Menakar Prospek Saham Emiten Pembagi Dividen

Jumat, 05 April 2019 | 08:53 WIB
Menakar Prospek Saham Emiten Pembagi Dividen
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten menjadwalkan pembagian dividen April ini. Setidaknya, ada enam emiten yang akan membagikan dividen di sisa bulan ini.

Enam emiten itu adalah PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF). ADMF membagi dividen dengan nilai terbesar, yaitu Rp 908 per saham. Sebagai gambaran, jika dihitung dengan harga saham kemarin, yaitu Rp 10.600 per saham, yield dividend yang ditawarkan 8,56%.

Kolektor saham BUMN dan anak-anak usahanya, bisa melirik WTON. Tanggal terakhir pembelian saham sebelum diikutsertakan dalam pembagian dividen (cum dividend) bagi pemegang saham WTON tinggal hari ini (5/5).

WTON menawarkan dividen Rp 17,5 per saham. Dengan asumsi harga saham kemarin Rp 625, yield dividend-nya sekitar 2,8% (lihat tabel).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, secara basis teknikal, keenam emiten tersebut memberi dividen menarik. Apalagi, harga sahamnya rata-rata masih murah. "Kecuali mungkin WTON karena sudah bergerak tinggi," kata dia, Kamis (4/4).

M. Nafan Aji Gusta Utama, analis Binaartha Sekuritas, menilai, yield dividen dengan presentasi di atas 2,5% perlu dicermati oleh para pelaku pasar karena menarik. Nafan merekomendasikan WTON. Emiten lainnya kurang direkomendasikan karena saham kurang likuid dan harga cenderung sideways.

Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengingatkan, investor perlu mewaspadai tren aksi jual setelah pembagian dividen. Menurut dia, tidak ada salahnya para pemegang saham menjual kepemilikan saham ketimbang menghadapi cut loss setelah pembagian dividen. "Rasio dividen yang didapat dibandingkan dengan potensi untung dengan menjual saham kadang tidak setimpal," ujar dia.

Karena itu, Teguh menilai emiten dengan yield dividen di bawah 5% dan harga saham yang rendah lebih minim risiko dari aksi jual. "Karena orang relatif tidak tertarik dengan saham seperti itu. Setelah itu, harga sahamnya tidak akan anjlok seperti pembagi dividen besar lain," kata dia.

Teguh merekomendasikan ADMF. Menurut dia, dibanding emiten pembagi dividen lain, saham ini lebih mudah kembali naik setelah masa pembagian dividen selesai.

Bagikan

Berita Terbaru

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

Menguak Labirin Korupsi Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 07:10 WIB

Menguak Labirin Korupsi Pajak

Publik saat ini tengah menantikan langkah tegas Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi sektor pajak.​

Pembunuh UMKM
| Rabu, 26 November 2025 | 07:00 WIB

Pembunuh UMKM

Jaringan ritel modern kerap dituding sebagai pembunuh bisnis UMKM dan ditakutkan bisa menjalar ke Kopdes yang bermain di gerai ritel.

INDEKS BERITA

Terpopuler