Nasib Saham Himbara

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari tahun ke tahun, sektor keuangan yang disokong oleh bank-bank besar memberikan porsi terbesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tetapi harga saham-saham perbankan besar big four terus tertekan dalam beberapa waktu belakangan.
Alhasil, porsi sektor keuangan terhadap IHSG pun turun menjadi hanya 10%. Bandingkan dengan posisi akhir 2022 yang masih 13%.
Empat dari lima bank beraset terbesar di Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terhimpun dalam Himpunan Bank Negara (Himbara). Tiga dari empat bank dengan market cap terbesar di bursa dengan aset lebih dari Rp 1.000 triliun adalah Himbara.
Bank-bank Himbara juga berkontribusi lebih dari setengah aset total BUMN Indonesia dengan porsi dividen yang juga signifikan. Artinya, posisi bank-bank BUMN ini sangat penting bagi pemerintah.
Pemerintah kini memproses pemisahan BUMN dari birokrasi dengan menempatkan sovereign wealth fund (SWF) Danantara sebagai pemegang saham. Apakah artinya BUMN tidak harus menjalankah mandat penugasan langsung karena akan lebih fokus pada bisnis?
Pada pengalaman sebelumnya, pemerintah memberikan penugasan langsung kepada BUMN Karya untuk menggarap proyek infrastruktur secara besar-besaran. Bisa dibilang, BUMN-BUMN ini kewalahan alias overcapacity. Buktinya, BUMN-BUMN Karya akhirnya berutang banyak, gagal bayar, dan berujung pada jebloknya saham di pasar.
Memang ada mismanagement di beberapa BUMN. Tetapi pemerintah perlu tetap melihat kapasitas sapi perah yang dimiliki agar tetap sehat dan menghasilkan.
Tak luput dari mandat, bank-bank BUMN juga menghadapi rencana hapus buku kredit macet UMKM, penyempitan subsidi bunga KUR, serta penugasan untuk memberikan kredit bagi pihak yang mungkin sebenarnya tidak bankable.
Belajar dari BUMN Karya, pemerintah perlu hati-hati sebelum memaksakan kebijakan bagi bank-bank BUMN yang menyumbang kapitalisasi pasar besar di bursa. Untuk memaksa bank-bank menurunkan bunga kredit, bolehlah, asal dengan kebijakan yang tidak simpang siur.
Margin bank Indonesia masih lebih besar ketimbang negara ASEAN sehingga laba bank tidak akan menciut banyak. Tapi mengingat ungkapan bahwa pasar saham merupakan cermin realitas dalam setidaknya enam bulan ke depan, apakah artinya ada tanda-tanda buruk bagi sektor keuangan?