Mempercayai Kripto

Jumat, 11 November 2022 | 08:00 WIB
Mempercayai Kripto
[]
Reporter: Harris Hadinata | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasar kripto kembali guncang. Belum lagi crypto winter lewat dari pasar kripto, pasar kripto kini digoyang berita runtuhnya bisnis salah satu exchanger kripto terbesar di dunia. 

FTX, salah satu dari lima exchanger kripto terbesar di dunia, pekan ini mengumumkan mengalami krisis likuiditas. Kejatuhan FTX ini diduga akibat kesalahan investasi yang dilakukan Sam Bankman-Fried, pemilik FTX.

Tentu saja, kebangkrutan FTX ini membuat harga berbagai mata uang kripto berjatuhan. Per pukul 16.59 WIB kemarin, harga bitcoin berada di US$ 16.682,80 per BTC, tyryb 17,90% dalam tujuh hari terakhir. 

Dari 10 mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar, dalam sepekan terakhir, hanya USD Coin yang masih mencetak kenaikan harga, meski tipis. Penurunan terdalam dicetak Dogecoin, mencapai 36,17% jadi US$ 0,0839 per DOGE.

Saat demam kripto terjadi di pertengahan pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, salah seorang pengamat investasi pernah berujar dalam bincang-bincang dengan KONTAN, "Saya tidak percaya kripto bisa buat investasi," kata dia saat itu. 

Si pengamat ini beralasan, fundamental mata uang kripto ini tidak jelas.

Tidak seperti mata uang fiat yang fundamentalnya bisa didasarkan pada kondisi negara yang menerbitkan, ia melihat sulit menilai fundamental kripto berdasarkan kegunaan atau proyek yang menjadi basis mata uang kripto tersebut.

Apalagi, harga mata uang kripto sempat bisa bergerak sangat fluktuatif hanya gara-gara cuitan pesohor di media sosial. Risiko mata uang kripto juga meningkat setelah banyak perusahaan keuangan besar masuk pasar kripto. 

Ini membuat harga kripto terpapar sentimen yang kerap menggerakkan pasar keuangan konvensional. Saat ini, pasar keuangan tertekan akibat kekhawatiran inflasi tinggi serta kenaikan agresif suku bunga di berbagai negara. Harga duit kripto juga ikut terjun bebas.

Kebangkrutan FTX, yang merupakan salah satu exchanger kripto terbesar di dunia, semakin membuat mata uang kripto mempertahankan status sebagai instrumen spekulasi, alih-alih instrumen investasi. Kalau pemain besarnya saja mudah jatuh, bagaimana industrinya? 

Di Indonesia sendiri, industri kripto masih terombang-ambing. Industrinya masih tumbuh, transaksi juga cukup besar. Di sisi lain, ketidakpastian menguat seiring molornya pembentukan bursa kripto dan rencana mengatur kripto dalam omnibus law sektor keuangan.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler