Meski Permintaan Batubara Turun, Adaro Masih Punya Prospek Positif

Rabu, 09 Januari 2019 | 06:35 WIB
Meski Permintaan Batubara Turun, Adaro Masih Punya Prospek Positif
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal sentimen positif bagi emiten sektor batubara muncul. Sentimen tersebut terkait Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Mungkin Anda masih ingat, pemerintah berniat merevisi aturan perpajakan untuk usaha tambang. Nantinya, pemegang PKP2B generasi pertama hanya akan membayar pajak PPh Badan sebesar 25% dari sebelumnya 45%. Penurunan ini diikuti kenaikan Dana Hasil Batu Bara (DHPB) dari 13,5% jadi 15% dan tambahan pajak 10% dari laba bersih.

Prasetya Gunadi, Analis BCA Sekuritas, mengatakan, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bakal menjadi emiten batubara yang paling merasakan sentimen positif tersebut. Ada dua skenario positif bagi emiten tersebut.

Pertama, jika rata-rata royalti yang ADRO berikan ke pemerintah sebesar 15%, maka laba bersih setelah pajak diprediksi masih bisa melonjak 7,3% dibandingkan perkiraan proyeksi laba akhir tahun tahun sebelumnya.

Kedua, asumsi ADRO memberikan rata-rata royalti kepada pemerintah sebesar 13%. "Maka diprediksi laba bersih setelah pajak mencapai 16,9%," tulis Prasetya dalam riset 15 November.

Saat ini, pemerintah masih terus menggodok rencana revisi tersebut. "Kalau aturan sudah keluar, perusahaan bisa dengan leluasa merencanakan rencana produksi jangka panjang tambangnya," ujar analis Samuel Sekuritas Arandi Arianta, Selasa (8/1)

 

Faktor luar negeri

Tapi perlu diingat, bisnis batubara juga dipengaruhi oleh sentimen permintaan batubara global. Terlebih, produksi batubara di China tumbuh 3%, sedang impor turun 4%. Dengan begitu, permintaan batubara secara global bakal menurun.

Belum lagi isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menghantui harga komoditas. "Kami tidak optimistis lagi dengan perusahaan batubara tahun ini," imbuh Arandi.

Dia memprediksi, produksi batubara ADRO tahun ini tak jauh berbeda dengan tahu lalu, antara 54 juta hingga 56 juta ton. Begitu pun pendapatan ADRO. Arandi memprediksi pendapatan flat dengan laba bersih berpotensi naik 11%.

Meski begitu, ADRO masih memasok batubara untuk kebutuhan batubara dari dua proyek pembangkit listrik, PT Tanjung Power dan PT Bhimasena Power Indonesia, yang totalnya 8 juta ton. Berdasarkan hal tersebut, analis MNC Sekuritas Sukisnawati Puspitasari masih memasang posisi bullish terhadap saham ADRO.

Sukisnawati mematok target harga ADRO Rp 2.300 per saham. Sementara, Prasetya mematok target harga Rp 2.700 dengan rekomendasi beli. Arandi juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.400 per saham. Kemarin, saham ADRO ditutup di Rp 1.410 per saham.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Beban Ambisi Politisi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:10 WIB

Beban Ambisi Politisi

Di saat bank swasta leluasa menyalurkan kredit ke segmen lebih menguntungkan, bank milik negara kerap harus menanggung risiko sosial lebih besar.

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:00 WIB

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi

Mengupas strategi bisnis PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pasca melepas bisnis es krim di awal tahun 2025

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja
| Sabtu, 01 November 2025 | 05:05 WIB

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja

.aat laju kredit masih tak bertenaga, sejumlah bank makin bergantung pada pendapatan non bunga demi menjaga keuntungan

Main Aman Saat Ekonomi Tak Pasti, Peserta DPLK Tambah Deposito
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:35 WIB

Main Aman Saat Ekonomi Tak Pasti, Peserta DPLK Tambah Deposito

Hingga Juli 2025, dana peserta DPLK di keranjang deposito bertambah Rp 10,7 triliun sejak awal tahun menjadi Rp 78,07 triliun

Pertumbuhan di Tengah Kerentanan
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:18 WIB

Pertumbuhan di Tengah Kerentanan

Pemulihan ekonomi bukan hanya soal angka pertumbuhan, tapi juga tentang tumbuhnya kepercayaan bahwa masa depan bisa lebih baik.

Pendapatan Bunga Bikin Cuan Bank Digital Kian Tebal
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:15 WIB

Pendapatan Bunga Bikin Cuan Bank Digital Kian Tebal

Pendapatan bunga bersih yang masih tumbuh tinggi, menjadi bahan bakar kenaikan laba bank digital hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:23 WIB

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik

BRIS dan JSMR masih lebih diuntungkan karena memiliki sentimen makro, serta dukungan BUMN, katalis belanja & transportasi di kuartal IV.

Prospek Positif Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Berkat Program Stimulus Pemerintah
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:17 WIB

Prospek Positif Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Berkat Program Stimulus Pemerintah

AMRT menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dari kebijakan dana bantuan tunai mengingat profil konsumennya dominan di kelas menengah-bawah.

Masuk ke LQ45 dan Rumor IPO Anak Usaha Bawa Saham EMTK Menguat
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 16:51 WIB

Masuk ke LQ45 dan Rumor IPO Anak Usaha Bawa Saham EMTK Menguat

Ke depannya performa saham EMTK akan sangat bergantung ke arah bisnisnya, terutama di sektor media dan digital.

Bakal Akusisi Mah Sing, Begini Rekomendasi Saham Dharma Polimetal (DRMA)
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 15:55 WIB

Bakal Akusisi Mah Sing, Begini Rekomendasi Saham Dharma Polimetal (DRMA)

DRMA terus mempercepat ekspansinya di sektor kendaraan listrik (EV) melalui platform Dharma Connect.

INDEKS BERITA

Terpopuler