Meski Sumber Dana Belum Jelas, Evergrande Disebut Telah Lunasi Kupon Tertunggak

Jumat, 29 Oktober 2021 | 11:53 WIB
Meski Sumber Dana Belum Jelas, Evergrande Disebut Telah Lunasi Kupon Tertunggak
[ILUSTRASI. Logo Evergrande Group di kantor pusatnya di Shenzen, Provinsi Guangdong, China, 26 September 2021. REUTERS/Aly Song/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Untuk kedua kalinya dalam jangka waktu satu pekan, Evergrande Group terhindar dari jerat default. Menurut sumber yang mengetahui, pengembang yang kemudian menjadi konglomerasi itu telah melunasi bunga obligasi dolar Amerika Serikat (AS) yang masa tenggang pembayarannya akan berakhir Jumat (29/10) ini. 

Evergrande, yang pernah menjadi pengembang terlaris di China, terhuyung-huyung memikul kewajiban bernilai lebih dari US$ 300 miliar. Situasi yang membekap Evergrande memicu kekhawatiran tentang dampak nasibnya terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu serta di pasar global.

Pengembang properti itu lolos dari jerat default pertama pada minggu lalu, dengan menyetor dana senilai US$ 83,5 juta untuk melunasi kupon bunga obligasi dolar AS. Dan pada Jumat ini, Evergrande harus melunasi kupon obligasinya yang lain, yang bernilai US$ 47,5 juta. 

Baca Juga: Ketidakpastian meningkat, rupiah berpotensi melemah pada Kamis (28/10)

Kegagalan untuk membayar pada batas waktu hari Jumat akan memicu cross default terhadap seluruh obligasi yang diterbitkan Evergrande di pasar internasional, yang memiliki nilai total US$ 19 miliar. Jika terjadi, itu merupakan nilai default korporasi terbesar kedua sepanjang sejarah.

Evergrande tidak menanggapi permintaan komentar Reuters. Sedang para sumber menolak untuk diidentifikasi dengan alasan sensitivitas masalah ini.

Reuters tidak dapat menemukan sumber dana yang digunakan Evergrande untuk melakukan pembayaran bunga. Bloomberg News, awal pekan ini, memberitakan bahwa otoritas di China telah mendesak pendiri Evergrande, Hui Ka Yan, untuk membayar utang perusahaannya dengan kekayaan pribadi.

Baca Juga: Wall Street menguat pada awal perdagangan Selasa (26/10)

Setelah sempat menguat di awal perdagangan, saham Evergrande berbalik arah dan melemah 0,8% menjelang akhir sesi perdagangan pagi di Hong Kong. Sedang Hang Seng, indeks acuan di bursa tersebut melemah 0,3% dalam Indeks Hang Seng. Indeks saham-saham properti di Tiongkok di bursa Hong Kong turun sekitar 0,9%, sementara indeks sektor properti China untuk kelas saham A merosot 3,6%.

Harga obligasi Evergrande menguat pada hari Jumat. Obligasi 11,5% yang jatuh tempo pada Januari 2023 melonjak lebih dari 9%, dan obligasi 12% Januari 2024 naik hampir 8% pada hari itu, demikian terlihat data Duration Finance.

Kendati menguat pada perdagangan hari ini, obligasi Evergrande masih terdiskon lebih dari 75% dari nilai nominalnya. Imbal hasil dari obligasi yang jatuh tempo 2023 hampir menyentuh 190%.

Salah satu pemegang obligasi mengatakan akan mempertahankan pandangan negatif, kendati Evergrande telah melakukan pembayaran kupon. “Saya berpikir mereka hanya mengulur waktu pada saat ini,” kata pemegang obligasi.

Evergrande melewatkan pembayaran kupon dari tiga obligasi dolar AS pada saat jatuh tempo dengan total hampir US$ 280 juta. Masing-masing seri itu jatuh tempo pada 23 September, 29 September dan 11 Oktober, dengan masa tenggang pelunasan hingga 30 hari untuk tiap obligasi.

Sepanjang November hingga Desember mendatang, Evergrande harus melunasi kupon dari obligasinya yang lain, dengan nilai total mendekati US$ 338 juta.

The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa pengembang melakukan pembayaran bunga, mengutip seseorang yang berbicara dengan syarat anonim.

Selanjutnya: Lesunya Ekonomi AS & China Bayangi Global

"Evergrande telah mencoba yang terbaik untuk memecahkan masalah likuiditas, tetapi agak sulit untuk mengumpulkan modal yang cukup untuk membayar semua utang," kata Cliff Zhao, kepala strategi di China Construction Bank International di Hong Kong.

“Saya pikir (akan) ada beberapa negosiasi antara Evergrande dan pemberi pinjamannya. Jadi, masih ada kemungkinan hair cut. Pasar masih membutuhkan waktu untuk mencerna dan memperhitungkan ini,” ujar dia

Kesulitan yang dihadapi Evergrande telah menjadi bola salju selama berbulan-bulan. Sumber daya perusahaan itu semakin tergerus, akibat memikul kewajiban yang masih. Nilai perusahaan pun hangus hingga 80%. Beberapa analis menganggap pada titik tertentu, Evergrande tak akan mampu menghindari dari default.

Bahkan ketika Evergrande mengamankan dana untuk melakukan pembayaran, pengembang Cina lainnya yang kekayaannya telah terkena kekhawatiran pasar atas krisis utang Evergrande telah meluncur ke default formal.

Fantasia Holdings Group Co Ltd, Sinic Holdings (Group) Co Ltd, China Properties Group Ltd dan Modern Land (China) Co Ltd semuanya telah gagal membayar kewajiban utang dolar bulan ini.

Pengembang lain dengan utang dolar yang signifikan telah mengusulkan perpanjangan jatuh tempo obligasi luar negeri atau melakukan restrukturisasi utang dalam pertemuan dengan regulator, kata sumber.

Dalam pertemuan dengan pengembang minggu ini, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) dan Administrasi Negara untuk Valuta Asing mengatakan kepada pengembang yang menghadapi jatuh tempo utang luar negeri yang besar untuk mengevaluasi risiko pembayaran dan melaporkan kesulitan.

Baca Juga: Properti China Tak Bisa Berlama-lama Tenang, Kekhawatiran Kali Ini dari Modern Land

NDRC juga meminta pengembang untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri, dan menjaga reputasi dan tatanan pasar mereka.

"Default selektif di pasar luar negeri secara tegas tidak dapat diterima oleh pihak berwenang, dan klarifikasi NDRC minggu ini harus meyakinkan investor luar negeri bahwa mereka akan diperlakukan secara adil bersama investor dalam negeri," kata ahli strategi DBS Wei Liang Chang dalam catatan klien.

Bahkan pengembang yang tidak gagal bayar telah melihat harga saham dan obligasi mereka melonjak. Pada hari Jumat, Chinese Estates Holdings Ltd mengatakan akan membukukan kerugian agregat HK$1,36 miliar pada tahun fiskal berjalan dari penjualan semua obligasi yang diterbitkan oleh rekan Kaisa Group Holdings Ltd.

Kekhawatiran atas dampak sistemik dari default oleh Evergrande telah melebarkan spread pada utang dolar China dengan imbal hasil tinggi ke level rekor karena investor menuntut premi risiko yang lebih tinggi.

Kecemasan nvestor mengakibatkan kenaikan biaya asuransi terhadap risiko default utang pemerintah China. Awal bulan ini, biaya tersebut menyentuh titik tertingginya sejak masa pandemi.

Selanjutnya: Tunas Baru Lampung (TBLA) Lagi-lagi Beli Kembali Obligasi Global Sebesar US$ 30 Juta

 

Bagikan

Berita Terbaru

Garuda Indonesia (GIAA) Disuntik Modal Rp 23,67 Triliun
| Jumat, 14 November 2025 | 07:35 WIB

Garuda Indonesia (GIAA) Disuntik Modal Rp 23,67 Triliun

Langkah strategis ini merupakan bagian dari rangkaian upaya penyehatan dan transformasi kinerja keuangan Garuda Indonesia Group.

IPO Sektor Keuangan Bisa Bawa Sentimen Positif
| Jumat, 14 November 2025 | 07:25 WIB

IPO Sektor Keuangan Bisa Bawa Sentimen Positif

Rencana sejumlah perusahaan sektor keuangan menggelar initial public offering (IPO) bisa membawa angin segar bagi saham sektor keuangan​

 Pasar Keuangan Tak Dalam, Penyebab Duit Orang Tajir Parkir di Luar Negeri
| Jumat, 14 November 2025 | 07:21 WIB

Pasar Keuangan Tak Dalam, Penyebab Duit Orang Tajir Parkir di Luar Negeri

Fenomena warga kaya Indonesia menempatkan dananya di luar negeri tinggi. Kondisi ini pula yang mendorong Himbara mengerek bunga deposito ​USD

Pemerintah Bidik Mobil Nasional Berproduksi 2027
| Jumat, 14 November 2025 | 07:20 WIB

Pemerintah Bidik Mobil Nasional Berproduksi 2027

Kemenperin telah menggelar pertemuan dengan Pindad untuk membahas secara komprehensif mengenai eksekusi program mobil nasional.

Uji Jalan Program B50 Dimulai Bulan Depan
| Jumat, 14 November 2025 | 07:00 WIB

Uji Jalan Program B50 Dimulai Bulan Depan

Rencananya uji jalan program B50 ini akan dimulai pada 3 Desember 2025 secara serentak di enam sektor industri.

Daya Beli Masyarakat Masih Lesu, MIDI Memangkas Target Ekspansi Gerai
| Jumat, 14 November 2025 | 06:57 WIB

Daya Beli Masyarakat Masih Lesu, MIDI Memangkas Target Ekspansi Gerai

MIDI melakukan revisi seiring masih lemahnya daya beli masyarakat di Tanah Air, khususnya di wilayah Jawa.

Lagi, Indikasi Ekonomi Tidak Baik-Baik Saja, Kinerja Emiten Kawasan Industri Layu
| Jumat, 14 November 2025 | 06:48 WIB

Lagi, Indikasi Ekonomi Tidak Baik-Baik Saja, Kinerja Emiten Kawasan Industri Layu

Lemahnya kinerja emiten kawasan industri hingga akhir kuartal III-2025 lantaran loyonya penanaman modal asing (PMA) sembilan bulan tahun ini.

IHSG Masih Rawan Koreksi di Akhir Pekan Ini
| Jumat, 14 November 2025 | 06:44 WIB

IHSG Masih Rawan Koreksi di Akhir Pekan Ini

IHSG masih rawan melanjutkan koreksi pada perdagangan Jumat (14/11), dengan support 8.353 dan resistance 8.384

Deretan Emiten Growth Stock Merajai Bursa
| Jumat, 14 November 2025 | 06:39 WIB

Deretan Emiten Growth Stock Merajai Bursa

Sejumlah saham dengan historis fundamental solid tergusur dari liga market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia 

Emiten Bersiap Tarik Pinjaman Bank di Tahun 2026, Ikhtiar Agar Bisnis Berbiak
| Jumat, 14 November 2025 | 06:36 WIB

Emiten Bersiap Tarik Pinjaman Bank di Tahun 2026, Ikhtiar Agar Bisnis Berbiak

Jika dana pinjaman bank dimanfaatkan dengan baik, bisa mempertebal margin perusahaan, sehingga laba per saham ikut naik.

INDEKS BERITA