Melihat Akar Masalah

Kamis, 04 September 2025 | 07:20 WIB
Melihat Akar Masalah
[ILUSTRASI. TAJUK - Sandy Baskoro]
Sandy Baskoro | Redaktur Peaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan sosial politik di Indonesia belum sepenuhnya mereda. Eskalasi pasca demonstrasi berdarah, akhir pekan lalu, memang mulai turun. Namun suasana kebatinan masyarakat Indonesia masih gundah. Publik menyimpan tanya: Apa gerangan yang terjadi pekan lalu? Apa akar masalahnya? Lantas, apa langkah konkret pemerintah untuk menjawab tuntutan masyarakat?

Presiden Prabowo Subianto menggelar konferensi pers, pada Minggu (31/8), didampingi pimpinan lembaga tinggi negara dan delapan pimpinan parpol yang memiliki kursi di DPR. Pimpinan DPR sepakat tunjangan anggota parlemen dipangkas, termasuk menghentikan sementara kunjungan kerja anggota DPR ke luar negeri. Para pimpinan parpol juga menonaktifkan para anggota DPR yang diketahui melakukan perbuatan tak pantas dan menjadi pemicu aksi demonstrasi.

Ya, pernyataan Presiden Prabowo turut meredakan ketegangan. Namun hal itu belum sepenuhnya menjawab kegelisahan masyarakat. Pemerintah belum menyentuh akar masalah yang menjalari kegundahan masyarakat selama ini. Jika ditarik ke belakang, aksi unjuk rasa terjadi karena komunikasi antara pemerintah dan rakyat tersumbat. Apa yang dirasakan dan dihadapi masyarakat berbanding terbalik dengan respons dan jawaban pemerintah.

Perekonomian nasional sedang tidak baik-baik saja, gelombang PHK belum berhenti, pengangguran naik, daya beli melemah, ketimpangan melebar. Namun pemerintah justru melaporkan data-data ekonomi serba positif. Pertumbuhan ekonomi naik, data manufaktur meningkat dan lapangan kerja tersedia.

Padahal di saat yang sama, ada problem fiskal yang mengintai. Pemerintahan Prabowo butuh anggaran besar untuk menjalani program unggulan seperti makan bergizi gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, proyek 3 juta rumah, hingga mendirikan Danantara yang digadang-gadang bakal mendorong ekonomi. Tidak ada yang salah dengan program unggulan itu. Hanya saja, melihat kondisi fiskal yang terbatas, pemerintah sebaiknya mengurasi proyek unggulan secara bijak. Misalnya, program MBG dijalani bertahap, jangan langsung menyasar hingga 80 juta penerima. Kualitas makanan di program MBG juga perlu dievaluasi, apakah sesuai tujuan memperbaiki gizi masyarakat. Demikian pula program lainnya.

Dengan program realistis dan dijalani bertahap, penghematan anggaran bisa terarah dan tidak banyak memangkas anggaran transfer ke daerah. Kita tentu berharap keadilan fiskal bisa dirasakan masyarakat.     

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

INDEKS BERITA

Terpopuler