Lonjakan Harga CPO Dongrak Kinerja DSNG

Rabu, 30 April 2025 | 06:15 WIB
Lonjakan Harga CPO Dongrak Kinerja DSNG
[ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). ]
Reporter: Vina Elvira | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) awal tahun ini berbuah kinerja positif ke emiten kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). 

Di kuartal I-2025, emiten sawit ini mencatatkan laba bagi entitas induk sebesar Rp 368,16 miliar atau tumbuh 60% secara tahunan  atau year on year (yoy). Peningkatan laba berkat  kenaikan pendapatan perseroan sebesar 20% yoy, menjadi Rp 2,7 triliun di kuartal I-2025. 

Adapun segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi kontributor utama pendapatan Dharma Satya Nusantara yakni  sebesar 88% dari total pendapatan. Masih di kuartal I-2025 juga terjadi lonjakan harga jual rata-rata  atau average selling price (ASP) CPO yang naik 27%, menjadi Rp 14.909 per kilogram (kg).

Baca Juga: Momentum Kenaikan Harga CPO Jadi Keuntungan Dharya Satya Nusantaran Tbk (DSNG)

Begitu juga untuk  ASP palm kernel oil (PKO) juga melonjak 108% menjadi Rp 27.349 per kg, dan ASP palm kernel (PK) juga melesat 101% menjadi Rp10.814 per kg di periode tersebut.

Menurut Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo, kenaikan harga CPO merupakan imbas adanya penurunan produksi tandan buah besar (TBS), efek kondisi cuaca kering pada kuartal pertama 2024 di  wilayah Kalimantan Timur.

"Selain itu, biaya produksi yang juga terkontrol dengan baik berdampak positif terhadap profitabilitas", ujar Andrianto, dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (29/4).

Dari sisi operasional, produksi CPO dari DSNG mengalami penurunan sebesar 8% yoy, dari 149.500 ton menjadi 137.600 ton. Penurunan tersebut, kata Andrianto, seiring dengan turunnya pasokan TBS perusahaan sebesar 8,7% YoY, dari 525.000 ton menjadi 479.000u ton pada kuartal  I-2025.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Risiko Fiskal di Balik Proyek Whoosh
| Rabu, 05 November 2025 | 04:15 WIB

Risiko Fiskal di Balik Proyek Whoosh

Pembangunan sejati adalah yang memberi ruang bagi manusia untuk tumbuh, bukan sekadar membangun rel baja di atas tanah yang belum sejahtera.

Asuransi Syariah Intip Peluang Bisnis dari Umrah Mandiri
| Rabu, 05 November 2025 | 04:15 WIB

Asuransi Syariah Intip Peluang Bisnis dari Umrah Mandiri

Diperbolehkannya masyarakat melakukan umrah mandiri akan berdampak positif terhadap kinerja industri asuransi syariah. 

Pemerintah Indonesia Siap Mencicil Utang Kereta Cepat Whoosh
| Rabu, 05 November 2025 | 04:08 WIB

Pemerintah Indonesia Siap Mencicil Utang Kereta Cepat Whoosh

Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia sanggup mengangsur utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun.

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja
| Selasa, 04 November 2025 | 19:18 WIB

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja

Setelah anak usahanya, PT Indofarma Global Medika pailit, Indofarma (INAF) mencoba tetap bertahan dengan melaksanakan pengurangan karyawan.

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh
| Selasa, 04 November 2025 | 19:09 WIB

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh

Industri batubara Indonesia kini perlu bersiap-siap dengan risiko bisnis besar sejalan dengan turunnya ekspor ke Tiongkok.

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain
| Selasa, 04 November 2025 | 16:38 WIB

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain

Ethereum (ETH) berada dalam watchlist karena dijadwalkan meluncurkan upgrade besar bernama Fusaka ke mainnet pada 3 Desember 2025.

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh
| Selasa, 04 November 2025 | 14:57 WIB

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh

Prabowo tekankan tidak ada masalah pembayaran utang Whoosh, namun belum jelas sumber dana dari APBN atau dari BPI Danantara.

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR
| Selasa, 04 November 2025 | 09:09 WIB

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR

Hingga akhir 2025 MYOR menargetkan laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun atau cuma naik sekitar 0,8% dibandingkan tahun lalu.​

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru
| Selasa, 04 November 2025 | 08:49 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru

Investor diharapkan bisa berinvestasi pada saham profit tinggi, valuasi harga dan volatilitas rendah.

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian
| Selasa, 04 November 2025 | 08:45 WIB

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian

Saratoga juga mencatat kerugian bersih atas instrumen keuangan derivatif lainnya Rp 236 juta per 30 September 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler