Lelang Sukuk Negara Tambahan Menerima Penawaran Rp 2,7 Triliun

Jumat, 07 Oktober 2022 | 04:10 WIB
Lelang Sukuk Negara Tambahan Menerima Penawaran Rp 2,7 Triliun
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil lelang surat berharga syariah negara (SBSN) tambahan pada Rabu (5/10) jauh lebih tinggi daripada hasil lelang SBSN yang dilaksanakan di hari sebelumnya. Padahal, yield yang ditawarkan masih sama seperti lelang sebelumnya. 

Berdasarkan data DJPPR Kementerian Keuangan, lelang sukuk negara tambahan alias greenshoe option menerima penawaran Rp 2,67 triliun. Ada lima seri sukuk negara yang ditawarkan, yakni PBS036, PBS003, PBS029, PBS034 dan PBS033. 

Dari lima seri tersebut, seri PBS036 menerima paling banyak permintaan, mencapai Rp 1,07 triliun. Sementara pada lelang sukuk negara di hari Selasa (4/10), permintaan pada seri dengan tenor tiga tahun ini mencapai Rp 2,19 triliun. Pemerintah hanya menyerap Rp 45 miliar. 

Baca Juga: Penerbitan SBN Sudah 78% dari Target

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, pemerintah bisa menyerap seluruh penawaran investor karena greenshoe option dilakukan dengan pemesanan awal. "Greenshoe option dilakukan agar pemesanan sukuk negara dapat dilakukan secara maksimal dibanding dengan pemesan awal yang dibatasi," ujar dia.

Tak hanya itu, yield yang ditawarkan pada greenshoe option ini memang sudah ditentukan sama seperti yang dimenangkan pada lelang sukuk negara pada Selasa (4/10).

Sekadar info, pada lelang Selasa, penawaran yang masuk mencapai Rp 7,05 triliun, lalu hanya Rp 755 miliar yang meminta yield sesuai yield yang disukai pemerintah. 

Penawaran yang diterima pemerintah cukup kecil sejalan dengan rencana pemerintah yang memang fokus untuk menjaga cost of fund. Caranya dengan menurunkan penerbitan surat utang dan defisit anggaran. Pemerintah juga akan fokus memperbesar porsi SBN ritel dan menurunkanpenerbitan SBN valas. 

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf berpendapat, langkah tersebut positif karena bisa menjaga yield SBN dalam negeri. "Juga menjaga stabilitas yield SUN di tengah volatilitas pasar," jelas dia. 

Baca Juga: Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp 2,5 Triliun, Intip Prospek Saham Wijaya Karya (WIKA)

Bagikan

Berita Terbaru

Kasasi Ditolak, Nasib Sritex di Ujung Tanduk
| Sabtu, 21 Desember 2024 | 05:00 WIB

Kasasi Ditolak, Nasib Sritex di Ujung Tanduk

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) akan melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) usai permohonan kasasinya ditolak MA.

Kerek Pajak Ekspor CPO Demi Mandatori Biodiesel
| Sabtu, 21 Desember 2024 | 05:00 WIB

Kerek Pajak Ekspor CPO Demi Mandatori Biodiesel

Menteri keuangan akan segera menerbitkan peraturan menteri keuangan (PMK) yang mengatur perubahan tarif pungutan ekspor tersebut.

Ultrajaya (ULTJ) Fokus Mengembangkan Produk
| Sabtu, 21 Desember 2024 | 04:25 WIB

Ultrajaya (ULTJ) Fokus Mengembangkan Produk

Selain itu, ULTJ terus melakukan penambahan jalur distribusi, baik di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

Selama Sepekan, Asing Kompak Lego Saham Bank Besar
| Sabtu, 21 Desember 2024 | 04:20 WIB

Selama Sepekan, Asing Kompak Lego Saham Bank Besar

Sepekan asing jual saham bank besar Rp 4,7 triliun, dimana terbesar terjadi pada saham BBRI yang mencapai Rp 2,31 triliun

Tekstil Banyak Menikmati Fasilitas Kawasan Berikat
| Jumat, 20 Desember 2024 | 09:55 WIB

Tekstil Banyak Menikmati Fasilitas Kawasan Berikat

Sebanyak 1.455 perusahaan telah menikmati fasilitas kawasan berikat yang tersebar dalam 21 kantor wilayah dan satu kantor pelayanan utama.

Siap-Siap Menjaring Cukai Minuman Berpemanis
| Jumat, 20 Desember 2024 | 09:42 WIB

Siap-Siap Menjaring Cukai Minuman Berpemanis

Selain menyiapkan regulasi, pemerintah sedang menyosialisasikan kebijakan cukai minuman berpemanis dalam kemasan

WIKA Melunasi Sebagian Obligasi Senilai Rp 50 Miliar
| Jumat, 20 Desember 2024 | 09:08 WIB

WIKA Melunasi Sebagian Obligasi Senilai Rp 50 Miliar

WIKA melakukan pelunasan awal sebagian dari Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A melalui call option.

Kado Pahit Buat Investor di Ujung Tahun, Risiko Masih Tinggi Sebaiknya Wait and See
| Jumat, 20 Desember 2024 | 07:51 WIB

Kado Pahit Buat Investor di Ujung Tahun, Risiko Masih Tinggi Sebaiknya Wait and See

Kebijakan Pemerintahan Prabowo Subianto memperburuk situasi hingga membuat pasar saham makin dijauhi.

Harga Emas Akan Bangkit Perlahan Tahun Depan
| Jumat, 20 Desember 2024 | 07:00 WIB

Harga Emas Akan Bangkit Perlahan Tahun Depan

Permintaan emas sebagai aset safe haven akan terus menguat, didorong oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik. 

Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Ditopang Bisnis Pengangkutan Batubara
| Jumat, 20 Desember 2024 | 07:00 WIB

Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Ditopang Bisnis Pengangkutan Batubara

HAIS mencatatkan volume pengangkutan kargo sebanyak 9,1 juta metrik ton (MT) selama Januari-September 2024, yang 99% diantaranya batubara.

INDEKS BERITA

Terpopuler