Neraca Kesejahteraan Pengadil yang Tak Adil

Senin, 30 September 2024 | 03:57 WIB
Neraca Kesejahteraan Pengadil yang Tak Adil
[ILUSTRASI. Palu persidangan.]
Achmad Fauzi | Wakil Ketua Pengadilan Agama Probolinggo; Mahasiswa Program Doktor FIAI UII Yogyakarta

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerakan hakim menuntut kesejahteraan kembali mencuat. Selama 12 tahun  gajinya tak naik, sedangkan tingkat inflasi setiap tahun berkisar 1,68% hingga 8,38%. Negara tidak adil memperlakukan hakim. Mereka dimiskinkan agar rentan disogok. Butuh komitmen pemerintah agar cita negara hukum bukan utopia. 

Menurut perspektif ekonomi, upaya mengerek bandul kesejahteraan hakim bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, insentif sebagai instrumen fiskal untuk meningkatkan kinerja. Kenaikan gaji memberikan efek domino untuk bekerja lebih efisien dan adil. Secara teori, penghargaan finansial kepada hakim mendorong motivasi yang lebih tinggi untuk menjaga standar profesionalisme dan kualitas etika. Hakim akan lebih meningkatkan kualitas putusan dan pelayanan peradilan.

Baca Juga: Bongkar Pasang Posisi 10 Taipan Terkaya di Indonesia, dalam Satu Dakade Terakhir

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Awal Pekan di Akhir Bulan, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 30 September 2024 | 05:36 WIB

Awal Pekan di Akhir Bulan, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Ada enam emiten yang bisa menjadi ide trading atau investasi hari ini. 

Jika Tak Ingin Gagal, Pengembangan Lumbung Pangan Merauke Perlu Perencanaan Matang
| Senin, 30 September 2024 | 03:58 WIB

Jika Tak Ingin Gagal, Pengembangan Lumbung Pangan Merauke Perlu Perencanaan Matang

Dari sekian banyak proyek food estate, keberhasilannya sangat kecil.

Otot Rupiah Menanti Kebijakan Fiskal Pemerintah Baru
| Senin, 30 September 2024 | 03:57 WIB

Otot Rupiah Menanti Kebijakan Fiskal Pemerintah Baru

Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah juga jadi perhatian. 

Neraca Kesejahteraan Pengadil yang Tak Adil
| Senin, 30 September 2024 | 03:57 WIB

Neraca Kesejahteraan Pengadil yang Tak Adil

Apabila gaji hakim dinaikkan dianggap membebani fiskal negara.

Deposit Judi Online di E-Wallet Capai Rp 4,53 Triliun
| Senin, 30 September 2024 | 03:57 WIB

Deposit Judi Online di E-Wallet Capai Rp 4,53 Triliun

Aktivitas judi online masih marak terjadi dengan memanfaatkan platform dompet digital. 

Indonesia Berjibaku Mengurai Hambatan Ekspor ke Eropa dan Amerika
| Senin, 30 September 2024 | 03:57 WIB

Indonesia Berjibaku Mengurai Hambatan Ekspor ke Eropa dan Amerika

Sejumlah aturan di Uni Eropa dan Amerika Serikat mengganjal produk ekspor Indonesia.

Surat Utang Multifinance Bakal Semarak
| Senin, 30 September 2024 | 03:57 WIB

Surat Utang Multifinance Bakal Semarak

membuat penerbitan obligasi multifinance diramal bakal makin semarak.

Purna Bakti
| Senin, 30 September 2024 | 03:56 WIB

Purna Bakti

Pensiunan yang tidak memegang jabatan dan kekuasaan lagi memang bisa menjadi orang yang tersingkir.

Produk Nikel Indonesia Dicap Hasil Kerja Paksa Oleh AS, Ada Kampanye Dirty Nickel?
| Minggu, 29 September 2024 | 23:25 WIB

Produk Nikel Indonesia Dicap Hasil Kerja Paksa Oleh AS, Ada Kampanye Dirty Nickel?

Amerika Serikat memasukkan produk nikel Indonesia ke dalam daftar produk yang dibuat menggunakan kerja paksa.

LABA Terus Geber Langkah Transformasi, Sahamnya Melorot Usai Capai ATH
| Minggu, 29 September 2024 | 22:38 WIB

LABA Terus Geber Langkah Transformasi, Sahamnya Melorot Usai Capai ATH

PT Green Power Group Tbk (LABA) mengumumkan akan membentuk dua perusahaan gabungan.

INDEKS BERITA

Terpopuler