lainnya, marjin bersih yang didapatkan sekitar lima persen lebih.

Baca Juga: Usaha dan Tantangan Lembaga Pembiayaan Menapak Jalan Keberlanjutan

Persiapan usaha

Kendati terbilang tinggi peminat jasa open trip, namun usaha ini terbilang butuh modal cukup banyak. Persiapan bisnisnya juga panjang. Purwo membeberkan, untuk memulai usaha, Falisha merogoh kocek sekitar Rp 30 juta. Biaya itu untuk membeli komputer, drone yang fokus mendokumentasikan jasa open tripnya yang kemudian dipromosikan demi menarik pelanggannya.

Kemudian, sisa biayanya untuk membeli peralatan camping seperti tenda, cooking set, alat masak dan lainnya. Berbeda dengan Intan yang hanya mengeluarkan modal Rp 600.000 saat merintis usaha Temenin Trip. Intan bilang, modalnya digunakan untuk biaya transportasi berkeliling lokasi yang akan ditawarkan ke pelanggan.

Selebihnya, Intan tidak mengeluarkan biaya apapun untuk pegawai dan tempat usaha. Sebab, Intan menjalankan usaha sendiri dan menggunakan rumah pribadi serta laptop pribadi untuk memasarkan jasa open trip-nya di sosial medianya.

Kennedy Muhammad, Owner Hobi Muncak menceritakan, untuk memulai usaha open trip, sejatinya tak perlu mengeluarkan modal besar. Dirinya bahkan tidak mengeluarkan modal sama sekali. Sebab, sejauh ini kebutuhan peralatan naik gunung didapatkan dengan cara menyewa.

Nanti setelah digunakan, maka ia akan membayarnya dari ongkos jasa open trip. Terlepas dari biaya murah yang dikeluarkan, ada ini tetap punya tantangan untuk dihadapi.

Pertama, perlu memastikan keamanan peserta yang akan naik gunung. Pasalnya, jasa yang ditawarkan menyangkut keselamatan jiwa. Maka itu, Kennedy bilang harus ada pemimpin dan penjaga saat perjalanan dilakukan. Baik pemimpin perjalanan atau pendamping harus memastikan peserta tidak mendahului atau tertinggal.

Kedua, perlu dilakukan pelatihan atau briefing ke setiap peserta. Untuk faktor ini kata Intan, Temenin Trip membuat whatsapp grup, di mana peserta akan diedukasi mengenai peralatan yang dibawa. Hingga pentingnya olahraga sebelum naik gunung. "Biasanya briefing dilakukan seminggu sebelum berangkat," terangnya.

Ketiga yaitu, kemampuan pendamping atau guide yang menemani harus mumpuni. Setidaknya guide sudah tiga kali menapaki jalur gunung itu dan harus mengetahui jalur aman yang dilewati.

Keempat, penyedia jasa wajib memiliki SOP (standar operating procedure) keamanan dan peralatan pendukung kesehatan para peserta. "Sangat penting menjaga kualitas usaha agar pelanggan loyal terhadap usaha kita," imbuhnya.

Baca Juga: Upaya JSMR Pangkas Beban, Mulai dari Kembalikan Konsesi Hingga Likuidasi Anak Usaha

Bagikan

Berita Terbaru

LPS Memangkas Tingkat Bunga Penjaminan Untuk Ketiga Kali,  Jadi 3,5% Bagi Bank Umum
| Senin, 22 September 2025 | 19:27 WIB

LPS Memangkas Tingkat Bunga Penjaminan Untuk Ketiga Kali, Jadi 3,5% Bagi Bank Umum

Tingkat bunga penjaminan bank umum dalam bentuk simpanan rupiah turun menjadi 3,5% dan dalam bentuk valas turun menjadi 2%

Terkonfirmasi, Anggito Abimanyu Bakal Ikut Fit & Proper Test Ketua LPS Malam Ini
| Senin, 22 September 2025 | 17:39 WIB

Terkonfirmasi, Anggito Abimanyu Bakal Ikut Fit & Proper Test Ketua LPS Malam Ini

Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun membenarkan malam ini Anggito Abimanyu dan Calon DK LPS lainnya akan menjalani fit and propert test

BSI Mencetak Pertumbuhan Laba Bersih Hingga 10,21% di Kuartal II-2025
| Senin, 22 September 2025 | 15:48 WIB

BSI Mencetak Pertumbuhan Laba Bersih Hingga 10,21% di Kuartal II-2025

Kinerja positif BSI di triwulan II-2025 didukung fokus pada bisnis khas bank syariah, yakni emas dan layanan seperti haji dan umrah.

Realisasi APBN Per Juli: Defisit Melebar dan Penerimaan Pajak Masih Loyo
| Senin, 22 September 2025 | 15:03 WIB

Realisasi APBN Per Juli: Defisit Melebar dan Penerimaan Pajak Masih Loyo

Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN hingga Agustus 2025 mencapai 1,35% dari produk domestik bruto (PDB), setara Rp 321,6 triliun.

Imbas IPO Merdeka Gold Resources (EMAS) Berbuah Manis Bagi MDKA
| Senin, 22 September 2025 | 13:00 WIB

Imbas IPO Merdeka Gold Resources (EMAS) Berbuah Manis Bagi MDKA

MDKA masih berada dalam jalur uptrend. Koreksi yang terjadi belakangan ini dinilai wajar karena volumenya relatif kecil.

Produksi Timah TINS Mulai Tumbuh Positif, Laba Bersih 2025 Diprediksi Bakal Moncer
| Senin, 22 September 2025 | 09:16 WIB

Produksi Timah TINS Mulai Tumbuh Positif, Laba Bersih 2025 Diprediksi Bakal Moncer

Konsensus analis yang dihimpun Bloomberg mematok target harga saham TINS rata-rata Rp 1.500 untuk 12 bulan ke depan.

Dua Minggu Jadi Menteri Keuangan, Ini Berbagai Gebrakan Purbaya Yudhi Sadewa
| Senin, 22 September 2025 | 08:59 WIB

Dua Minggu Jadi Menteri Keuangan, Ini Berbagai Gebrakan Purbaya Yudhi Sadewa

Menteri Keuangan baru telah memindahkan duit pemerintah Rp 200 triliun ke bank umum hingga berencana menarik dolar masyarakat di luar negeri

Prospek Cerah Emiten Emas HRTA Seiring Kerja Sama Dengan Grup Astra, Bakrie & Salim
| Senin, 22 September 2025 | 08:00 WIB

Prospek Cerah Emiten Emas HRTA Seiring Kerja Sama Dengan Grup Astra, Bakrie & Salim

HRTA disukai karena kepastian pasokan bahan baku emas, serta katalis jangka menengah dari sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA).

Menengok Amunisi Reli Saham-Saham Prajogo Pangestu, Bukan Sekadar Faktor Teknikal
| Senin, 22 September 2025 | 07:40 WIB

Menengok Amunisi Reli Saham-Saham Prajogo Pangestu, Bukan Sekadar Faktor Teknikal

Saham emiten terafiliasi Prajogo Pangestu seperti BRPT, TPIA, BREN, CUAN, CDIA dan PTRO masih menarik perhatian investor.

Mencermati Geliat Reksadana Berbasis Sukuk
| Senin, 22 September 2025 | 07:21 WIB

Mencermati Geliat Reksadana Berbasis Sukuk

Tantangan reksadana berbasis sukuk tetap ada, terutama likuiditas sukuk sekunder yang rendah dibanding obligasi konvensional. 

INDEKS BERITA

Terpopuler