Moody's: Sektor Komoditas Masih Akan Tertekan, Sektor Properti Mulai Pulih

Selasa, 16 Juli 2019 | 20:01 WIB
Moody's: Sektor Komoditas Masih Akan Tertekan, Sektor Properti Mulai Pulih
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sektor yang berkaitan dengan komoditas masih akan menghadapi tekanan, sebagian besar perusahaan di Indonesia diperkirakan akan menunjukkan tren kredit yang stabil selama 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.

Dalam laporan terbarunya, Moody's Investors Service memperkirakan, lemahnya harga batubara termal dan minyak kelapa sawit akan membebani korporasi di sektor tersebut. Di sisi lain, Moody’s memperkirakan, permintaan di sektor properti akan pulih meskipun metrik kredit akan tetap lemah

Laporan Moody’s tersebut memberikan wawasan mengenai tema kredit utama yang berdampak pada 36 perusahaan di enam sektor selama 12 bulan hingga 18 bulan ke depan. Keenam sektor tersebut adalah minyak dan gas (migas), pertambangan batubara, minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO), properti, tekstil, dan telekomunikasi.

Moody's memperkirakan perkembangan peraturan dan ekonomi di Indonesia dan China akan membebani harga batubara termal selama 2019-2010.

Akibatnya, Vice President and Senior Credit Officer Moody's Jacintha Poh, mengatakan, pendapatan perusahaan pertambangan batubara akan lebih rendah sehingga melemahkan rasio utang dan kemampuan membayar bunga utang.

Sebanyak enam perusahaan batubara yang memperoleh peringkat dari Moody's akan terkena dampak tersebut. Beberapa perusahaan tersebut antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Di sektor migas, belanja modal yang besar akan membatasi kualitas kredit perusahaan migas yang memperoleh peringkat dari Moody's meskipun telah dimitigasi oleh peningkatan produksi migas.

Sementara di sektor CPO, Poh mengatakan, pendapatan akan sedikit meningkat bahkan ketika harga CPO tetap lemah.

Tren kredit di sektor properti dan telekomunikasi diperkirakan tetap stabil. Di sektor properti, Moody's memperkirakan, peningkatan sentimen pmebeli rumah dan fundamental industri properti yang mendukung akan menopang penjualan pemasaran yang lebih kuat untuk enam pengembang properti yang memperoleh peringkat dari Moody's.

Keenam pengembang properti yang dinilai oleh Moody's adalah PT Agung Podomoro Tbk (APLN), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Modernland Realty Tbk, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Meski begitu, Moody's mencatat, rasio utang keenam perusahaan pengembang properti tersebut akan tetap tinggi karena pertumbuhan didanai oleh utang.

Di sektor telekomunikasi, peningkatan penetrasi ponsel pintar dan peningkatan penggunaan data akan mendukung pertumbuhan pendapatan sebesar 5%-6%. Hal ini sejalan dengan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil.

Prospek paling positif dialami oleh dua perusahaan tekstil yang memperoleh peringkat dari Moody's. Pertumbuhan pendapatan kedua perusahaan tekstil akan tetap kuat didukung oleh ekspansi kapasitas dan tingkat pemanfaatan yang tinggi. Dua perusahaan tersebut adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler