Mengukur Kans Indonesia Ekspor Batubara ke AS: Berat di Ongkos?

Jumat, 21 Maret 2025 | 16:21 WIB
Mengukur Kans Indonesia Ekspor Batubara ke AS: Berat di Ongkos?
[ILUSTRASI. Amerika Serikat (AS) merupakan negara penghasil batubara terbesar keempat dunia dengan produksi lebih dari 577 juta ton pada tahun 2023. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan peluang penggunaan lebih banyak batubara sebagai sumber energi.]
Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keran ekspor batubara ke Amerika Serikat (AS) makin terbuka setelah Presiden Donald Trump mengumumkan bakal meningkatkan produksi listrik dari bahan bakar berbasis fosil.

Produksi batubara AS di tahun 2023 mencapai 577,95 juta ton menurut data Energy Information Administration (EIA) AS. Angka produksi ini turun 2,73% jika dibandingkan dengan produksi tahun 2022 yang mencapai 594,15 juta ton.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan? Masuk
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh
| Jumat, 07 November 2025 | 06:36 WIB

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh

Pelemahan daya beli dan penurunan permintaan menggerus penjualan dan margin laba bersih emiten semen

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi
| Jumat, 07 November 2025 | 06:32 WIB

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi

Pada debut perdananya, harga saham PJHB langsung menyentuh auto reject atas (ARA), atau melonjak 24,85% 

Diskon Tarif Jalan Tol Berlaku di Momen Nataru
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Diskon Tarif Jalan Tol Berlaku di Momen Nataru

Pemerintah telah melakukan diskusi dengan pelaku badan usaha jalan tol (BUJT) sejak Oktober 2025 terkait pemberian diskon di periode Nataru

Masih Tertekan, Investor Aset Kripto Memilih Berhati-hati
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Masih Tertekan, Investor Aset Kripto Memilih Berhati-hati

Harga bitcoin terus melemah. Mengutip Coinmarketcap, harga bitcoin berada di level US$ 103.255 pada Kamis (6/11), turun 4,21% dalam sepekan

Update Realisasi Penyaluran KUR Perumahan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Update Realisasi Penyaluran KUR Perumahan

Dua minggu sejak diluncurkan pada 21 Oktober lalu, kredit program pemerintah sudah disalurkan sebesar Rp 267,1 miliar. ​

Ada Sentimen Pertumbuhan Ekonomi dan Evaluasi MSCI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:28 WIB

Ada Sentimen Pertumbuhan Ekonomi dan Evaluasi MSCI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak rekomendasi saham hari ini di tengah euforia pengumuman review kuartalan konstituen ndeks MSCI..

TINS Batal Masuk MSCI Efek Kebijakan BEI, Investor Gigit Jari tapi Analis Optimistis
| Jumat, 07 November 2025 | 06:17 WIB

TINS Batal Masuk MSCI Efek Kebijakan BEI, Investor Gigit Jari tapi Analis Optimistis

Meski batal masuk MSCI, TINS dinilai memiliki fundamental yang baik dan didukung sentimen harga komoditas timah.

Kinerja Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Masih Tertekan Daya Beli
| Jumat, 07 November 2025 | 06:15 WIB

Kinerja Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Masih Tertekan Daya Beli

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berpotensi mendapat dorongan dari kenaikan konsumsi efek stimulus BLT di kuartal IV 2025

Arti Data Pertumbuhan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:11 WIB

Arti Data Pertumbuhan

Pertumbuhan 5,04% bagus, tetapi kualitasnya belum menyentuh esensi pemerataan. Angka positif, tetapi belum sepenuhnya memperbaiki taraf hidup.

Siap-siap, Bank Kecil Akan Dipaksa Merger
| Jumat, 07 November 2025 | 06:10 WIB

Siap-siap, Bank Kecil Akan Dipaksa Merger

OJK berencana menjadikan bank umum di Indonesia hanya tersisa tiga kelompok. KBMI 1 dengan modal inti Rp 3 triliun-Rp 6 triliun akan dihilangkan​

INDEKS BERITA

Terpopuler