Menjaga Arah Inovasi Keuangan Digital
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sudut Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Pak Jana, pedagang sayur, akhirnya lepas dari jerat rentenir yang mengekangnya selama bertahun-tahun. Berbekal catatan transaksi digital dan riwayat pembayaran listrik lewat ponsel, ia memperoleh pinjaman Rp 2 juta tanpa agunan, rekening bank, atau riwayat kredit formal. Dulunya mustahil, kini menjadi nyata berkat Innovative Credit Scoring (ICS).
Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti Pak Jana adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, menyumbang lebih dari 60% produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja. Namun, jutaan masih terjebak dalam sistem keuangan informal. Masalahnya klasik, tak punya agunan, riwayat kredit, atau suara dalam sistem.
Baca Juga: Prospek Tetap Menarik, Namun Potensi Kenaikan Harga Saham SSIA Terbatas
