NFT Beku Terkena Efek Crypto Winter

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 04:15 WIB
NFT Beku Terkena Efek Crypto Winter
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Youtuber Logan Paul merugi gara-gara berinvestasi di non fungible tokens (NFT). Paul mengoleksi NFT Azuki di harga US$ 623.000. Namun harga karya seni digital tersebut kini tinggal sebesar US$ 10.

Pada kuartal III tahun ini, penjualan NFT secara global dan di Indonesia memang turun tajam. Data tracker blockchain Dappradar menunjukkan, sebagaimana dikutip Reuters, penjualan NFT cuma mencapai US$ 3,4 miliar pada kuartal III-2022. 

Padahal di kuartal dua penjualannya masih sebesar US$ 8,4 miliar. Malah, di kuartal I-2022, penjualan NFT mencapai US$ 12,5 miliar, level puncak penjualan NFT.

Baca Juga: Sempat Hits, Pasar NFT Kini Terus Menurun

Sementara itu, volume perdagangan NFT, menurut data Dune Analystics, turun 97%. Di Januari 2022 volume penjualan masih sebesar US$ 17,2 miliar. Per September, volume tinggal US$ 466,9 juta.

Nilai penjualan NFT di berbagai balai lelang besar juga merosot tajam. Art Market Research mencatat, total penjualan NFT di rumah lelang Christie's, Sotheby's, Phillips dan Bonhams sejak awal awal tahun cuma £ 8,4 juta. Setahun sebelumnya, total nilai lelang NFT di balai lelang tersebut £ 127 juta.

CEO OpenSea Devin Finzer, seperti dikutip Reuters, menjelaskan, penurunan ekonomi global dan crypto winter menekan pasar NFT. Sekadar info, crypto winter adalah istilah yang menggambarkan kondisi bearish di pasar kripto.

CEO Triv Gabriel Rey juga membenarkan, volume perdagangan NFT terus menurun. Alhasil, harga karya seni virtual ini ikut ambles. "Ini juga karena turunnya minat investor terhadap NFT, sehingga tidak mendukung harganya," jelas Gabriel, Jumat (14/10). 

Ambil contoh volume perdagangan Axie Infinity. Ini adalah NFT paling populer yang diperdagangkan di Triv. Menurut Gabriel, volume perdagangan Axie Infinity mengalami penurunan sekitar 30%-40% dari volume di 2021. 

Baca Juga: Siap Memasuki Dunia NFT, Grid Network Merilis Koleksi NFT Gajah Monster

Head of TokoMall Tokocrypto, Lee Anderson juga mengatakan transaksi NFT di TokoMall merosot. "Secara volume kami melihat adanya tren penurunan. Namun, belum bisa disebut detail komparasinya dibanding tahun lalu, mengingat platform kami baru diluncurkan Agustus 2021," kata dia.

Co-founder CryptoWatch Christopher Tahir menambahkan, minat pasar terhadap NFT juga turun karena kebanyakan NFT tidak memiliki kegunaan alias use and case yang jelas. "Jadi tidak heran akhirnya orang-orang menjual, terutama yang sudah terlanjur over leverage dengan posisi mereka," ujar dia. 

Gabriel menilai, prospek NFT sudah kurang menarik dan cukup menantang. Selain itu, dia menyebut, investor NFT di Indonesia jumlahnya tidak banyak, lantaran mayoritas berusaha menjual NFT dan bukan menjadi investor.

Kendati begitu, Gabriel menuturkan, masih ada sebagian NFT yang menarik buat investasi. Ia menyarankan investor memilih NFT hasil karya artis yang memiliki rekam jejak baik. Gabriel mencontohkan, NFT karya seniman Banksy yang karyanya merangkak naik. "Jangan beli NFT karena hype," tegas dia.

Lee juga menilai pasar NFT bisa kembali positif. Alasannya, ke depan NFT juga dikembangkan dengan konsep meet reality. Jadi, pembeli NFT tidak hanya bisa mengoleksi karya seni digital, tapi juga mendapatkan pengalaman di dunia nyata.             

Baca Juga: Momen The Merge Berpotensi Mendorong Harga Ethereum Menanjak                      

Bagikan

Berita Terbaru

Ada 10 Token Unlock di Bulan Oktober, Simak Dampaknya ke Market Kripto
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 10:25 WIB

Ada 10 Token Unlock di Bulan Oktober, Simak Dampaknya ke Market Kripto

Periode token unlock bisa menunjukkan seperti apa tingkat kepercayaan manajemen dan pemilik terhadap masa depan aset kriptonya.

Volatilitas Harga Batubara Dunia Masih Menekan Prospek Bisnis dan Saham PTBA
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:54 WIB

Volatilitas Harga Batubara Dunia Masih Menekan Prospek Bisnis dan Saham PTBA

Meski permintaan dari Tiongkok menurun, PTBA berhasil menjaga kinerja ekspor dengan memperluas penetrasi ke pasar ekspor di negara lain. 

Perputaran Ekonomi MotoGP Capai Rp 4,8 T
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Perputaran Ekonomi MotoGP Capai Rp 4,8 T

Angka ini mencakup berbagai sektor, mulai dari akomodasi, transportasi, konsumsi kuliner, hingga belanja produk kreatif lokal

Sentil Delapan Provinsi dengan Inflasi Tinggi
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:36 WIB

Sentil Delapan Provinsi dengan Inflasi Tinggi

Meski sebagian besar daerah menunjukkan perbaikan harga pangan, masih ada kota dan kabupaten yang inflasinya tergolong tinggi

Perak Pecahkan Rekor Harga Tertinggi, Efeknya ke BRMS dan MDKA Masih Mini
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:31 WIB

Perak Pecahkan Rekor Harga Tertinggi, Efeknya ke BRMS dan MDKA Masih Mini

Emiten pertambangan mengaku tak memiliki rencana bisnis khusus untuk meningkatkan produksi perak mereka.

Pemerintah Masih Siapkan Dim Sum Bond
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Pemerintah Masih Siapkan Dim Sum Bond

Pemerintah memastikan penerbitan Dim Sum Bond, masih sesuai jadwal yang direncanakan, yakni di kuartal IV-2025. 

Ada Rotasi Dana investor Lokal Ke Sektor Unggas, Saham CPIN dan JPFA Jadi Pilihan
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Ada Rotasi Dana investor Lokal Ke Sektor Unggas, Saham CPIN dan JPFA Jadi Pilihan

Katalis utama berasal dari kenaikan konsumsi rumah tangga, stabilnya harga jagung dan DOC, serta penurunan biaya pakan dibanding semester I.

Harga Batubara Belum Akan Kemana-mana, Investor Disarankan Selektif Pilih Saham
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 07:33 WIB

Harga Batubara Belum Akan Kemana-mana, Investor Disarankan Selektif Pilih Saham

Hingga pengujung 2025 harga batubara diperkirakan akan bergerak sideways di kisaran US$ 90 hingga US$ 120 per ton.

Tekanan pada Rupiah  Masih Akan Tinggi pada Selasa (7/10)
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 06:50 WIB

Tekanan pada Rupiah Masih Akan Tinggi pada Selasa (7/10)

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Senin (6/10)

Target Dikejar, Risiko Shortfall Pajak Mengintai
| Selasa, 07 Oktober 2025 | 06:29 WIB

Target Dikejar, Risiko Shortfall Pajak Mengintai

Setoran masih seret dan hilangnya potensi penerimaan pajak berisiko memperlebar shortfall                     

INDEKS BERITA

Terpopuler