Masih Ada Cuan di Saham GGRM dan HMSP

Senin, 22 Juli 2019 | 09:01 WIB
Masih Ada Cuan di Saham GGRM dan HMSP
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sebelumnya terus menerus terkoreksi, harga saham emiten rokok kembali menguat sepanjang pekan lalu. Dua saham produsen rokok besar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) masih banyak dijagokan analis. 

Saham GGRM misalnya, konsisten melaju di zona hijau sejak Senin (15/7) lalu. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga GGRM ditutup naik 2,69% dari hari sebelumnya ke level Rp 79.300 per saham. Meski demikian, jika dilihat dari awal tahun ini alias year to date, saham GGRM masih minus 5,17%.

Investor asing juga masih menaruh minat di GGRM. Total pembelian bersih asing (net foreign buy) di pekan lalu mencapai Rp 152,47 miliar. Sementara itu, saham HMSP juga cenderung naik belakangan ini, meski perlahan. Dalam sepekan, harganya mendaki 3,96% dan ditutup di level Rp 3.150 per saham. Tapi, jika diakumulasi sejak awal tahun ini, saham HMSP masih negatif 15,09%. 

Nah, menurut JP Morgan, koreksi yang terjadi pada GGRM dan HMSP sepanjang tahun ini, justru merupakan kesempatan untuk melakukan aksi beli. Menurut analis JP Morgan Benny Kurniawan dalam riset 10 Juli 2019, harga HMSP dan GGRM sudah undervalue terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara kinerjanya kemungkinan bakal lebih baik didorong beberapa katalis positif. 

JP Morgan pun meningkatkan rekomendasi saham GGRM menjadi overweight dengan target harga akhir tahun ini Rp 88.500 per saham, naik dari target harga sebelumnya Rp 84.500 per saham. Rekomendasi yang sama juga ditujukan untuk saham HMSP dengan target harga Rp 3.850 per saham hingga akhir Desember 2019.

Sementara itu, UOB Kay Hian  dalam riset 15 Juli 2019 juga memprediksi, GGRM dapat membukukan laba bersih lebih dari 30% year on year (yoy) pada kuartal kedua tahun ini. Beberapa hal yang mendorong kinerja GGRM di antaranya, pertumbuhan volume yang meningkat sejak awal tahun ini saat industri rokok menurun dan kenaikan harga rata-rata sekitar 2,4% secara ytd. Kenaikan volume penjualan ini didorong oleh produk murah GGRM seperti Surya 12 dan Surya Professional. 

Selain itu, ada peningkatan operasional dan pertumbuhan volume di segmen mild, di saat volume SKM mild menurun. Berdasarkan analisis UOB, kenaikan harga sebesar 2,4%, akan membuat laba bersih mendaki 20%. Setelah dikurangi pajak, laba bersih GGRM di kuartal kedua 2019 kemungkinan bisa mencapai Rp 2,29 triliun atau tumbuh 37,7% yoy.

Karena itulah, UOB merekomendasikan beli saham GGRM dengan target harga Rp 88.100 per saham. Target harga itu mencerminkan +1SD price earning ratio (PER) tahun 2019 sebesar 18,3 kali. 

Tarif cukai

Sentimen lain yang akan mempengaruhi prospek kinerja industri rokok adalah rencana kenaikan tarif cukai rokok di tahun depan. JP Morgan memprediksi akan ada kenaikan tarif cukai sekitar 10% pada tahun depan. Angka ini masih in line dengan kenaikan tarif cukai sebelumnya. Sehingga, hal ini bisa jadi risiko di tengah prospek positif industri rokok. 

Yang jelas, pada tahun ini, baik HMSP maupun GGRM berpotensi mendapat margin laba yang lebih baik. JP Morgan memprediksi, kenaikan harga jual masih akan terjadi di paruh kedua tahun ini untuk mengimbangi kenaikan tarif cukai tahun depan. Sebagai gambaran, sebelumnya Djarum sudah menaikkan harga jual sekitar 1%-1,5% di awal Juli ini. Tentunya, hal tersebut akan mendorong HMSP dan GGRM untuk turut menaikkan harga jualnya juga. 

Jika hal ini dilakukan, profitabilitas GGRM dan HMSP akan lebih baik di kuartal III dan kuartal IV 2019. Apalagi, di tengah absennya kenaikan cukai pada tahun ini. 

Di sisi lain, penyesuaian bobot saham HMSP di indeks LQ45 justru dinilai akan memberi sentimen positif untuk saham ini. Penyesuaian di awal bulan Agustus, akan mengurangi technical overhang dari HMSP. "Sehingga, HMSP akan terlihat atraktif setelah penyesuaian bobot tersebut," ujar JP Morgan. 

Bagikan

Berita Terbaru

Banjir Sumatra dan Asuransi Wajib Bencana
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:26 WIB

Banjir Sumatra dan Asuransi Wajib Bencana

Keberadaan asuransi wajib bisa mendorong peningkatan ketahanan iklim secara sistemik, karena asuransi tak hanya sebagai mekanisme transfer risiko.

Masih Ada Cuan Dividen Saham di Penghujung Tahun
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:25 WIB

Masih Ada Cuan Dividen Saham di Penghujung Tahun

Memasuki pertengahan Desember 2025, kesempatan investor  berburu cuan dari pembagian dividen interim masih terbuka. 

Kalbe Farma (KLBF) Memperkuat Lini Bisnis Alkes
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:20 WIB

Kalbe Farma (KLBF) Memperkuat Lini Bisnis Alkes

Pada 15 Oktober 2024, KLBF dan PT GE Operation Indonesia (GEOI) meneken perjanjian kerja sama untuk pengembangan alat kesehatan lokal CT scan.

Bisnis Asuransi Bisa Tumbuh Lebih Cepat Berkat Program Penjaminan Polis
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Asuransi Bisa Tumbuh Lebih Cepat Berkat Program Penjaminan Polis

Memudarkan kepercayaan masyarakat juga dinilai ikut menyebabkan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia. 

BUMN Pasok Lebih Banyak Minyakita
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:10 WIB

BUMN Pasok Lebih Banyak Minyakita

Melalui aturan baru, pemerintah memperkuat posisi BUMN Pangan sebagai distributor Minyakita dan menjaga HET yang ditetapkan Rp 15.700 per liter.

IHSG Senin (8/12) Berpeluang Menguat Terbatas
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:10 WIB

IHSG Senin (8/12) Berpeluang Menguat Terbatas

Secara teknikal, IHSG masih berada pada tren bullish karena bergerak di atas indikator MA20, MA50 dan MA200 . 

Hasil Rapat FOMC Tentukan Arah IHSG Pekan Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:05 WIB

Hasil Rapat FOMC Tentukan Arah IHSG Pekan Ini

Hasil  rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bakal menjadi arah penentu pergerakan bursa global di pekan ini

IHSG Cetak Rekor Terus, Cuan Konglomerat Makin Tebal
| Senin, 08 Desember 2025 | 04:00 WIB

IHSG Cetak Rekor Terus, Cuan Konglomerat Makin Tebal

Dari data Bloomberg, Prajogo Pangestu masih jadi taipan yang menuai untung paling besar dari kepemilikan sahamnya di sejumlah emiten. 

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual
| Minggu, 07 Desember 2025 | 22:38 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual

Bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

INDEKS BERITA

Terpopuler