Nasib Investor Aset Kripto Saat Platform Asing Berguguran

Jumat, 08 Juli 2022 | 04:45 WIB
Nasib Investor Aset Kripto Saat Platform Asing Berguguran
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jatuhnya harga aset kripto membuat berbagai platform aset kripto berguguran. Beberapa di antaranya adalah Three Arrow Capital, Celcius Network, Babel Finance dan Vauld. Teranyar, ada Voyager yang mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Ini menimbulkan kekhawatiran platform kripto di Indonesia akan bernasib serupa. Tapi CEO Triv Gabriel Rey menepis kekhawatiran tersebut. Menurut dia, platform exchange kripto di Indonesia telah diregulasi dengan ketat, sehingga meminimalisir kemungkinan bangkrut. 

Salah satu aturan yang wajib dipenuhi adalah modal disetor minimal Rp 50 miliar. Sementara di luar negeri, persyaratan lebih longgar. "Di Indonesia jika ingin menutup exchange, ada berbagai syarat dan harus mendapat persetujuan Bappebti," jelas Gabriel. 

Baca Juga: Industri Kripto Indonesia Diyakini Bisa Bertahan dari Badai Tekanan Pasar Global

Tapi, Gabriel menyebut, kondisi bearish saat ini memang memukul volume transaksi. Aktivitas trading di Triv menurun 20% seiring dengan turunnya harga aset kripto.

Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh K. Harmanda tak menampik kondisi saat ini telah menekan volume trading aset kripto di Indonesia. Ia menyebut, hingga akhir Mei 2022, volume transaksi secara keseluruhan mencapai Rp 196 triliun. Padahal, sepanjang 2021, volume trading kripto di Indonesia Rp 860 triliun.

Tapi investor kripto masih naik jadi 14 juta di Mei 2022 dari akhir 2021 sebanyak 11 juta. Ke depan, Manda yakin jumlah investor kripto di Indonesia masih akan tumbuh. "Ada riset menyebut pada 2024-2025 investor kripto bisa mencapai 11% jumlah penduduk, artinya bisa mencapai hampir 29 juta," kata dia. 

Ketua Indonesia Crypto Consumer Association (ICCA) Rob Rafael Kardinal berharap, investor kripto tidak hanya melihat faktor harga saat masuk ke kripto. Investor juga mengetahui aspek fundamental atau utility. Sebab hal tersebut menjadi tolak ukur potensi aset kripto. 

Karena itu, masih harus ada edukasi bagi masyarakat agar bisa menganggap aset kripto layaknya aset kelas lain. Pembelian harus berdasarkan riset fundamental. 

Baca Juga: Potensi Besar, Industri Kripto Indonesia Diyakini Bakal Kembali Menggeliat

Bagikan

Berita Terbaru

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:40 WIB

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru

TOTL menerima nilai kontrak baru senilai Rp4,4 triliun per Oktober 2024. Perolehan ini melampaui target awal TOTL sebesar Rp 3,5 triliun.

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:30 WIB

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun

Keberadaan pameran otomotif diharapkan mampu mendorong penjualan mobil baru menjelang akhir tahun ini.

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:25 WIB

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia

Menurut INACA, Lion Air Group menguasai 62% pasar penerbangan domestik di Indonesia, khususunya segmen LCC.

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:20 WIB

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat

Masalah likuiditas membuat produk terstruktur kurang diminati. Berdasarkan data KSEI, AUM ETF sebesar Rp 14,46 triliun hingga Oktober 2024.

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:15 WIB

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan

Rakyat harus cerdas dan kritis dalam membaca peta pertarungan politik di ajang pilkada pada saat ini.

Darurat Judi Online
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:10 WIB

Darurat Judi Online

Pemerintah harus berupaya keras menumpas judi online lewat beragam aspek tidak hanya pemblokiran semata.

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:05 WIB

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar

Hasil lawatan Presiden Prabowo Subianto menjaring komitmen investasi jumbo dari China dan Inggris senilai US$ 18,5 miliar.

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:00 WIB

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat

Pertumbuhan permintaan pembiayaan multifinance di segmen multiguna masih akan berlanjut hingga tahun depan

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

INDEKS BERITA

Terpopuler