Melihat Prospek Saratoga (SRTG) yang Memiliki Aset Investasi Terdiversifikasi

Kamis, 17 November 2022 | 04:40 WIB
Melihat Prospek Saratoga (SRTG) yang Memiliki Aset Investasi Terdiversifikasi
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menggurita di  sejumlah emiten. Mulai dari  saham pertambangan, menara telekomunikasi, jasa konstruksi, hingga penyedia gas dan oksigen, hingga saham rumah sakit. 

Lantaran itu pula, naik turun kinerja SRTG seirama dengan laju harga saham aset investasinya. Juga tergantung pada kinerja keuangan aset investasinya. 

Nah, dalam sembilan bulan pertama tahun ini menunjukkan penurunan. Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya turun 45% menjadi Rp 7,58 triliun, dari Rp 13,83 triliun pada periode sama tahun 2021. 

Baca Juga: Bisnis Saratoga Investama (SRTG) Diprediksi Ciamik, Apa Rekomendasi Analis?

Penghasilan lainnya juga turun 50,34% secara tahunan menjadi Rp 2,3 miliar dari Rp 4,64 miliar. Di sisi lain, penghasilan dividen, bunga, dan investasi SRTG meningkat 58,36%  menjadi Rp 1,39 triliun, dari Rp 877,48 miliar. 

Tapi, bottom line SRTG belum dapat tertolong dengan kenaikan perolehan dividen. Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan SRTG turun 49,19% yoy menjadi Rp 7,15 triliun dari Rp 14,07 triliun pada September 2021. 

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, penurunan kinerja SRTG disebabkan besarnya investasi di PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) yang dilakukan melalui Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd (BDI). Harga TBIG sejak awal tahun sampai dengan kemarin (16/11) turun 22,03%.

Per 31 Oktober 2022, BDI menguasai 73,34% saham TBIG. SRTG secara tidak langsung memiliki 35,17% saham BDI. "Meski memiliki saham lainnya, kinerja negatif TBIG mengurangi keuntungan bersih investasi," kata Cheril, Rabu (16/11). 

Kontribusi komoditas

SRTG juga mempunyai saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Per 31 Oktober 2022, SRTG menggenggam 15% saham ADRO, 18,34% kepemilikan di MDKA, dan 56,69% di MPMX. 

Baca Juga: Kinerja SRTG Disokong Dividen Yang Makin Besar

Investasi saham lain yang dimiliki SRTG yakni PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM), Deltomed, MGM Bosco Logistik, Primaya Hospital atau PT Famon Awal Bros Tbk (PRAY), dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).  

Cheril menilai, portofolio SRTG berisi berbagai jenis saham yang harganya fluktuatif. Sehingga, keuntungan SRTG juga fluktuatif.  

Yang jelas, menurut dia, kinerja SRTG akan dipengaruhi sentimen pemulihan ekonomi serta peningkatan permintaan komoditas. Khusus ADRO, sentimen juga berasal dari rencana perluasan bisnis energi terbarukan dan terkait dengan hilirisasi baterai kendaraan listrik untuk MDKA. 

Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo dalam risetnya menilai, kinerja SRTG pada kuartal III-2022 sejalan dengan ekspektasinya. SRTG masih ditopang oleh saham ADRO yang meningkat  38% pada kuartal III-2022. Kinerja SRTG juga masih tertolong oleh pendapatan dividen yang berasal dari ADRO, MPMX, dan TBIG. 

Baca Juga: Ini Alasan RHB Sekuritas Kerek Target Harga Saham Saratoga (SRTG)

Ke depan, Henry percaya, dividen interim ADRO di Desember 2022 juga akan melampaui prediksi konsensus. Mengingat, kinerja ADRO meningkat kuat sejalan dengan harga batubara yang melesat sampai dengan Oktober 2022. "Kami percaya SRTG berpotensi untuk membukukan kas bersih pada akhir tahun, setelah penerimaan dividen ADRO berikutnya," kata Henry.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei dalam riset 17 Oktober 2022 menambahkan, pertumbuhan net asset value (NAV) atau nilai aktiva bersih (NAB) SRTG meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Hal ini sejalan denga lonjakan harga komoditas yang membuat harga saham MDKA dan ADRO meroket.

Menurut Jono, investasi SRTG pada sektor sumber daya alam mencapai 50% dari NAB. Sejalan dengan mulai turunnya harga sejumlah komoditas, Jono memprediksikan, pertumbuhan NAB SRTG ke depannya akan lebih bergantung pada progres pengembangan proyek energi terbarukan, sektor kesehatan, dan sektor teknologi.

Sementara itu, risiko investasinya berasal dari volatilitas harga komoditas. Selain itu peningkatan biaya operasional dan beban bunga juga perlu dicermati. 

Jono masih belum memberikan rekomendasi terhadap saham SRTG. Sementara  Cheril merekomendasikan hold SRTG dengan target Rp 2.650 per saham. Henry memberikan rating overweight untuk SRTG dengan target harga Rp 4.100 per saham hingga Desember 2023.

Ferry Wong, Analis Citi, merekomendasikan beli dengan target harga di Rp 4.250 per saham. Rabu (16/11), saham SRTG merosot 3,03% ke Rp 2.560 per saham.  

Baca Juga: Saratoga dan Provident Gelar Restrukturisasi Kepemilikan Saham Tower Bersama (TBIG)

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler