ILUSTRASI. Eddy Porwanto saat diperkenalkan sebagai Direktur Keuangan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021). DOK/Setneg
Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Tedy Gumilar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan Indonesia Investment Authority (INA) menjadi asa emiten BUMN mengurangi beban keuangan. Namun, Fitch Ratings punya pendapat berbeda. Lembaga rating ini menilai, dalam jangka pendek, INA belum signifikan membantu BUMN karya mengurangi beban utangnya.
Penyebabnya, Fitch menilai modal INA relatif kecil dibanding jumlah utang BUMN. Terutama, BUMN yang bergerak di sektor konstruksi, tol, serta minyak dan gas.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Hanya Rp 5.000 untuk membaca artikel ini
Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran karena Google akan mengingat metode yang sudah pernah digunakan.