Mempercayai Data

Senin, 11 Agustus 2025 | 06:09 WIB
Mempercayai Data
[ILUSTRASI. TAJUK - Haris Hadinata]
Harris Hadinata | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anda mungkin pernah mendengar kata-kata mutiara, "kepercayaan adalah sesuatu yang didapatkan, bukan hal yang diberikan". Agar bisa mendapat kepercayaan dari orang lain, dibutuhkan kejujuran. 

Ketika pemerintah mengumumkan data pertumbuhan ekonominya pekan ini, banyak keraguan yang muncul atas data-data tersebut. Pasalnya, realisasi data yang diumumkan terasa too good to be true. Angkanya jauh di atas proyeksi banyak ekonom kawakan.

Selain itu, realisasi data pertumbuhan ekonomi yang diumumkan juga bertentangan dengan data-data ekonomi lain yang sudah dirilis sebelumnya. Misal, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut industri pengolahan tumbuh di atas 5%, sementara puchasing managers' index (PMI) sektor manufaktur masih berada di level kontraksi.

Tak heran muncul pertanyaan, apakah pemerintah melakukan manipulasi data pertumbuhan ekonomi? Lembaga riset CELIOS bahkan mengirimkan surat ke PBB dan meminta badan statistik PBB mengaudit BPS, terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut.

Manipulasi data statistik ekonomi tentu bukanlah hal yang bijak. Efek manipulasi data statistik ekonomi tidak main-main, lo. Negara bahkan bisa sampai mengalami krisis ekonomi gara-gara hal seperti ini.

Mungkin Anda masih ingat dengan krisis utang Yunani yang terjadi sekitar satu setengah dekade silam. Salah satu pemicu awal dari krisis ini adalah pemalsuan data-data statistik ekonomi, terutama data defisit anggaran dan utang.

Yunani kala itu melakukan pemalsuan data ekonomi agar bisa bergabung dengan zona euro. Pemerintah Yunani memanfaatkan transaksi keuangan yang rumit dan tidak transparan untuk menyembunyikan kondisi keuangan sebenarnya. 

Manipulasi data ini baru terungkap usai terjadi pergantian pemerintahan. Efeknya, kepercayaan terhadap Yunani pun merosot tajam. Biaya berutang lantas jadi meningkat. Ujungnya, terjadi krisis utang, yang juga menyebar ke negara-negara lain di Eropa.

Manipulasi data ekonomi juga berpotensi menghasilkan kebijakan ekonomi yang salah. Misal, karena merasa ekonomi naik, pemerintah tidak lagi memberi stimulus, padahal daya beli masih tertekan.

Semoga saja, data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diumumkan pemerintah memang hasil pemerintah menjalankan amanah rakyat, bukan hasil utak-atik. Jadi, daya beli benar-benar membaik.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan
| Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan

Pengusaha berharap pemerintah tak hanya andalkan PPN DTP, tetapi perlu dilengkapi dengan kebijakan lain yang lebih langsung menyentuh masyarakat.

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM
| Senin, 15 September 2025 | 12:24 WIB

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM

OJK menerbitkan POJK no 19 tahun 2025 tentang Kemudahan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang
| Senin, 15 September 2025 | 10:38 WIB

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang

Setelah transaksi akuisisi Tambang Emas Doup milik PSAB rampung, maka UNTR akan mengelola dua tambang emas.​

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing
| Senin, 15 September 2025 | 08:22 WIB

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing

Valuasi harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini sudah lebih rendah dibanding rata-rata historisnya.

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang
| Senin, 15 September 2025 | 07:44 WIB

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang

Saat ini PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) hanya memiliki satu aset properti yang sudah beroperasi di Majalengka.

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan
| Senin, 15 September 2025 | 07:39 WIB

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan

Bank syariah terus menggenjot pengembangan aplikasi digital untuk memperluas basis nasabah ritel.     

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI
| Senin, 15 September 2025 | 07:28 WIB

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI

Dunia rekrutmen serta penilaian SDM membutuhkan bantuan teknologi AI. Tentu, ini menciptakan peluang bisnis aplikasi berbasis AI yang menarik.

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi
| Senin, 15 September 2025 | 07:19 WIB

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi

Pemerintah siap mengembangkan BioCNG berbasis limbah sebagai sumber energi terbarukan. Caranya?     

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa
| Senin, 15 September 2025 | 06:30 WIB

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa

Batas akhir penawaran SR023 15 September 2025 dengan kupon 5,80% vs saham, mana yang lebih menguntungkan?

Pembiayaan Emas Perbankan Semakin Berkilau
| Senin, 15 September 2025 | 06:20 WIB

Pembiayaan Emas Perbankan Semakin Berkilau

Di tengah harga emas yang terus melesat, pembiayaan emas di bank syariah juga makin ikut dilirik masyarakat​

INDEKS BERITA

Terpopuler