Mengukur Lagi Saham Yang Sudah Cetak Rekor

Selasa, 16 Juli 2019 | 06:29 WIB
Mengukur Lagi Saham Yang Sudah Cetak Rekor
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan laju kenaikan indeks saham, sejumlah saham juga mencatat rekor harga. Di antaranya ada BBCA, BBRI dan DLTA. Saham lain yang mencatat rekor adalah pendatang baru di bursa.

Saham BBCA kemarin menyentuh harga penutupan tertinggi di Rp 30.525 per saham dengan kenaikan 1,58%. Begitu juga BBRI yang menguat 0,44% ke Rp 4.530 per saham. Sedangkan DLTA menyentuh all time high di Rp 7.200, setelah menguat 0,35%.

Selain itu, harga sejumlah saham pendatang baru di bursa juga sempat mencetak rekor tertinggi. Misalnya, LUCK yang baru menggelar initial public offering (IPO) November tahun lalu. Emiten solusi teknologi informasi ini sempat mencetak rekor harga di Rp 1.990 pekan lalu. ARKA yang IPO pekan lalu juga menyentuh harga tertinggi di Rp 685, kemarin.

Tapi jangan keburu silau melihat saham-saham yang menoreh rekor baru ini. Analis Reliance Sekuritas Kornelis Pandu mengingatkan, investor tetap perlu melihat fundamental perusahaan. "Apakah bisnisnya menguntungkan dan apakah manajemennya bagus," kata dia, kemarin.

Menurut dia, untuk menentukan hal tersebut, investor perlu menilik laporan keuangan perusahaan minimal lima tahun ke belakang. Sedangkan untuk perusahaan yang baru IPO biasanya hanya memiliki laporan keuangan dua-tiga tahun ke belakang.

Karena itu, investor harus bersabar dua tahun lagi untuk berinvestasi. "Tapi, kalau mau trading, masih bisa, karena hanya melihat likuiditas sahamnya," kata Kornelis.

Analis Indopremier Sekuritas Mino menilai, harga rekor belum tentu mahal. Meski dalam kondisi overvalued atau terlalu mahal, bukan berarti harga akan turun.

Seperti Kornelis, Mino merekomendasikan melihat kinerja fundamental. "Sebentar lagi kan laporan keuangan keluar, itu mungkin yang perlu dicermati," kata dia.

Sudah mahal

Mino mengakui, harga BBCA saat ini sudah cukup mahal, sehingga investor boleh saja melakukan aksi jual. Dia melihat, kenaikan harga saham ini ditopang kondisi fundamentalnya yang positif. Apalagi, kondisi bursa tengah positif lantaran ketegangan politik mulai mencair seiring rekonsiliasi Prabowo dan Presiden Jokowi.

Kornelis Pandu melihat, kebijakan Bank Indonesia meringankan giro wajib minimum (GWM) perbankan mengantarkan penguatan BBRI dan BBCA. Penurunan GWM ini memperkuat likuiditas bank bagi penyaluran kredit.

Saham perbankan juga mendapat sentimen positif dari sinyal penurunan bunga. "Prospek penurunan suku bunga juga akan mendorong penyaluran kredit kepemilikan rumah, karena sekitar 70% pembeli rumah menggunakan fasilitas kredit perbankan dalam memenuhi transaksi tersebut," jelas Kornelis.

Menurut dia, BBCA dan BBRI paling terdorong karena pada Mei lalu, kenaikan harga saham keduanya masih jauh di bawah target harga. Untuk saham BBRI, dia merekomendasikan investor untuk menahan dulu, sebab harga saat ini sudah mendekati target konsensus di Rp 4.650. Begitu juga untuk BBCA, dia juga memberikan rekomendasi tahan, karena harga saat ini sudah sedikit di atas target harga konsensus di Rp 29.000.

Sedang Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, harga BBCA dan BBRI belum overvalued. Sentimen bagi keduanya masih sangat baik.

Analis Profindo Sekuritas Indonesia Dimas Wahyu Pratama juga senada, menilai kinerja kedua emiten tersebut cukup bagus. Secara teknikal, Dimas menyarankan buy on weakness BBRI di Rp 4.460 dan ambil untung di Rp 4.560. Sementara BBCA bisa sell on strength di Rp 30.975. "Untuk jangka panjang, saya cenderung BBRI," tutur Dimas.

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:15 WIB

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi

Rudolf Parningotan Nainggolan melihat peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi dari bahan tesis yng disusunnya.

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:14 WIB

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,27% jika menjual hari ini.

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:45 WIB

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II

PPRI memperkirakan adanya risiko kenaikan kertas yang digunakan perusahaan dengan potensi kenaikan harga sebesar 5%-7%.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:30 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:10 WIB

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%

FPNI menili tahun ini masih penuh tantangan. Ini karena persaingan yang ketat dan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:58 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:05 WIB

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan

Inovasi layanan keuangan yang dikembangkan instansi terkait perlu diimbangi dengan pengawasan ketat dan edukasi.​

Kunci Semua Jawaban
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Kunci Semua Jawaban

Seolah-olah semua permasalah yang ada di negeri mulai dari perusahaan bangkrut hingga pembiayaan perumahan bisa diselesaikan Danantara.

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi

Terbuka peluang harga minyak akan lebih bullish dibandingkan ketika kenaikan harga minyak akibat invasi Rusia ke Ukrania.  

Pergerakan Rupiah dalam Sepekan Masih Tertekan Sentimen Global
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Pergerakan Rupiah dalam Sepekan Masih Tertekan Sentimen Global

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot menguat tipis 0,06% dari perdagangan sehari sebelumnya ke level Rp 16.397 per dolar AS. 

INDEKS BERITA

Terpopuler