Nasabah Kaya Menumpuk Dana di Brankas Bank

Jumat, 01 Oktober 2021 | 06:55 WIB
Nasabah Kaya Menumpuk Dana di Brankas Bank
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan dana nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus tumbuh meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) berada di titik terendah sepanjang sejarah. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut kan, DPK perbankan tumbuh 8,8% year on year (yoy) menjadi Rp 7.126 triliun pada Agustus 2021.

LPS mencatat berdasarkan jenis simpanan, simpanan terbesar berupa deposito yang mencakup 40,1% dari total simpanan. Sementara kenaikan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan giro sebesar 2,5% month on month (mom). 
 
Berdasarkan  jenjang (tiering) nilai simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada simpanan di atas Rp 5 miliar yang mencakup 50% total simpanan. Kenaikan nominal terbesar juga terjadi  pada simpanan nasabah  tajir ini sebesar 2,5% mom dan 11,50% year to date (ytd). 
 
Sementara tiering di bawah itu tidak banyak tumbuh. Sejak awal tahun hingga Agustus, simpanan nominal Rp 500  juta hingga Rp 1 miliar misalnya hanya  tumbuh 0,3%. Bahkan tiga bulan terakhir, simpanan di bawah Rp 100 juta melorot.
 
General Manager Divisi Wealth Management Bank BNI Henny Eugenia mengatakan, produk simpanan terbesar nasabah kelas satu di BNI atau BNI Emerald  masih di tabungan. Tapi trennya perlahan sudah mulai beralih dari tabungan ke produk investasi baik reksadana maupun obligasi pemerintah.
 
"Walaupun secara keseluruhan masih banyak nasabah Emerald terutama di luar Jakarta yang dominan di deposito sebagai liquid asset mereka," paparnya, Kamis (30/9).
 
Bank BNI optimistis bisa terus meningkatkan pengumpulan dana masyarakat. Ini didorong kemudahan  bertransaksi  yang terus dikembangkan lewat mobile banking BNI. Salah satu penambahan fitur anyar di mobile banking Bank BNI adalah untuk pembelian produk reksadana dan obligasi ritel.
 
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mencatatkan pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar sebesar 9,5% setahun terakhir. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan, nilai simpanan nasabah non individu di atas Rp 5 miliar didominasi oleh deposito. 
 
Khusus untuk nasabah wealth management di BRI, asset under management (AUM) tercatat mengalami pertumbuhan double digit dengan penyebaran aset alokasi yang bervariasi. "Berdasarkan data pertumbuhan jumlah nasabah kaya di Indonesia, diproyeksikan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang," ujar Aestika, Kamis (30/9).
 
Nasabah kaya naik 
 
Dengan prospek membaiknya kondisi ekonomi seiring dilonggarkannya pembatasan aktivitas masyarakat, BRI optimistis akan ada peningkatan dari sisi jumlah nasabah yang menempatkan asetnya pada layanan wealth management perbankan. 
 
Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Jasmin bilang jumlah nasabah prioritas tumbuh sekitar 11% setahun terakhir di BTN. Hingga saat ini, nasabah lembaga atau korporasi menyumbang 70% dari total DPK dan  sisanya berasal dari nasabah ritel.
 
"BTN fokus ke depan untuk menggarap potensi nasabah ritel yang saat ini terus tumbuh dan dananya lebih sustainable. Sehingga porsi lembaga dan ritel bisa capai 50% banding 50%," imbuh Jasmin kepada KONTAN, kemarin.
 
Ia mengakui, saat ini DPK BTN masih didominasi oleh deposito yang menyumbang 60% terhadap total DPK. Ia melihat, nasabah di BTN lebih banyak menyimpan simpanan dibandingkan transaksi.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong
| Jumat, 15 November 2024 | 10:40 WIB

Pasar Obligasi Asia Bakal Tumbuh Subur, Indonesia Jadi Salah Satu Pendorong

China, Indonesia, India, dan Filipina diprediksi akan terus memimpin pertumbuhan pasar obligasi di Asia.​

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta
| Jumat, 15 November 2024 | 07:15 WIB

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta

TOBA akan menjual seluruh saham  di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan
| Jumat, 15 November 2024 | 07:10 WIB

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan

POLU menggandeng Oracle Dermatology dari Korea Selatan.dan berupaya menghadirkan layanan dermatologi internasional di Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler