Masih Banyak Saham Murah Berfundamental Solid dengan Valuasi Oke

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa saham-saham likuid yang tergabung dalam indeks LQ45 tak mampu mengekor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih tumbuh positif 9,36% sejak awal tahun ini. Di periode yang sama, indeks LQ45 hanya mampu naik 0,43%.
Maklum saja, ada 60% saham emiten LQ45 yang harganya masih jeblok. Tapi kabar baiknya, dari saham-saham yang harganya turun itu, ada sekitar 15 emiten yang memiliki valuasi menarik. Ini terlihat dari price earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) yang lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir.
Valuasi Sejumlah Emiten LQ45 yang Harga Sahamnya Tengah Terkoreksi |
||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Ini Artikel SpesialAgar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan. Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan GoogleGratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran. Kontan Digital Premium AccessBusiness Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari Rp 120.000Business InsightHanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan Berita Terbaru![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 08:25 WIB
Siasat Jababeka (KIJA) Memacu Kawasan Industri TerintegrasiKehadiran dry port terbukti memberikan kemudahan arus logistik dengan memangkas biaya distribusi, mempercepat proses, dan meningkatkan efisiensi. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 08:06 WIB
Pemulihan Harga Komoditas di Semester Kedua Mendorong Saham Emiten EnergiKenaikan harga saham emiten di sektor energi lebih merepresentasikan ekspektasi investor terhadap prospek jangka menengah-panjang, ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 08:05 WIB
Paperocks Indonesia (PPRI) Prediksi Kinerja Tahun Ini Tak Sesuai Target AwalFaktor utama yang menekan laju industri kemasan adalah melemahnya daya beli akibat penurunan permintaan, ditambah maraknya pemain baru. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 08:02 WIB
Permintaan Masih Lesu, Pemulihan Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Diproyeksi LambatEfek berbagai stimulus di sektor properti yang digelontorkan pemerintah tidak akan instan ke industri semen. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 07:45 WIB
Aturan TKDN Baru Berpotensi Mendongkrak Investasi Motor ListrikRegulasi ini memberikan insentif berupa tambahan nilai TKDN minimal 25% bagi perusahaan yang membenamkan investasi di dalam negeri. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 07:43 WIB
Pasar Obligasi Menyambut Penurunan Suku Bunga Bank SentralPelaku pasar fokus mencermati sejauh mana pelonggaran moneter akan mempengaruhi likuiditas dan harga obligasi dalam beberapa minggu mendatang. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 07:41 WIB
The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal AsingSejak Juli 2025 sampai pertengahan September 2025 sudah tercatat arus masuk dana asing bersih ke SBN. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 07:20 WIB
Sektor Pertambangan Melicinkan Bisnis PelumasPotensi pasar pelumas di Indonesia masih menjanjikan. Maka tak heran apabila sejumlah produsen terus melicinkan ekspansi bisnis pelumas. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 07:14 WIB
Profit Taking di Bursa Saham Berpotensi BerlanjutPemicu pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah aksi sell on news tentang pemangkasan bunga acuan The Fed. ![]()
| Jumat, 19 September 2025 | 07:08 WIB
DSSA Terbitkan Surat Utang Rp 1,5 Triliun untuk Bayar Utang dan Ekspansi Data CenterSebagian dana sukuk akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pengembangan pusat data (data center) SSDP. Terpopuler |