KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan dana nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus tumbuh meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) berada di titik terendah sepanjang sejarah. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut kan, DPK perbankan tumbuh 8,8% year on year (yoy) menjadi Rp 7.126 triliun pada Agustus 2021.
LPS mencatat berdasarkan jenis simpanan, simpanan terbesar berupa deposito yang mencakup 40,1% dari total simpanan. Sementara kenaikan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan giro sebesar 2,5% month on month (mom).
Berdasarkan jenjang (tiering) nilai simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada simpanan di atas Rp 5 miliar yang mencakup 50% total simpanan. Kenaikan nominal terbesar juga terjadi pada simpanan nasabah tajir ini sebesar 2,5% mom dan 11,50% year to date (ytd).
Sementara tiering di bawah itu tidak banyak tumbuh. Sejak awal tahun hingga Agustus, simpanan nominal Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar misalnya hanya tumbuh 0,3%. Bahkan tiga bulan terakhir, simpanan di bawah Rp 100 juta melorot.
General Manager Divisi Wealth Management Bank BNI Henny Eugenia mengatakan, produk simpanan terbesar nasabah kelas satu di BNI atau BNI Emerald masih di tabungan. Tapi trennya perlahan sudah mulai beralih dari tabungan ke produk investasi baik reksadana maupun obligasi pemerintah.
"Walaupun secara keseluruhan masih banyak nasabah Emerald terutama di luar Jakarta yang dominan di deposito sebagai liquid asset mereka," paparnya, Kamis (30/9).
Bank BNI optimistis bisa terus meningkatkan pengumpulan dana masyarakat. Ini didorong kemudahan bertransaksi yang terus dikembangkan lewat mobile banking BNI. Salah satu penambahan fitur anyar di mobile banking Bank BNI adalah untuk pembelian produk reksadana dan obligasi ritel.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mencatatkan pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar sebesar 9,5% setahun terakhir. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, nilai simpanan nasabah non individu di atas Rp 5 miliar didominasi oleh deposito.
Khusus untuk nasabah wealth management di BRI, asset under management (AUM) tercatat mengalami pertumbuhan double digit dengan penyebaran aset alokasi yang bervariasi. "Berdasarkan data pertumbuhan jumlah nasabah kaya di Indonesia, diproyeksikan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang," ujar Aestika, Kamis (30/9).
Nasabah kaya naik
Dengan prospek membaiknya kondisi ekonomi seiring dilonggarkannya pembatasan aktivitas masyarakat, BRI optimistis akan ada peningkatan dari sisi jumlah nasabah yang menempatkan asetnya pada layanan wealth management perbankan.
Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Jasmin bilang jumlah nasabah prioritas tumbuh sekitar 11% setahun terakhir di BTN. Hingga saat ini, nasabah lembaga atau korporasi menyumbang 70% dari total DPK dan sisanya berasal dari nasabah ritel.
"BTN fokus ke depan untuk menggarap potensi nasabah ritel yang saat ini terus tumbuh dan dananya lebih sustainable. Sehingga porsi lembaga dan ritel bisa capai 50% banding 50%," imbuh Jasmin kepada KONTAN, kemarin.
Ia mengakui, saat ini DPK BTN masih didominasi oleh deposito yang menyumbang 60% terhadap total DPK. Ia melihat, nasabah di BTN lebih banyak menyimpan simpanan dibandingkan transaksi.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.