Menyoroti Iklan Visual di Masa Pandemi Corona

Sabtu, 17 Juli 2021 | 07:30 WIB
Menyoroti Iklan Visual di Masa Pandemi Corona
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mungkin luput dari perhatian Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) atau bisa saja dianggap tidak ada yang keliru, sehingga iklan-iklan visual di televisi saat ini seolah tidak ada bedanya dengan masa sebelum pandemi Covid-19. Padahal, pandemi sudah berlangsung lebih dari satu tahun.  

Coba kita perhatikan sekarang. Apalagi, di saat banyak orang banyak menghabiskan waktu di rumah. Keberadaan iklan visual di televisi atau lebih banyak ditonton dan menjadi tren saat ini adalah di media sosial seperti YouTube, seolah-olah tampilan dan konten yang tengah terjadi berada di masa normal saja. Di masa seolah tidak ada pagebluk Covid-19 yang sedang berkecamuk hingga saat ini.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Modal Bank Terus Tumbuh, Naik Kelas Masih Jauh
| Kamis, 20 Februari 2025 | 04:00 WIB

Modal Bank Terus Tumbuh, Naik Kelas Masih Jauh

Menilik potensi perbankan mengerek permodalan inti dan naik kelas. Bank memilih mengerek modal lewat jalan organik. 

Melongok 6 SWF yang Sukses Menjadi Investor Berpengaruh Global
| Rabu, 19 Februari 2025 | 19:18 WIB

Melongok 6 SWF yang Sukses Menjadi Investor Berpengaruh Global

Enam SWF ini dianggap sukses karena transparansi, tata kelola yang baik, dan strategi investasi yang menghasilkan keuntungan jangka panjang.

Danantara Perlu Mengambil Hikmah Beberapa SWF yang Bermasalah, Paling Parah 1MDB
| Rabu, 19 Februari 2025 | 16:05 WIB

Danantara Perlu Mengambil Hikmah Beberapa SWF yang Bermasalah, Paling Parah 1MDB

Masalah utama yang menyebabkan kegagalan SWF adalah korupsi, penyalahgunaan dana, serta kurangnya pengawasan dan transparansi.

Muncul Syarat Batas Usia di UU BUMN, Muliaman Hadad Tersingkir dari Danantara
| Rabu, 19 Februari 2025 | 14:47 WIB

Muncul Syarat Batas Usia di UU BUMN, Muliaman Hadad Tersingkir dari Danantara

Pasal 3S ayat 1 huruf d UU BUMN menyebutkan, untuk dapat diangkat sebagai anggota Bdan Danantara harus berusia paling tinggi 60 tahun.

Jaksa Kasus Dugaan Korupsi CPO, Tuntut Wilmar Group Cs Belasan Triliun Rupiah
| Rabu, 19 Februari 2025 | 13:55 WIB

Jaksa Kasus Dugaan Korupsi CPO, Tuntut Wilmar Group Cs Belasan Triliun Rupiah

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar, persidangan berikutnya akan digelar pada bulan Maret 2025.

10 Negara Dengan Cadangan Emas Terbesar
| Rabu, 19 Februari 2025 | 10:16 WIB

10 Negara Dengan Cadangan Emas Terbesar

Pada 2024, bank sentral global membeli 1.045 metrik ton emas, jumlah tertinggi dalam sejarah berdasarkan laporan World Gold Council (WGC).

Penjualan Motor di Awal 2025 Melambat Efek Daya Beli dan Harga
| Rabu, 19 Februari 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Motor di Awal 2025 Melambat Efek Daya Beli dan Harga

Pada Januari 2025, total penjualan motor hanya mencapai 557.191 unit, turun 5,98% dibandingkan Januari 2024.

Panen Tebu Mulai April, Pemerintah Masih Berencana Mengimpor 200.000 Ton Gula
| Rabu, 19 Februari 2025 | 09:14 WIB

Panen Tebu Mulai April, Pemerintah Masih Berencana Mengimpor 200.000 Ton Gula

Pemerintah menggunakan cadangan gula untuk menekan kenaikan harga. Harga rata-rata gula konsumsi Rp 18.386 per kg, naik 0,96% dibanding Januari.

Ramai Transaksi di Saham Milik Grup Bakrie & Salim ini, Lonjakan Harga Emas Pemicunya
| Rabu, 19 Februari 2025 | 08:30 WIB

Ramai Transaksi di Saham Milik Grup Bakrie & Salim ini, Lonjakan Harga Emas Pemicunya

Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas 2025 sebanyak 26,67% YoY menjadi 75.000 ons troi.

Ramai Transaksi di Saham Milik Grup Bakrie & Salim ini, Lonjakan Harga Emas Pemicunya
| Rabu, 19 Februari 2025 | 08:30 WIB

Ramai Transaksi di Saham Milik Grup Bakrie & Salim ini, Lonjakan Harga Emas Pemicunya

Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas 2025 sebanyak 26,67% YoY menjadi 75.000 ons troi.

INDEKS BERITA

Terpopuler