Likuiditas dan Penyaluran Kredit BPR Masih Moncer

Selasa, 19 Maret 2024 | 06:32 WIB
Likuiditas dan Penyaluran Kredit BPR Masih Moncer
[ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Aplikasi Otomasi Informasi iBPR-S untuk mendorong akses keuangan masyarakat terhadap produk dan layanan BPR/BPRS.]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Maraknya pencabutan izin usaha Bank Perekonomian Rakyat (BPR) tak membuat kinerja industri ini sempoyongan. Paling tidak, ini tecermin dari likuiditas BPR yang masih memadai. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, per Januari 2024, dana pihak ketiga (DPK) BPR masih tumbuh 9% secara tahunan menjadi Rp 152,6 triliun. Pertumbuhan ini melampaui pencapaian DPK bank secara umum, yang tumbuh 5,5% secara tahunan di periode sama. 

Sementara, penyaluran kredit BPR juga tumbuh 9,8% secara tahunan menjadi Rp 157,29 triliun. Meski di bawah pertumbuhan industri, kredit BPR mengungguli pertumbuhan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang sekitar 7,5% secara tahunan.

Baca Juga: Cita-Cita Benahi BPR

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menilai, untuk saat ini, BPR memiliki peluang besar dalam menjaring DPK.

Sebab, bunga deposito BPR lebih tinggi dibandingkan bank umum. "Ini menjadi menarik bagi para petani bunga untuk menyimpan dananya di BPR," ujar Amin, Senin (18/3).

Terlebih, pembenahan yang terus dilakukan regulator industri jasa keuangan membuat BPR kian dipercaya masyarakat. Seiring itu, kekhawatiran dana simpanan dibawa kabur pemilik BPR semakin sirna.

Amin juga melihat potensi pertumbuhan BPR di tahun ini lebih besar. Apalagi BPR kini bisa menjalankan bisnis seperti bank umum. 

Prospek kredit

Jangkauan BPR di daerah-daerah juga lebih unggul dibandingkan bank umum. "Dengan begitu, BPR bisa menggenjot portofolio pinjaman lebih tinggi, misalnya kredit sindikasi. Meskipun SDM dan tata kelola BPR saat ini masih jadi tantangan," imbuh Amin.

Ketua Kompartemen BPR Syariah Asbisindo Cahyo Kartiko mengatakan, sejauh ini masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap BPR. Ini seiring gencarnya edukasi pelaku usaha BPR mengenai kondisi industri terkini. 

Cahyo memperkirakan, penyaluran kredit BPR akan tumbuh lebih kencang di semester dua tahun ini. "Makanya sekarang kelihatannya DPK tumbuh lebih tinggi.

Baca Juga: LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah PT BPR EDCCASH

Tapi di semester kedua, DPK mulai berkurang, karena penyaluran kredit lebih besar," ujar Cahyo, yang juga Direktur Utama PT BPRS Artha Madani.

Cahyo melihat, penyaluran kredit BPR di sepanjang tahun berjalan ini masih tumbuh 20%. Hanya saja, dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (NPF) berpotensi naik.

Hal ini menyusul dicabutnya kebijakan relaksasi restrukturisasi pada akhir Maret 2024. "Saat ini, NPF gross BPRS Artha Madani 2,3%. Kami akan jaga di level 2,9%," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif OJK Bidang Perbankan Dian Ediana Rae menegaskan, banyak BPR ditutup seiring upaya regulator membenahi industri ini jadi lebih baik. "Saya ingin secepatnya membereskan BPR yang bermasalah," ujarnya.

Bagikan

Berita Terbaru

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO
| Kamis, 21 November 2024 | 18:03 WIB

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup getol menggembok saham emiten beberapa waktu terakhir, meski di tengah kondisi pasar yang lesu.

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025
| Kamis, 21 November 2024 | 17:37 WIB

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025

Deloitte mengungkapkan terjadi penurunan yang signifikan perusahaan yang melaksanakan IPO di Indonesia, dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China
| Kamis, 21 November 2024 | 16:59 WIB

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China

Terpilihnya Donald Trump menimbulkan kekhawatiran terjadi perang dagang Amerika Serikat-China, seperti yang terjadi tahun 2018 silam. 

 Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya
| Kamis, 21 November 2024 | 09:12 WIB

Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya

PTBA menggadang hilirisasi batubara menjadi Artificial graphite dan anode sheet. Sementara ADRO berambisi menjadikannya bahan baku pupuk.

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan
| Kamis, 21 November 2024 | 08:54 WIB

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan

Pemerintah mengklaim bakal membantu pembangunan transmisi dan gardu induk lantaran tidak mudah untuk mencapai nilai keekonomian.. 

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit
| Kamis, 21 November 2024 | 08:45 WIB

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit

Mata uang Asia masih berpeluang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setidaknya sampai akhir tahun 2024 ini.

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:43 WIB

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi

Berinvestasi pada surat utang korporasi menjadi alternatif menarik bagi investor, Terlebih, di tengah kondisi pasar yang volatil 

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy
| Kamis, 21 November 2024 | 08:37 WIB

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy

Menakar prospek bisnis dan kinerja saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) di tengah tren laju harga amonia

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:05 WIB

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi

Net foreign buy terbesar dalam lima hari terakhir tercatat berlangsung di saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal
| Kamis, 21 November 2024 | 07:55 WIB

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal

Undang-Undang (UU) Migas memperbolehkan entitas koperasi untuk mengelola sumur minyak tua yang selama ini dibor secara ilegal oleh masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler