Nickel Mines Membeli 70% Saham Proyek Pengolahan Nikel di Indonesia

Rabu, 08 Desember 2021 | 09:31 WIB
Nickel Mines Membeli 70% Saham Proyek Pengolahan Nikel di Indonesia
[ILUSTRASI. Baterei kendaraan listrik yang sudah terpakai. Krefeld, Jerman, 16 November 2017. REUTERS/Wolfgang Rattay]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Nickel Mines Ltd pada Rabu (8/12) mengatakan akan mengakuisisi 70% saham di proyek Oracle Nickel di Indonesia melalui kesepakatan bernilai US$ 525 juta, atau setara Rp 7,5 triliun lebih.

Keikutsertaan dalam proyek di Indonesia itu membuka jalan bagi perusahaan asal Australia tersebut untuk masuk ke dalam kelompok 10 produsen komoditas terbesar di dunia.

Dalam kesepakatan tersebut, Nickel Mines akan membayar perusahaan investasi Shanghai Decent Investment (Group) Co Ltd senilai US$ 371 juta, atau Rp 5,3 triliun lebih. Nickel Mines juga wajib menyediakan dana tambahan hingga US$154 juta (Rp 2,2 triliun) untuk pembangunan proyek.

Baca Juga: Harga logam industri menguat tersokong produksi yang belum pulih

Shanghai Decent, unit dari Tsingshan Holding Group China, produsen baja tahan karat terbesar di dunia, akan mengawasi desain dan konstruksi Oracle Nickel. Tahap commissioning empat jalur produksi akan dimulai selambat-lambatnya Februari 2023.

Biaya konstruksi aktual untuk proyek tersebut, bersama dengan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 380 megawatt, tidak akan melebihi US$ 750 juta (Rp 10,75 triliun), demikian pernyataan perusahaan tambang itu.

Nikel merupakan komoditas tambang yang sangat diminati saat ini, mengingat logam tersebut merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik. Di saat dunia bergerak menuju transportasi yang lebih bersih dan teknologi emisi yang lebih rendah, permintaan terhadap nikel pun melonjak.

Baca Juga: Pertamina canangkan target penurunan emisi karbon 81,4 juta ton CO2 pada 2060

Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.

Pada bulan Oktober, perusahaan tambang Australia meningkatkan sahamnya di proyek Angel Nickel di Indonesia setelah membeli tambahan 30% saham dari unit Tsingshan Group.

“Kesepakatan tersebut akan membantu Nickel Mines meningkatkan produksi nikel hingga lebih dari tiga kali lipat produksi saaat ini, dan arus kas operasional selama 15 bulan ke depan," kata Managing Director Justin Werner.

“Nickel Mines akan duduk dengan nyaman di antara 10 produsen global teratas dan bisa dibilang sebaga produsen nikel murni terbesar di dunia, yang tercatat di bursa,” katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:30 WIB

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa

Volatilitas tinggi di pasar valuta asing memerlukan kehati-hatian dan sesuaikan dengan profil risiko

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:20 WIB

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis

DRMA sedang merampungkan akuisisi PT Mah Sing Indonesia. Akuisisi 82% saham perusahaan komponen plastik tersebut mencatat nilai Rp 41 miliar.

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:17 WIB

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi

Melihat rencana bisnis PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang tengah memperkuat portofolio produk berbasis teknologi

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:55 WIB

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan

Risiko tinggi bikin asuransi fintech lending sulit dibuat dan butuh persiapan yang sangat matang agar tidak menambah risiko

Menakar Plus Minus Produk Pembiayaan untuk Investasi Reksadana
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:50 WIB

Menakar Plus Minus Produk Pembiayaan untuk Investasi Reksadana

Bank Sinarmas resmi meluncurkan fasilitas kredit untuk produk reksadana milik PT Surya Timur Alam Raya Asset Management. 

United Tractors (UNTR) Gali Bisnis Tambang Mineral
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:30 WIB

United Tractors (UNTR) Gali Bisnis Tambang Mineral

UNTR sedang menuntaskan proses untuk mengakuisisi Proyek Doup, tambang emas yang saat ini dimiliki oleh PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).

INDEKS BERITA

Terpopuler