Lelang SBSN Makin Laris, Kinerja Pasar Obligasi Juga Naik

Rabu, 16 Juni 2021 | 07:00 WIB
Lelang SBSN Makin Laris, Kinerja Pasar Obligasi Juga Naik
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen surat utang negara Indonesia masih diminati pelaku pasar. Ini terlihat antara lain dari penyelenggaraan lelang surat berharga negara syariah (SBSN) pekan ini yang masih diminati oleh investor.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk di lelang SBSN, Selasa (15/6), mencapai Rp 46,67 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari penawaran yang masuk di lelang sukuk dua pekan lalu, Rp 44,64 triliun. Pemerintah kali ini menyerap sesuai target indikatif, Rp 10 triliun.

Tingginya minat pelaku pasar terhadap obligasi negara Indonesia juga terlihat dari pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI). Jumat (11/6) lalu, ICBI sempat ditutup di level 320,06, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kemarin, ICBI kembali turun ke level 319,81.

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia Fayadri mengatakan, minat investor terhadap obligasi dalam negeri terus naik karena kekhawatiran terhadap inflasi di Indonesia mereda. "Investor menilai imbal hasil obligasi Indonesia saat ini sangat menarik," kata dia, Selasa (15/6).

Sementara yield obligasi Amerika Serikat (AS) justru cenderung turun. Kemarin, yield US Treasury tenor 10 tahun turun ke 1,49%.

Pelaku pasar global pun ikut memburu surat utang pemerintah. Pekan lalu, ada peningkatan porsi kepemilikan asing di obligasi pemerintah, ditandai dengan masuknya dana asing sebesar Rp 9,95 triliun di pasar obligasi.

"Instrumen investasi obligasi pemerintah memiliki tingkat risiko relatif rendah tetapi masih memberikan imbal hasil yang menarik, jadi tidak heran sangat diminati investor," kata Fayadri. Per Senin (14/6), bila dihitung sejak awal Juni, dana asing yang masuk obligasi negara sudah mencapai US$ 1,71 miliar.

Peningkatan minat investor ini berimbas positif dan menyebabkan kenaikan harga obligasi, ditandai dengan penurunan yield. Di lelang sukuk kemarin, seri PBS027 yang mendapat penawaran paling tinggi dari investor, sebesar Rp 19,90 triliun. Yield rata-rata tertimbangnya 4,38%, turun dari 4,57% di lelang dua pekan sebelumnya. Fayadri menyebut, ini karena meningkatnya minat investor terhadap obligasi secara umum.

Ke depan, Fayadri menilai prospek kinerja maupun minat investor di pasar obligasi dalam negeri akan bergantung pada keputusan dan komentar dari pejabat The Federal Reserve dan Bank Indonesia. Kedua bank sentral ini akan mengumumkan kebijakan moneter dan proyeksi ekonominya pada pekan ini.

Fayadri memprediksi, selama The Fed memiliki pandangan dovish dan tidak memberi sinyal akan melakukan kebijakan tapering, maka yield obligasi bisa turun ke 6,2% di akhir tahun.

Bagikan

Berita Terbaru

Dugaan Terjadi Manipulasi Aset Keuangan, Membebani eFishery
| Kamis, 19 Desember 2024 | 23:47 WIB

Dugaan Terjadi Manipulasi Aset Keuangan, Membebani eFishery

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah serta Co-Founder sekaligus  CFO eFishery Chrisna Aditya diskors dari jabatannya.

Investor Perkarakan Bumi Resources Terkait Penerbitan Obligasi Konversi Rp 8 Triliun
| Kamis, 19 Desember 2024 | 23:25 WIB

Investor Perkarakan Bumi Resources Terkait Penerbitan Obligasi Konversi Rp 8 Triliun

Mengintip data KSEI, BUMI01CB merupakan kode efek dari Obligasi Wajib Konversi PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang terbit tahun 2017.

UNTR Punya Tenaga Baru dari Energi Hijau, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Kamis, 19 Desember 2024 | 10:38 WIB

UNTR Punya Tenaga Baru dari Energi Hijau, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Mengukur prospek kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) yang tengah gencar melakukan diversifikasi bisnis

Rupiah Terus Anjlok, Tahun Depan Rawan Sentuh Rp 17,000
| Kamis, 19 Desember 2024 | 10:10 WIB

Rupiah Terus Anjlok, Tahun Depan Rawan Sentuh Rp 17,000

Keperkasaan dolar AS masih sulit terbendung, sehingga tahun depan, nilai tukar rupiah bisa melemah hingga Rp 17.000 per dolar AS

Memblejeti Pemilik, Track Record Kinerja, dan Valuasi Harga Saham IPO HGII
| Kamis, 19 Desember 2024 | 09:42 WIB

Memblejeti Pemilik, Track Record Kinerja, dan Valuasi Harga Saham IPO HGII

Setelah IPO, Shikoku Electric Power Company, Inc (Yonden) bakal masuk sebagai investor HGII lewat akuisisi 25% saham.

Harga Saham BBCA Longsor Seiring Aksi Jual Asing, Dimotori Blackrock dan Fidelity
| Kamis, 19 Desember 2024 | 09:07 WIB

Harga Saham BBCA Longsor Seiring Aksi Jual Asing, Dimotori Blackrock dan Fidelity

Merujuk konsensus analis yang dihimpun Bloomberg, target harga rata-rata 12 bulan saham BBCA ada di Rp 12.040 per saham.​

Menggugat LHKPN Fiktif
| Kamis, 19 Desember 2024 | 08:29 WIB

Menggugat LHKPN Fiktif

Mencuatnya LHKPN abal-abal belakangan ini menggambarkan betapa lemahnya integritas pejabat publik di Indonesia.

Gelombang Karbon
| Kamis, 19 Desember 2024 | 08:16 WIB

Gelombang Karbon

Proyek food estate dengan cara mengubah alih fungsi hutan bukanlah jalan keluar terbaik untuk program kedaulatan pangan bangsa ini.

BI Siapkan Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
| Kamis, 19 Desember 2024 | 07:45 WIB

BI Siapkan Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru

Bank Indonesia menyiapkan uang layak edar untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru dan telah didistribusikan ke perbankan

Peluang Pemangkasan Bunga Acuan BI Makin Terbatas
| Kamis, 19 Desember 2024 | 07:42 WIB

Peluang Pemangkasan Bunga Acuan BI Makin Terbatas

BI mempertahankan suku bunga acuannya alias BI-Rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2024

INDEKS BERITA

Terpopuler