JAKARTA. Raut wajah sedih tampak di wajah Mistary, Kepala Desa Gegerung, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Aceh saat menceritakan kondisi petani kopi di desanya. Mistary yang juga petani kopi itu bilang, rata-rata petani di desanya menjual bijih kopi dalam bentuk buah segar atau cherry ke tengkulak atau pengepul.
Karena menjual cherry, petani terkadang tidak mengetahui berapa harga jual kopi jika sudah dalam bentuk biji kopi siap sangrai atau greenbean. "Terkadang petani hanya setor buah dalam bentuk bijih cherry itu saja, dan menerima rupiah sesuai harga yang ditentukan tengkulaknya," kata Mistary saat ditemui KONTAN di kebun kopinya di Desa Gegerung, Kamis (4/5).
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.